⑅⃝⋆ Ƥ𝐚𝓻𝐭 12

12.9K 951 15
                                    

𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪
________𝓸0𝓸_______________



Ada yang salah dengan sosok di depannya. Laut benar-benar tak bisa menahan rasa herannya saat sosok yang biasanya ricuh itu kini hanya diam dan terus menutup mulutnya. Bahkan hanya untuk menatapnya saja sosok itu enggan. Laut tak nyaman, entahlah mungkin karena ia biasanya berhadapan dengan tingkah aktif bin menyebalkan dari sosok Ilana.

"Kenapa lo?" akhirnya Laut melontarkan kata yang dari tadi ia tahan akibat rasa gengsi yang melambung tinggi. Lelaki itu menatap lamat-lamat wajah Ilana yang hanya duduk diam di atas lemari, tempat nongkrongnya selama ini.

Sosok Ilana menunduk, memilin baju seragamnya yang kusut tak terawat. Bahkan sisa noda merah pekat yang tak ia tahu apa belum terlepas sedari dulu.

"Gue lagi sedih." ujarnya dengan bahu merosot ke bawah.

Laut mengangkat alisnya. Lelaki itu menuangkan sebotol wine yang ia bawa masuk ke lingkungan sekolah secara diam-diam. Laut melipat kakinya, kemudian meneguknya.

"Karena?" tanyanya.

"Itu anu itu." ujarnya setengah-setengah membuat Laut yang memang tidak sabaran itu gemas pengen menyekik sosok yang lagi cosplay jadi Kang Sad.

"Dih apa? Yang jelas-jelas kalo ngomong." serobot lelaki itu.

Sosok Ilana mengangkat kepalanya. Bibirnya melengkung ke bawah mengundang rasa heran di diri Laut.

"Kenapa sih lo?" decaknya.

Pergerakan sosok itu berikutnya membuat Laut membelalakan matanya. Ia menatap horor Ilana yang melompat ke arahnya lalu duduk di pangkuan lelaki itu dengan posisi saling berhadapan.

Byurr

Ilana memejamkan matanya saat wine di mulut Laut bercampur air liur surga kehidupan membersihkan wajahnya yang sedikit kusam oleh campur tangan debu membandel.

"LO NGAPAIN?! Turun!" teriak Laut kesal setengah mati.

Ilana menggeleng.

"Gue mau curhat ini!" celotehnya dengan wajah menyedihkan.

Laut mengangkat alisnya.

"Huh jadi gini. Lo kenal Kanya kan??" ujar Ilana. Laut menggeleng dengan polos. Ada banyak makhluk seperti Mamanya di sekolah ini. Bahkan sampai seribuan? Dan mungkin makhluk bernama Kanya itu ada beberapa orang.

"Lanjut." ujar Laut.

Ilana menghembuskan napasnya.
"Tadi siang itu gue jalan-jalan keliling sekolah. Nggak sengaja gue nyempil di kelasnya Kanya. Masa dia gosipin gue. Dia bilang gue hantu!" pekik Ilana.

Laut mendatarkan wajahnya.
"Lahh bukannya lo emang hantu? Lo nya aja yang nggak sadar diri." celetuk lelaki itu dengan santai. Sosok Ilana melotot. Ia memukul bahu lelaki itu dengan kesal.

"Gue udah bilang! Gue bukan hantu! Gue cewek tulen sejenis manusia. Kalian kenapa sih ngira gue hantu?!" marahnya.

Laut bukannya takut malahan tertawa.
"Ini nih jenis hantu nggak sadar diri. Sadar Lana, lo mikir-mikir dulu tentang diri lo. Lo sendiri nggak aneh apa? Lo nggak bisa diliat orang-orang, lo bisa nembus dinding, lo bisa melayang, lo nggak mati walau gue lempar dari lantai ini, dan juga... Lo nggak bisa liat penampilan lo sekarang." ujar Laut mendorong kening Ilana.

Lautan Ilana ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang