⑅⃝⋆ Ƥ𝐚𝓻𝐭 44

10.1K 773 13
                                    

𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪
________𝓸0𝓸_______________

Siswa-siswi THS tingkat akhir turun dari dalam bus pariwisata dengan tertib sesuai instruksi guru pembimbing. Geng cocobew beserta Ravin atau Cecilia sudah berkumpul bersama yang lain, untuk mendapatkan aba-aba.

Bu Elica selaku ketua panitia berjalan ke arah mereka sambil membawa toa. Wanita itu berdiri di depan mereka dengan penuh wibawa.
"Oke anak-anak, Ibu ucapkan selamat datang di Lavender Beach. Dengan kita yang sudah sampai pada tempat ini, menandakan jika acara camping selama dua hari dua malam resmi dibuka! Langsung saja, disilahkan  bergabung dengan tim yang telah ditentukan untuk mendirikan tenda." ujar Bu Elica dengan lantang.

Semua orang langsung bubar dan bergabung dengan timnya. Masing-masing mereka aktif untuk mendirikan tenda yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Laut satu kelompok dengan Ravin, Saga, dan ketua kelas yang tak lain Nardo. Sedangkan Alkan dan Levi berada di tim tetangga tenda Laut.

"Huaaahhh akhirnya selesai juga." celetuk Nardo langsung menjatuhkan tubuhnya ke dalam tenda yang telah siap.

Laut ikut masuk. Tenda mereka berukuran 2x2 meter. Lelaki itu kemudian memusatkan perhatiannya pada Ravin yang tampak bergerak gelisah melihat Nardo yang guling-guling bebas.

"Minggir lo pak ketua." Laut menendang bokong Nardo membuat lelaki itu cengengesan.

"Vin, ini tempat lo. Terus di samping lo ya tempat gue. Baru Saga dan terakhir Nardo di ujung." Laut menunjuk bagian paling sudut untuk Ravin. Gadis itu mengangguk dan berterima kasih dalam hati karena lelaki itu memberinya tempat paling aman.

Setelah mengatakan itu Laut memilih keluar dari dalam sana untuk mencari udara segar. Ia melewati orang-orang yang sebagian masih mendirikan tendanya. Kakinya tak sadar jika ia sudah semakin jauh dari sana. Laut menikmati saat angin berhembus memberi sensasi menyejukan apalagi ini masih tergolong pagi.

"Laut."

Merasa terpanggil, lelaki itu berbalik. Teyya memberinya senyum manis dan langsung berlari agar bisa berdiri di sampingnya.
"Kenapa?" tanya lelaki itu.

"Lo ikut gue nanti malam ya." ujar gadis itu sambil memeluk lengan lelaki itu dengan manja. Laut membalas dengan anggukan patuh tak lupa senyum manisnya.

Teyya yang puas dengan santainya mengecup rahang lelaki itu.
"Oke gue balik yaaa, ingat jangan lupa yang gue bilang barusan." setelah memastikan Laut menurut, gadis itu berlari ke belakang menuju tendanya.

Laut kembali berjalan sambil menyeringai. Ia mengusap rahangnya sambil terkekeh.
"Hah iblis itu. Mereka sepertinya tak sabar yaa." gumamnya.

Sepertinya Laut tidak akan bisa mencari udara yang segar dengan tenang karena setelah kepergian Teyya, Lea datang dari arah samping dan berjalan mengikuti kemana ia pergi. Keduanya sama-sama diam. Dan untuk pertama kalinya Laut bersyukur karena gadis itu tidak banyak tingkah seperti sebelum-sebelumnya.

"Hati-hati." Lea membuka mulutnya dan menatap lelaki itu dengan tenang.

"Lo juga hati-hati." Laut ijut membalas tatapan gadis itu sambil tersenyum smirk. Lea mendelik dan membuang mata ke depan.

"Gue tahu." ketusnya.

Laut mengangkat alis.
"Oh jadi lo dukung gue dibanding keluarga lo gitu?" tanyanya merendahkan. Lea merotasikan matanya.

Lautan Ilana ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang