⑅⃝⋆ Ƥ𝐚𝓻𝐭 29

10.9K 911 26
                                    

𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪
________𝓸0𝓸_______________



"Good morning duniaaa, mulai hari dengan membuka mata."

Laut melirik sekilas pada sosok yang baru saja bangun dari tidur nyenyaknya di atas lemari. Lelaki itu duduk sambil memakai sepatunya sesekali menyantap sarapan paginya. Ilana langsung melompat turun, dan melayang ke arah Laut.

Cup

Dengan ogah-ogahan lelaki itu mencium pipi Ilana yang cengar-cengir. Dan sosok itu balik membalas dengan mencium pipi kiri lelaki itu. Laut berdehem dan tetap mempertahankan sikap coolnya, walaupun rona mereka tidak akan bisa menghilang dari wajahnya.

"Hari ini lo ujian semester kan? Semangat ujiannya!" celoteh Ilana dengan menggebu-gebu.

"Hm." dehemnya cuek.

Sosok Ilana berkacak pinggang, sebelah tangannya ia gunakan untuk menepuk-nepuk rambut lebat Laut yang duduk di sofa.
"Nggak nyangka bentar lagi lo tamat dari sekolah ini. Sedih juga kalo lo ninggalin gue sendirian nanti." ujarnya mengeluh.

Laut mengangkat alisnya.
"Masih ada sekitar 3 minggu lagi sebelum ujian kelulusan. Lagian bentar lagi lo bakalan kembali ke tubuh lo." ujarnya lelaki itu.

Sosok Ilana mengangguk tak semangat.
"Ya biarpun gitu Lala, setelah gue kembali, kita nggak bakalan sedekat sekarang. Gue nggak bisa ngintilin lo kemana-mana, gue nggak bisa hajar cewek centil yang deketin lo, gue nggak bebas nempelin lo dan buat lo kesel." curhatnya dengan bibir mengerucut.

Laut berdecih sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
"Bilang aja lo nggak tahan nggak bisa mesumin gue lagi." cibirnya tepat sasaran. Sosok Ilana cengengesan.

"Nahhh itu juga." ujarnya membenarkan.

"Cihhh dasar cabul. Mending lo balas budi sama gue sekarang dengan bantuin gue nyontek di ujian nanti." celetuk Laut.

Sosok Ilana cengo sambil menggaruk pipinya.
"Balas budi karena apa La?" tanyannya.

Laut menyugar rambutnya dan menatap sosok itu dengan tatapan malas.
"Balas budi karena lo udah numpang di sini dan gue udah mau bantu lo nemuin tubuh lo." ujarnya dengan songong.

Sosok Ilana mengerjap.
"Wahhh Laut suka pamrih bahh." celotehnya.

"Iya dong, enak aja lo nggak balas budi." cibir lelaki itu.

"Hemmm yaudah dehh boleh." putus Ilana dengan pasrah.

Sesampainya di kelas, Laut langsung bergabung di samping Levi yang sedang menidurkan kepalanya di atas meja. Kantong mata lelaki itu begitu terlihat dengan kentara tanda jika tidurnya tidak begitu nyengak semalam.

"Kenapa lo?" tanya Laut.

"Semalam nggak tidur dianya bos, begadang baca buku." sahut Saga yang memutar kursinya menghadap ke arah mereka.

Laut menatap horor teman sebangkunya, matanya hampir saja keluar dari cangkangnya.
"Dia habis makan apa kemarin Sa?" tanya Laut tanpa suara.

Saga mengedikan bahu tanda tidak tahu. Melihat Saga yang sudah memutar kursinya, Alkan juga ikut-ikutan.
"Dia ngikutin Ravin bos semalam. Ravin ngomel semalam. Cowok itu bilang mending belajar dari pada main game terus." celetuk Alkan.

Laut masih tak percaya. Ia tidak tidur asrama selamam, melainkan di markas. Sedangkan teman-temannya masih belum punya nyali menginap malam-malam.

"Le, lo lagi ada masalah ya?" tanya Laut.

Lautan Ilana ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang