⑅⃝⋆ Ƥ𝐚𝓻𝐭 35

11.4K 867 16
                                    

𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪
________𝓸0𝓸_______________

Ilana tertegun menyaksikan kedatangan satu keluarga dari pihak ibunya, yang saat ini berdiri di ambang pintu. Perhatiannya tertuju pada wanita yang terlihat masih segar dan memiliki sedikit kemiripan dengannya. Felicia, beliau adik kandung ibunya.

Tak beda jauh dengan Ilana, Felicia menatap sosok yang berdiri di samping Savannah intens. Pertemuan pertama mereka terlihat mengharukan untuknya, hingga tanpa sadar ia sudah semakin mendekat lalu merengkuh tubuh hangat itu dengan erat.
"Kamu mirip kak Angela." bisiknya.

Savannah dan Zeus beserta Laut tidak banyak kata. Mereka membiarkan pertemuan itu berjalan dengan lancar.

Felicia mundur dan Ellard langsung menggantikannya, memeluk tubuh itu dengan singkat.
"Terima kasih sudah bertahan." ujar Ellard.

Alkan bersiul dan langsung merangkul leher Ilana.
"Halo sepupu. Gue Alkan, si paling ganteng di dunia ini." ujarnya. Mata lelaki itu berlabuh untuk Laut yang sedang menggertakan giginya dalam diam.

"Gue udah tahu." jawab pelan Ilana.

Alkan mengerjap.
"Oh? Eh iya, lo kan tinggal di sekolah." ujarnya manggut-manggut.

"Sepupu, yang berdiri kek tembok itu Kenzo adik gue." sambungnya menunjuk lelaki paling muda yang masih diam dengan ekspresi kakunya.

"Sepupu, lo harus maklum ya. Dia emang gitu. Dingin, beku, datar, irit, dan bermulut cabai." lanjutnya dengan suara yang semakin mengecil di telinga Ilana.

Ilana mengangguk kaku. Ia mengamati Kenzo. Ia sedikit canggung dengan lelaki itu. Mungkin karena perkataan Alkan yang merujuk pada kebebaran.

"Ayo duduk." Savannah memecahkan keadaan dan mengajak mereka semua untuk bersinggah di deretan sofa-sofa, yang sudah menunggu mereka.

Laut sama sekali tak melepaskan fokus matanya pada Alkan yang terang-terangan menempeli Ilana. Lelaki itu duduk berdempetan dengan gadis itu tanpa mau melepaskan rangkulannya. Laut menajamkan matanya. Dan saat Alkan merasakan aura tak mengenakan darinya, lelaki itu langsung melihatnya. Namun sepertinya sahabatnya itu cukup pintar dalam mempermainkan moodnya. Dengan terang-terangan Alkan semakin menempeli Ilana dan memberinya senyum lugu.

Para orang tua larut dalam perbincangan hangat dan tidak memperhatikan keadaan. Ilana dan Alkan mengobrol ringan dan tertawa bersama saat Alkan mengeluarkan bakatnya dalam komedian. Kedua sepupu itu mengabaikan sepasang mata dingin yang begitu tidak senang. Sedangkan yang paling santai di sini hanyalah Kenzo, lelaki hanya menatap mereka semua tanpa ekspresi. Karena bosan ia langsung berdiri.

"Ehh mau kemana Kenzo?" tanya Felicia yang melihat putra bungsunya beranjak dari duduknya.

"Nyari udara segar Bun." jawab Kenzo seadanya. Setelah mengatakan itu, ia langsung beranjak pergi menuju taman belakang yang selalu ia kunjungi jika berada di rumah ini.

Kenzo sangat suka duduk di bangku panjang yang langsung berhadapan dengan hamparan pohon pinus yang dipenuhi bunga anggrek yang melilit setiap batang pohonnya. Itu adalah bunga yang dipelihara Savannah. Lelaki itu menyukai ketenangan dan tempat ini adalah yang menjadi favoritnya.

Matanya yang tajam tidak teralihkan sama sekali walaupun merasakan seseorang ikut duduk sampingnya.
"Sepertinya lo suka banget berlama-lama di tempat ini." ujar Laut. Lelaki tampan itu menyandarkan punggungnya, melipat kaki dan tangannya dengan santai.

Lautan Ilana ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang