⑅⃝⋆ Ƥ𝐚𝓻𝐭 28

11.2K 985 70
                                    

𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪
________𝓸0𝓸_______________




Laut duduk dengan tenang di kursi kebesaran Zeus. Lelaki itu sedang menunggu sang ayah yang sedang meeting dengan karyawannya untuk produk yang akan disahkan beberapa hari lagi. Lelaki itu mengotak-atik komputer Zeus dan membuka file yang telah dikumpulkan pria itu tentang penyelidikan mereka.

"Ohhh bayi kecil Mama ada di sini!"

Laut mendongak. Savannah bergerak cepat untuk memeluk putranya yang langsung berdiri.
"Maaa, berhenti memanggil Laut bayi kecil." keluh lelaki itu tak terima.

Savannah memasang wajah tak peduli dan meletakan bag bekal di atas meja.
"Kenapa tidak pulang ke rumah? Kamu tidak rindu Mama ha?" celoteh wanita itu sambil mencebik kesal.

"Laut sibuk Mama." sahut Laut.

Savannah menjewet telinga putranya membuat Laut memekik kesakitan.
"Alasan aja kamu. Kalo bilang kamu sibuk karena kasus Ilana, kan cuman suami Mama yang sibuk. Kamu cuman main perintah aja." decak wanita itu.

Laut meringis.
"Maaaa ampun Maaaa, iya deh akhir pekan Laut pulang." ujarnya memelas. Savannah langsung melepas tangannya.

"Awas aja kalo bohong kamu ya! Mama jodohin tahu rasa! Haha."

Laut melotot.
"Ma, jangan macem-macem ya." ujarnya tak percaya.

Savannah merapikan rambutnya dan menatap remeh pada putranya.
"Makanya jangan main-main sama Mama. Mama nggak segan-segan jodohin kamu sama tante Delila itu hahahaha." Savannah tertawa puas melihat wajah memelas anaknya.

"Maaaa kok tante Delila sih." protes Laut.

Savannah mengangkat bahu acuh. Wanita itu cuek saja dan menikmati wajah tersiksa putranya. Delila sendiri yang dikatakan Savannah adalah sosok janda kepala empat yang menyukai Laut. Wanita tua itu suka sekali menempeli Laut jika ia bertamu ke rumah mereka.

"Honey."

Zeus dengan semangat membuka pintu.
"Wahhh ada anak pungut." ujarnya mengejek.

Laut melotot dan bersiap memaki. Namun ia harus menahan mulutnya yang gatal saat masih ada ibunya di sini. Jadinya lelaki itu hanya bisa menatap tajam pada sang ayah, yang dengan beraninya memeluk Savannah serta menciumnya di depan jomblo sepertinya.

"Cihhh dasar nggak tahu tempat." cibir Laut.

Zeus tak tersinggung, ia malahan menyunggingkan senyum remeh dan semakin memeluk Savannah.
"Tamu nggak diundang diem." ujarnya. Pria itu sangat puas melihat wajah masam anaknya.

Savannah menarik diri.
"Mama kira Laut nggak datang. Mama cuman bawa bekal satu porsi tadi." ujar wanita itu. Zeus segera merampasnya dan membawanya ke sofa panjang di sebelah sana.

"Ini punya Papa. Biarin aja anak itu mesan makanan sendiri." celetuk Zeus.

Laut berdecih lalu melipat tangan kesal.
"Dasar pria tua." gumamnya.

"Biar Mama pesan buat Laut ya." ujar Savannah.

"Nggak usah Ma, Laut udah makan sebelum ke sini." ujar Laut.

Lautan Ilana ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang