⑅⃝⋆ Ƥ𝐚𝓻𝐭 27

11.6K 965 31
                                    

𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪
________𝓸0𝓸_______________


Teyya tersadar dari lamunannya saat sesuatu yang dingin memyentuh kulit pipinya. Gadis itu mendongak dan menemukan Alkan sedang tersenyum sebelum ikut duduk bersamanya di kursi panjang rooftop. Lelaki itu merapikan rambut pacarnya yang berantakan terbawa angin.

"Kamu lagi ngelamunin apa? Dan ngapain di sini? Kenapa nggak bobo siang?" tanya lelaki itu.

Teyya menggeleng sambil menancapkan sedotan di wadah boba pemberian Alkan.
"Nggak ngantuk, lagi pengen di sini aja." ujar gadis itu dan mulai menyesap minunan kesukaannya. Ia hanya ke asrama untuk mengganti seragam sekolahnya ke pakaian santai.

Alkan mengangguk-angguk paham. Mereka sama-sama diam menatap ke depan. Sejauh mata memandang, gedung-gedung berjejer rapi di seberang sana. Dan masih terlihat dari sini lautan yang berjarak beberapa kilo.

"Teyya." panggil Alkan.

"Hm? Iya?" tanyanya gadis itu menyahuti.

"Sebenarnya Mayleen itu sepupu gue, dia anak angkat tante gue." ujar Alkan.

"Gue udah denger kok dari Mayleen, kan kita satu kamar." celetuknya.

Alkan mengangguk-angguk.
"Dan Mama angka Mayleen itu adalah Mama kandung Ilana. Ilana sepupu kandung gue."

Teyya langsung menoleh ke samping dengan mata terbelalak.
"Beneran?" tanyanya tak percaya.

Alkan tersenyum.
"Iya. Lo kenal kan sama Ilana?" tanyanya.

Teyya mengangguk sebagai jawaban walaupun ia melakukannya ragu-ragu.
"Gue sama Ilana satu kamar dulu. Sekarang ranjang yang ditempati Mayleen aja itu sebelumnya ranjang Ilana." ujarnya.

Alkan menggenggam tangan gadis itu, ia menyatukan telapak tangan mereka berdua dengan tatapan yang tak berhenti menatap Teyya.
"Sebelum Ilana meninggal... Lo pernah nangkep gerak-gerik anehnya nggak?" tanya lelaki itu pelan.

Teyya menggeleng ribut.
"Nggak." ujarnya mutlak. Tapi Alkan tahu pacarnya menyembunyikan sesuatu dan enggan memberi tahu.

"Lo mau nggak bantuin gue?" tanya Alkan.

"Kalo itu soal Ilana, gue nggak tahu apa-apa." elaknya.

Alkan tersenyum dan mengelus rambut pendek Teyya dengan sayang.
"Kalo lo nggak mau cerita sekarang, gue bakalan nunggu. Jangan takut kasih tahu gue, lo bakalan aman. Percaya sama gue Te." ujar lelaki itu. Bagaimana pun ia tidak bisa memaksakan kehendaknya agar Teyya mau jujur.

Teyya tidak mengatakan apapun. Gadis itu diam sambil menyesap boba rasa caramel itu dengan mulut yang ia katupkan. Tetapi tidak dengan otaknya yang berkeliaran ke masa lalu beberapa tahun lalu.

«««

"Gue resign jadi jomblooo tolonggg siapa yang mau jadi pacar gueeee."

Levi menatap sinis Saga yang yang berteriak tidak jelas. Lelaki itu kemudian ikut menatap apa yang Saga perhatikan. Pantas saja Saga seperti cacing kepanasan, di depan mereka Laut sedang dikerumuni adik kelas saat baru saja keluar dari kolam renang, dengan bertelanjang dada dan celana pendek yang menutupi setengah pahanya.

Lautan Ilana ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang