⑅⃝⋆ Ƥ𝐚𝓻𝐭 45

10K 791 16
                                    

𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪
________𝓸0𝓸_______________


"Saya mohon, lepaskan saya." rintihan penuh permohonan tak henti-hentinya keluar dari mulut Roberto, yang benar-benar tidak sanggup menahan rasa sakit yang semakin menyerang kakinya. Pria itu tak berdaya saat darahnya masih tak ada niatan untuk berhenti. Jika dibiarkan, Roberto bisa melihat ajalnya di depan mata.

Teyya menatap takut lelaki yang bagaikan malaikat pencabut nyawa saat tubuhnya berdiri menjulang di atas ayahnya. Gadis itu menelan ludahnya, untuk membasahi tenggorokannya yang kelu. Bolehkah ia terbebas dari rasa penuh intimidasi ini? Padahal mata biru itu tidak menatap padanya. Lalu bolehkah ia memohon juga demi ayahnya? Teyya menatap ragu-ragu.
"L-laut maafk-an gue sama bokap gue. Tolo-ng, le-pasin kami." ujarnya terbata.

Laut tertawa iblis.
"Setelah pak tua ini lecehin nyokap gue? Lo pikir semudah itu?" jawabnya kini meralih menatap Teyya. Ia mulai menarik pelatuk pistolnya, membuat gadis itu mematung di tempat.

Melihat itu, Roberto langsung panik. Tidak, putrinya adalah pewaris tahta keluarga Rexxi. Jangan sampai Teyya mati.
"Jangan bunuh Teyya, Laut. Saya mohon." ujar pria itu dengan nada lemas.

Lelaki itu menatap ke bawah. Ia jijik melihat ekspresi tak berdaya pria paruh baya itu.
"Lalu bagaimana jika kau yang menggantikan?" Laut mengarahkan pistol itu tepat di kening Roberto yang terdiam gemetar.

"J-jangan." ujar pria itu. Laut terkekeh saat ekor matanya menyaksikan gerak-gerik Teyya yang ingin menyentuh ganggang pintu.

Dor!

"AAAAA!" Teyya berteriak histeri saat sebuah peluru meleset tepat di samping telinganya. Hampir saja dirinya yang kena.

"Gue nggak lagi main-main. Lo kabur, kepala lo bocor." ujar Laut tanpa mengalihkan tatapannya untuk Roberto.

Lelaki itu menatap dingin ke bawah.
"Aku tidak akan melepaskan kau dengan gampang Roberto. Setelah merebut istri dari adik ayahku, kau tidak akan bisa bernapas bebas. Bia, anaknya Samantha Wong, wanita yang kau rebut dari suaminya ternyata sudah mati kan? Karena kelakuan bejat kalian berdua beberapa tahun lalu, adik angkatku itu mengalami depresi selama beberapa tahun. Seharusnya dia tidak boleh mati lebih dulu sebelum aku memberinya hadiah sama sepertimu." ujar Laut.

Teyya membelalakan matanya. Jadi? Ibu sambung yang selama ini ia anggap malaikat adalah... Hah, tidak bisa dipercaya.

Roberto di sela-sela kesadarannya, pria itu membalas tatapan tajam Laut dengan senyum penuh kepicikan.
"Ohhh saya kira kamu tidak tahu tentang itu. Ya saya akui adik ipar ayahmu itu begitu menawan. Saya pikir jika tidak bisa mendapatkan Savannah, maka Samantha pun jadi. Walaupun Savannah masih jauh di atas wanita itu, tapi yang penting saya bisa menghancurkan keluarga Vensca. Bodohnya juga Samantha mau-mau saja diajak selingkuh. Hingga wanita bodoh itu mengiyakan saat saya menyuruhnya merampas harta kelaurga Vensca. Walaupun pada akhirnya harta yang dia ambil tidak sampai 1% tapi dengan harta itu kami terpenuhi kebutuhannya tanpa bekerja selama bertahun-tahun." ujar Roberto.

Tapi Roberto sepertinya gagal untuk membangkitkan emosi Laut. Pria itu sampai terheran saat lelaki itu muda itu malahan tersenyum amat lebar. Tidak, Roberto merasa ada yang tidak beres. Ia menolak senyum manis itu sebagai pertanda akan ada badai besar.

Laut menurunkan tubuhnya, kemudian berbisik di telinga pria itu.
"Dan untuk karena itu, kau harus mengganti harta yang telah kalian curi, Tuan pencuri?" ujarnya rendah.

Lautan Ilana ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang