⑅⃝⋆ Ƥ𝐚𝓻𝐭 26

11.4K 1K 59
                                    

𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪
________𝓸0𝓸_______________

Kota Beijing sedang dalam musim gugur saat Ellard, ayah dari Alkan menginjakkan kaki di negara tirai bambu itu. Pria itu langsung masuk ke dalam mobil anak buah Zeus yang membawanya ke sebuah hotel.

"Jasadnya sudah sampai pada jam berapa?" tanya Ellard pada tangan kanan Zeus yang sengaja ditugaskan oleh sahabatnya itu untuk membantunya selama di China. Matias, pria itu menatap Ellard dari balik kaca kemudi.

"Sudah sampai kemarin malam sekitar pulul 23.00 Tuan." jawab Matias.

Ellard mengangguk-angguk. Setelah mobil mereka sampai di hotel, Matias langsung mengantar Ellard menuju kamarnya.

"Ini kamar anda Tuan, jika butuh sesuatu saya ada berada di kamar sebelah." ujar Matias. Ellard mengangguk paham dan langsung masuk ke dalam kamarnya.

Diantara mereka berempat, bisa dibilang Ellard lah yang bisa sedikit tenang. Pria itu lebih kalem bahkan dari Zeus yang suka sekali berbicara pedas.

Ponselnya berdering, pria itu langsung segera mengangkat panggilan dari Zeus.

"Lo udah nyampe?" suara Zeus tanpa basa-basi masuk ke dalam lubang telinganya.

"Udah barusan." jawab pria itu.

"Matias bakalan menemani lo selama di sana. Bekerja samalah dengan dektektif, ilmuan, dan profesor sana. Anak gue sepertinya tertarik sama hantu keponakan lo, jadi gue berharap banyak jika keponakan lo belum meninggal." ujar Zeus.

"Tenang aja bro, gue bakalan berusaha semaksimal mungkin. Mungkin seminggu ini gue nggak bakalan dapat istirahat yang cukup." ujar Ellard.

Setelah berbicang-bincang selama beberapa menit lamanya, keduanya kembali pada kegaitan masing-masing.

Malam ini Ellard dijemput Matias pergi ke tempat milik Zeus yang tidak pernah ada yang tahu. Zeus memyembunyikan tempat ini dari media publik dan memblokir akses bagi mereka yang ingin lebih tahu tentang tempat yang dituju oleh keduanya.

Hanya menempuh waktu 10 menit dengan kecepatan sedang, mobil itu langsung sampai di depan club malam. Matias mempelihatkan identitas pada penjaga dan salah satu dari mereka tanpa banyak kata mengantar keduanya melewati lautan manusia yang sedang menari melepas beban.

Matias dan Ellard dituntun hingga melewati beberapa lorong-lorong hingga sampai di jalan buntu. Hanya tembok yang kini berada di depan mereka, namun Ellard masih tidak bergeming. Ia menunggu saat Matis menempelkan kartu identitasnya pada dinding yang direkayasa, padahal itu adalah sebuah layar monitor.

"Walcome Mr. Matias."

Sebuah suara dari sistem yang melekat dimonitor menyambut mereka. Lantai di depan mereka terbelah dua dengn cepat, sebuah ruang berbentuk kapsul mirip lift naik ke permukaan.

Matias masuk diikuti Ellard. Saat pintu kapsul tertutup, benda itu perlahan bergerak turun dan lantai yang membelah tadi kembali dalam posisi awal yang utuh.

Lift kapsul itu semakin turun hingga beberapa ratus meter di bawah tanah. Tak butuh banyak waktu, benda itu langsung membawa mereka ke depan sebuah pintu putih tulang terbuat dari besi.

Lautan Ilana ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang