⑅⃝⋆ Ƥ𝐚𝓻𝐭 47

10.2K 701 8
                                    

𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪
________𝓸0𝓸_______________

"Selamat mengerjakan anak-anak, tetap semangat dan fokus!"

Suara lantang sang guru menjadi awal dari sebuah keheningan. Ruangan berisi deretan komputer-komputer itu langsung sepi. Semua mata tertuju pada layar digital di depan mata, yang memperlihatkan soal yang siap untuk dipecahkan.

Suasana mencekam itu terjadi hingga waktu menuju ke menit 120. Bel menjadi pertanda jika ujian kelulusan hari terakhir sudah selesai. Satu persatu murid-murid THS keluar dengan ekspresi yang berbeda-beda. Ada yang berekspresi lega, bahagia, kusut, muram, dan ada yang biasa-biasanya saja. Laut misalnya.

Lelaki itu segera bergegas ke ruang komputer di lantai dasar bersama Ravin yang kebetulan satu ruangan dengannya. Mereka menghampiri ketiga sohibnya yang memang ditempatkan untuk ujian di lantai dasar. Terlihat Saga, Levi, dan Alkan baru saja keluar.
"Huh leganya." ujar Levi sambil mengusap pelipisnya yang mengeluarkan setetes keringat dingin.

"Kita nongkrong ke markas yok sebelum kemas-kemas." ajak Saga. Ya, memang pihak sekolah sudah memberi pengumuman sebelumnya jika setelah ujian kelulusan berakhir, mereka sudah bisa berkemas dan pulang ke rumah masing-masing. Mereka tinggal menunggu pengumuman kelulusan dan acara promnight saja. Mungkin itu keluar sekitar tiga mingguan setelah ujian.

Kelima anak manusia itu berjalan beriringan menuju markas. Laut menatap ruangan yang baru saja ia injak kembali dengan tatapan tak terbaca. Markas ini akan ia rindukan setelah ini. Banyak kenangan yang membuatnya mau tak mau tersenyum tipis.

"Gue keknya nggak tega ninggalin nih sekolah." ujar Alkan.

Saga mengangguk sependapat.
"Iya, nggak nyangka aja udah selesai tiga tahunnya. Padahal baru kemarin kita mendaftar jadi siswa baru." timpal lelaki itu sambil melemparkan tubuhnya di atas sofa.

Ravin berjalan menuju lemari pendingin di sudut ruangan. Gadis itu mengeluarkan semua minuman dan makanan ringan di dalamnya, lalu membawanya dengan susah payah.
"Dari pada busuk. Ini terakhir kalinya kita di sini." ujarnya sambil meletakan semuanya di atas meja.

"Nahh itu tahu." celetuk Saga. Lelaki itu segera membuka snack yang menarik perhatiannya lalu mulai melahapnya.

"Ehh ngomong-ngomong, lo gimana setelah ini Cel?" tanya Alkan pada Ravin atau Cecilia.

"Ya gimana apanya? Gue bakalan kembali di kos lama gue dan mulai kerja." ujar gadis itu dengan luwes.

"Lo nggak kuliah?" tanya Levi.

Ravin berhenti mengunyah makanannya.
"Maunya sih gitu, tapi gue belum dapet notice dari kampus yang gue ikutin seleksi beasiswanya. Ya kalo misalnya nggak lewat yaudah pasrah aja." ujarnya santai.

"Kalo lo bos mau kemana?" tanya Levi berpindah bertanya pada Laut yang sedari tadi hanya diam.

"Nggak tahu." ucapan jujur dari mulut Laut membuat mereka melongo.

"Wahh parah nih, nggak punya tujuan hidup dong bos. Atau jangan-jangan lo ngebet nikah sehabis ini." celetuk Saga.

"Yang bener bos?" Alkan ikut menyahut. Laut berdecak lalu menggeleng kemudian.

Lautan Ilana ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang