𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪
________𝓸0𝓸_______________Savannah dan Ilana tampak kompak di dapur. Kedua perempuan berbeda usia itu sedang belajar membuat kimchi dari sayur sawi putih, dengan tutor bermodal internet saja.
"Ilana udah ngiler duluan tan." celoteh Ilana menatap tangan Savannah yang mengolesi bumbu-bumbu yang sudah diolah ke dalam sayur.
"Hahaha tante kira cuman tante." sahut Savannah.
Ting tong
"Ada tamu, aku bukain dulu ya tan." ujar Ilana. Savannah mengangguk mengiyakan tanpa banyak kata.
Ilana membuka pintu perlahan. Gadis itu menatap wanita sexy dengan dress merah selutut dan rambut pinknya yang di biarkan tergerai.
Dalam hati Ilana sudah berdecak melihat penampilan menggoda sosok di depannya, hingga tak sadar jika yang diperhatikan memanggil-manggilnya.
Gadis itu menelan ludah ngeri saat mata jahanamnya berpindah pada bagian dada wanita itu. Sial, benda itu tak ada bandingannya dengan miliknya yang hampir mendekati kata rata.
"Heh!"
Ilana langsung kembali pada kenyataan.
"Eh iya tante?" ujar bodoh gadis itu.Bukannya senang, sosok itu melotot dan langsung berkacak pinggang.
"Siapa tante kamu?! Apa penampilan saya ini mirip tante-tante ha?!" pekiknya.Dan sepertinya Ilana benar-benar ingin menggali kuburannya sendiri, karena dengan polos dan lugunya gadis itu mengangguk.
"APA?! Kamu bilang saya mirip tante-tante ha?!" marah wanita itu dengan wajah memerah sangar.
Ilana mengerjap lalu menggaruk pipinya.
"Jadi saya harus manggil apa?" keluhnya.Wanita di depannya menarik dagu tinggi. Ia menyodorkan tangannya dengan angkuh.
"Saya Delila. Sekarang panggil saya dengan nama Delila, bukan tante!" tungkasnya tak mau dibantah.Ilana mengangguk ribut dan langsung membalas uluran tangan putih itu. Kata yang cocok untuk mendeskripsikan telapak tangannya yaitu lembut, halus, dan kenyal. Ilana saja sampai ternganga merasakan tangan itu.
"Saya Ilana tan eh Delila. Saya-"
"Saya tahu kamu pasti tukang bersih-bersih yang baru kan? Pantesan wajah kamu asing." potong serobot Delila membuat Ilana melongo.
"Saya tuh-"
"Iya saya tahu." potong Delila lagi yang mampu menarik pekikan kesal di hati penuh dosa milik Ilana.
"Lohh Delila." Savannah datang dari belakang tubuh Ilana. Sontak saja wajah garang Delila langsung berubah 180°. Wanita itu langsung tersenyum manis dan menggeser tubuh Ilana ke samping untuk bisa menggandeng lengan Savannah.
"Aku udah lama nggak main ke sini. Seperti biasa aku bawa rendang kesukaan Laut." seru Delila sambil memamerkan paper bag yang ia tenteng sebelum menyerahkannya pada Savannah.
"Aduhh makasih dan maaf ngerepotin ya. Sayang sekali Laut belum pulang." ujar balas Savannah.
Ekspresi Delila langsung kecewa namun tetap mempertahankan senyumnya.
"Ahh iya ya, aku hampir lupa kalau ini bukan akhir pekan. Aku terlalu semangat ternyata." celetuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lautan Ilana ||END||
Teen FictionIni semua perubahan hidup seorang si keras kepala Laut Altazero Vensca, saat dirinya pindah ke sekolah baru dan menjadikan klinik kesehatan sekolah yang sudah ditinggalkan dan terbengkalai sebagai markasnya bersama teman-temannya. Dimana seorang La...