⑅⃝⋆ Ƥ𝐚𝓻𝐭 9

15.5K 970 7
                                    

𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪
________𝓸0𝓸_______________


Bunyi bel menggema menandakan kegiatan belajar berganti ke waktu makan siang. Murid-murid berhamburan ke caferia untuk mengisi perut yang sudah memberontak ingin mendapatkan asupan.

Laut, Saga, dan Levi berjalan beriringan menuju ke sana. Ketiganya selalu tak lepas dari perhatian siswa-siswi lain.

"Kiwww cantik." goda Laut pada siswi-siswi yang mereka lalui. Mendapatkan sapaan dari si buaya, mereka langsung meresponnya dengan pekikan, tak peduli dengan tabiat asli lelaki itu. Geng cocobew memang tidak waras, dan mungkin saja kehadiran Ravin sebagai anak lugu diantara mereka akan terkontaminasi virus tak lama lagi. Mereka jamin.

"Ayy Bang Vinnn." Levi langsung mengambil duduk di samping Ravin yang sudah duluan di sana. Lelaki berkacamata itu hanya membalas dengan senyum kikuk.

"Ravin nggak nyaman duduk di samping lo. Aura jelek lo keluar Lev." ejek Saga.

Levi mendelik dan langsung menendang betis Saga yang duduk di depannya.
"Rasain lo." sungut lelaki itu.

"Sakit nying! Dasar cowok gamon." sindir Saga nyinyir.

"Ck gue laper, dan gue nggak bakal kenyang liat lo berdua cekcok. Cepet pesenin." sungut Laut.

"Biar gue pesenin." ujar Ravin.

"Ehh baik banget Bang, makin sayang deh." ujar Levi.

"Buset lo Lev, kek pedofil aja." ejek Saga.

"Diem lo kutil badak." sela Levi melempar kacang goreng milik Ravin mengenai Saga.

Laut berdecak dan merogoh kantongnya, ia memberikan beberapa lembar uang pada Ravin.
"Samain aja semua sama kek punya lo." ujarnya. Ravin mengangguk dan segera bergegas memesan makanan untuk ketiga temannya.

"Levv itu ada Teyya." ujar Laut sambilan menepuk-nepuk bahu Levi yang masih adu bacot dengan Saga. Mendengar nama itu, Levi langsung duduk tegap.

"Mana-mana?" tanyanya.

"Di pintu caferia nyet." ujar Laut. Saga dan Levi mengikuti telunjuk Laut. Dan benar saja ada seorang gadis berambut pendek sedang berdiri bersama Kanya. Keduanya tampak mencari tempat kosong di setiap sudut caferia.

Saat matanya bertubrukan dengan Levi, lelaki itu langsung mengalihkan tatapan ke arah lain, lalu pura-pura sibuk dengan ponselnya.

"Lev Lev, dia mau ke sini Lev." ujar Saga menepuk-nepuk bahu sohibnya.

"Diem lo nyet." bisik Levi.

Laut bersandar pada bangkunya, lalu bersiul saat kedua gadis itu melewati meja mereka. Setelah merasa Teyya sudah menjauh, Levi perlahan mengangkat wajahnya. Lelaki itu memasang wajah kesal melihat kedua sahabatnya tertawa kencang.

"Ketawa aja lo berdua! Sampe tuh gigi copot." dengusnya.

Laut mengusap sudut matanya yang berair dan mulai meredakan tawanya.
"Gamon gamon. Apatuh gamon?" tanya Laut.

Lautan Ilana ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang