⑅⃝⋆ Ƥ𝐚𝓻𝐭 5

18.5K 1.2K 38
                                    

𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪
________𝓸0𝓸_______________

Hari senin. Semua siswa berkumpul untuk melaksanakan kerja bakti dadakan. Itu semua terjadi karena akan datang tim survei dari kementrian pendidikan besok pagi, sekaligus menilai sekolah seperti tahun kemarin. Tahun lalu THS mendapatkan kedudukan sekolah terbaik ke-3.

Sejak insiden itu, citra sekolah THS memang semakin menurun di kalangan publik. Sudah dua periode THS tidak lagi mendapatkan kedudukan sekolah tertop pertama. Dan hari ini, Tuan Zeus Arill Vensca langsung turun tangan ikut membantu menbenah sekolah ditemani sang istri, Nyonya Savannah Rebecca.

Sepasang suami istri baru saja keluar dari ruangan kepala sekolah sambil berbincang-bincang kecil.
"Sejauh ini sekolah aman-aman saja. Mungkin hanya ada gangguan-gangguan kecil dari siswa-siswi kita yang kadang-kadang mengadukan ke pihak sekolah jika melihat hal-hal aneh." ujar Tuan Ernest, kepala sekolah.

Zeus tampak berpikir.
"Mahluk astral lagi?" tanyanya.

Ernest mengangguk mengiyakan. Savannah menatap suaminya sebentar lalu beralih menatap kepala sekolah.
"Apakah sering?" tanyanya.

"Tidak Bu. Tapi beberapa hari lalu seorang siswi kelas XI mengaku telah melihat sosok menyeramkan di sebuah kelas di tengah malam." jawab Ernest dengan ragu.

Zeus menghela napas. Jika seperti ini terus, akan bermunculan banya gosip yang bisa menyebar di luar sekolah. Itu lagi-lagi akan membuat sekolah semakin buruk di mata orang-orang.
"Sudah dua tahun, saya yakin itu masih korban yang tewas di klinik itu." ujar Zeus.

Ernest mengangguk.
"Saya setuju dengan Bapak. Sejak insiden itu, anak-anak selalu melihat hal yang seharusnya tak dilihat manusia berkeliaran di lingkungan sekolah" sahutnya.

Savannah menghembuskan napas.
"Apa tidak ada cara mengatasinya? Saya rasa roh siswi itu tidak tenang karena kasus kematiannya belum terungkap sampai sekarang." celetuk Savannah kasihan.

"Bisa jadi. Pak Ernest, bagaimana jika kita bawa saja agamawan ke sini. Saya ingin beliau berdoa agar roh itu pergi dari sekolah ini. Saya tidak tega melihat anak-anak harus menelan rasa takutnya setiap hari." saran Zeus.

Savannah memegang lengan suaminya erat.
"Mas, saya takut. Apa tidak apa-apa melakukan itu? Saya pernah membaca sebuah artikel saat seorang agamawan mengusir roh halus di sebuah rumah, bukannya pergi malahan roh itu mengamuk dan menjadikan orang sekitarnya sebagai korban." tutur wanita itu.

"Tenang. Kita lakukan di malam hari saat anak-anak sudah tidur." ujar Zeus menenangkan istrinya.

Lalu pria paruh baya itu beralih menatap Ernest.
"Bagaimana Pak?" tanya Zeus.

"Saya setuju."

Savannah meninggalkan suaminya dan Ernest untuk mencari keberadaan anak semata wayangnya yang belum ia lihat sejak tadi. Karena tak kunjung menemukan Laut, akhirnya wanita itu memutuskan ikut bergabung dengan anak murid perempuan yang sedang menata pot-pot bunga.

Lea mengerjap saat wanita dengan pakaian formal yaitu celana kain hitam dipadukan dengan kemeja halus bewarna mocca dan heels hitam berjongkok di sampingnya.

"Ehh Ibu." gugupnya. Tentu saja ia tahu siapa wanita itu. Sudah terhitung beberapa kali Savannah berkunjung ke sekolah ini menemani suaminya jika sedang ada acara di sekolah.

"Ayo lanjut lagi anak manis, biar Ibu bantu." tutur Savannah. Wanita itu ikut membantu menanam bunga-bunga ke dalam pot yang sudah diisi tanah hitam dengan semangat.

Lautan Ilana ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang