⑅⃝⋆ Ƥ𝐚𝓻𝐭 16

12.1K 859 7
                                    

𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪
________𝓸0𝓸_______________



Alkan berdiri di depan pintu kamar asrama dengan wajah sumriah. Di tangannya penuh dengan paper bag yang membuatnya kesusahan untuk membuka pintu. Terpaksa ia harus menurunkan semua barang bawaannya untuk bisa membukanya.

"Hei hei para menghuni neraka, cowok ganteng saingan Bos come back uhuyy! Mana sambutannya?" ujar Alkan.

Krik krik krik

Senyum lelaki itu langsung sirna saat ekspetasinya tak sesuai realita. Nyatanya mereka berempat belum bangun dan masih bergelung dalam tidur nyeyaknya saat jam sudah menunjukan pukul 6 pagi.

"Ck ngebo terus." decak Alkan menutup pintu. Lelaki itu berkacak pinggang dan berpikir untuk membangunkan siapa yang lebih dulu. Dan Alkan memilih untuk membangunkan Ravin lebih dulu.

"Vin bangun woi." Alkan menepuk-nepuk pipi lelaki yang tertidur sambil memeluk bukunya. Alkan tebak ia begadang tadi malam karena tak biasanya lelaki itu bangun terlambat.

Ravin menggeliat, ia mengerjap. Tangannya meraba-raba nakasnya dan langsung menggapai kacamatanya.
"Lohh Al, lo udah balik?" tanya lelaki itu dengan suara berat khas bangun tidur.

"Cepetan mandi, ini udah waktunya ngambil sarapan di caferia." ujar Alkan tanpa berniat menjawab pertanyaan lelaki itu. Ravin menajamkan matanya melihat jam yang menempel di dinding. Dan saat tahu jam berapa, lelaki itu langsung melompat dan bergegas ke kamar mandi sambil menenteng handuk dan seragamnya.

Alkan menaiki tangga untuk ke ranjang Levi yang ada di atas. Lelaki itu tersenyum evil dan langsung mencabut kaos kakinya. Tanpa dosa ia menempelkan kaos kakinya di atas hidung Levi yang tidur terlentang.

"Enghh." Levi melenguh karena siklus pernapasannya terganggu. Alkan tertawa puas dan segera turun. Levi pasti akan bangun dengan sendirinya sebentar lagi.

Sekarang ia akan membangunkan Saga yang tertidur sambil memeluk guling dengan tubuh tergeletak di atas lantai. Kebiasaan lelaki itu yang memang tidak pernah tenang dalam tidur tidak membuat Alkan heran. Dengan santai lelaki itu berjongkok.

"Woi nyet, bangun lo." titahnya sambil menggoyangkan kedua bahu Saga.

"Bentar lagi baby..."

Alkan mual mendengar suara manja lelaki yang sepertinya sedang bermimpi itu. Dengan tanpa rasa belas kasihan, ia menampol pipi Saga sedikit kuat membuat sang empunya langsung terduduk linglung.

"Gue dimana? Lo siapa?" tanya polos Saga.

"Di alam baka Bang, kenalin gue malaikat pencatat dosa-dosa lo yang bejibun itu." ujar Alkan setengah kesal. Saga tampak terdiam seperti sedang mengumpulkan nyawanya yang berceceran dimana-mana.

"Lohh Al, lo ngapain di sini?" tanya Saga saat sudah sadar sepenuhnya.

"Ya ini kan kamar asrama gue. Emang gue mau ngapain lagi di sini nyet?" celoteh gemas Alkan.

"Lahh lo kapan balik." ujar Saga.

"Barusan. Buru bangun lo, udah telat kita." ujar Alkan berdiri.

"SIAPA YANG LETAKIN KAOS KAKI PENGHANTAR BAU SURGAWI DI HIDUNG GUE?!"

Mereka berdua menoleh ke atas. Tampak sebuah kaos kaki melayang ke bawah di susul oleh sosok Levi yang turun dengan wajah masam. Alkan tertawa kencang dan Levi langsung menangkap siapa dalang kurang belaian yang menyumbat napas sucinya.

"Anjing ya lo Al! Lo mau bikin gue mati nyium kaos kaki lo itu?!" teriak Levi amat kesal.

Ceklek

Lautan Ilana ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang