⑅⃝⋆ Ƥ𝐚𝓻𝐭 40

11.6K 813 29
                                    

𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪
________𝓸0𝓸_______________


Kelas pagi ini tak beda jauh dengan pasar tradisional yang penuh kebisingan, karena adanya kegiatan negosiasi antar penjual dan pembeli. Sosok jangkung memasuki kelas dengan wajah bersinar-sinar dan terus menebar senyum amat kelebaran.

Teman kelasnya bahkan menatapnya aneh. Tumben sekali anak pemilik sekolah itu melambaikan tangan pada mereka, lalu menyapa mereka dengan menyebutkan nama satu persatu.

"Pagi Levi." sapa Laut sebagai yang terakhir. Lelaki itu meletakan tasnya dan duduk di kursinya dengan enteng. Levi? Teman sebangkunya itu masih melongo dengan mulut terbuka lebar. Tak beda jauh dengan Saga dan Alkan yang langsung memutar tubuh ke belakang, agar leluasa melihat wajah tampan nan rupawan bos mereka itu yang agak lain hari ini.

"Bos?" panggil Saga.

Laut menatap sohibnya dengan tanda tanya besar melalui ekspresinya. Namun itu tak akan menyurutkan bibirnya yang terus tersenyum manis.
"Iya?" tanyanya dengan halus.

Alkan mengusap lengannya yang tiba-tiba merinding. Matanya menyorot horor pada Laut.
"Lo kenapa bos?" tanya Alkan takut-takut.

Laut menggeleng lalu menopang dagu dengan tangan kanannya. Sedangkan jemari-jemari tangan kirinya mengetuk-ngetuk meja secara bergantian. Lelaki itu menatap papan tulis yang masih bersih itu sambil senyum-senyum sendiri.

Alkan, Saga, dan Levi saling bertatapan.
"Dia kenapa?" tanya Saga.

"Kenapa? Dia kenapa?" tinpal Levi.

"Apa yang terjadi? Nggak mungkin dia kemasukan setan penjaga sekolah saat bolos di tengah malam kan?" ujar Alkan sambil menelan ludah.

Saga dan Levi mengangkat bahu tanda tidak tahu.

"Hihihi cantik banget sih lo."

Ketiga sahabat itu sontak menatap kembali bos mereka yang tiba-tiba cekikikan tanpa sebab. Levi meletakan telapak tangannya di depan mata Laut, kemudian menggerakannya naik turun. Namun Laut tidak mendapatkan reaksi apapun, bahkan tak berkedip sekalipun.

"Bos?" Saga memanggil lelaki itu.

"Ya Tuhan bos! Lo kerasukan! Tolong!" Alkan melompat dari kursinya dengan histeri.

Levi berdiri, menggoyangkan tubuh Laut dengan kencang.
"Bos sadar bos! Astaga bos sadarrrr." ujarnya panik.

"Pak ketua! Tolong pak! Salah satu anggota lo kerasukan pak!" teriak Saga.

Sontak saja semua mata menatap ke meja mereka. Ketua kelas dengan tubuh gempal itu langsung menghentikan aktivitasnya yang sedang makan. Lelaki itu menutup kota bekalnya dan berlari panik ke arah Laut.

Rionardo, sang ketua kelas atau kerap dipanggil Nardo berdiri di samping Laut, yang langsung mengundang kerumunan seluruh penghuni kelas untuk mendekat dan membentuk lingkaran. Nardo, lelaki berisi itu meletakan telapak tangannya di atas ubun-ubun Laut, yang masih saja senyum-senyum sendiri.

Mulut sang ketua kelas itu mulai misuh-misuh tidak jelas.
"Air."

Seorang gadis berkacamata bulat-- Naila menyerahkan botol minum pinknya pada Nardo. Lelaki itu langsung meneguknya, mengkumur-kumurnya selama beberapa saat.

Lautan Ilana ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang