⑅⃝⋆ Ƥ𝐚𝓻𝐭 48

9.7K 737 12
                                    

𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪
________𝓸0𝓸_______________

Ilana membuka mata perlahan-lahan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam bola matanya. Gadis itu kebingungan saat ia terbangun di sebuah ruangan. Ia ingin berdiri, namun tangan dan kakinya sudah diikat dengan rantai. Ilana menatap sekitaran. Ruangan kosong bercat putih tanpa ada benda-benda lain menjadi atensinya. Ruang hampa.

Ilana menggigit bibirnya saat tahu jika sedang tak baik-baik saja. Empat rantai mengikat kedua kaki dan tangannya. Rantai-rantai itu berasal dari setiap sudut ruangan. Dengan begini, ia tidak bisa bergerak kemana pun. Seingatnya seorang pelayan dikediaman Vensca membangunkannya di malam yang menyosong pagi. Beliau mengatakan jika Laut menunggunya di depan gerbang. Yang membuat gadis itu percaya, sang pelayan memperlihatkan pesan suara milik Laut.

Tapi saat sudah sampai di depan gerbang, tiba-tiba ada yang menghantam kepalanya dari belakang hingga semuanya gelap. Jadi dirinya diculik?

"Sudah bangun?"

Ilana was-was pada suara yang tak punya pemilik. Gadis itu menatap sekitaran mencari-cari asal suara. Matanya kemudian terpaku saat dinding beberapa meter dari tempat ia berada terbuka. Dua orang pria berjalan dengan sorot mata dingin. Napas Ilana tercekat.

"Halo cucuku." pria itu, Jackson menyapa Ilana setelah jarak mereka tinggal beberapa langkah saja.

Ilana tersenyum tipis.
"Ohh kakek? Ahh tidak, panggilan itu tidak cocok untukmu. Kau lebih cocok dipanggil bajingan biadab." ujarnya. Kemudian ia beralih menatap ke belakang Jackson. Senyumnya kembali bangkit.

"Haii Paman Logan. Pertemuan pertama kita secara perdana dalam keadaan sadar kan? Bajingan biadab kedua setelah pria tua ini." sambung Ilana.

Jackson terkekeh. Ia sama sekali tak terpancing dengan itu.
"Kau pandai mencari tempat bersembunyi cucuku sayang. Keluarga Venscha, harus aku apakan mereka. Terlebih untuk anak tunggal yang kau sukai itu? Hem?" ujarnya.

Ilana mengepalkan tangan.
"Kau bajingan biadab, jangan harap kau bisa menyentuh mereka." ujarnya pedas.

Jackson bertepuk tangan sambil tertawa kecil.
"Kakek suka keberanianmu. Ya memang tidaklah nudah menghancurkan mereka. Tapi kita lihat saja, apakah mereka bisa melawanku setelah kau ada di sini cucuku yang manis." cemoohnya.

"Dan kita lihat saja siapa yang akan menang di sini. Dimana-mana, orang gila akan kalah dengan orang waras, walau ia menggunakan cara banci sekalipun. Seperti kau bukan?" sinis Ilana.

Mata Jackson berkilat marah, namun pria itu berusaha tenang.
"Sungguh mereka benar-benar pandai mengkelabuiku. Namun sayang, kakek ini pastinya akan cepat tahu." Jackson mengambil remote di dalam saku jasnya. Ia menekan tombol hitam.

Brak!!!

Ilana terlonjat kaget melihat sebuah tubuh jatuh di hadapannya, yang berasal dari langit-langit ruangan. Gadis itu mencoba sesantai mungkin dan mengubur dalam-dalam rasa cemas dan takutnya. Ilana ingin menangis rasanya, namun ia tidak mau melihat ekspresi kesenangan orang-orang itu, yang menginginkan ketidakberdayaannnya.

Logan maju ke depan, kemudian ia menendang tubuh berbalut pakaian formal itu dengan kasar, hingga tubuhnya berbalik terlentang. Ilana menelan ludah, saat secara langsung ia dihadapkan dengan tubuh yang 100% mirip dengannya.

Lautan Ilana ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang