28 "MEMAR"

127 9 0
                                    

"Pak Al, saya masuk dulu ya pak" ucap Laras

"Iya buk, silakan" ucap Alvarez tersenyum

"Mamah masuk dulu ya sayang" ucap Laras

"Iya mah, aku juga mau izin nganterin pak Al, biar secepatnya ditangani dokter, takutnya ada luka yang serius" ucap Alana

"Iya kamu anterin pak Al, jangan lupa kamu ikut periksa juga" ucap Laras kemudian memasuki ruang IGD

"Pak Al, mari saya antar biar secepatnya luka bapak ditangani" ucap Alana kepada Alvarez yang duduk disampingnya

"Tidak perlu, ini cuma sakit ringan" jawab Alvarez dengan memegang  leher belakangnya yang memar

"Takutnya kenapa-kenapa loh pak, karena saya tau besinya itu bukan besi yang ringan" cemas Alana

"Sudah, gapapa" ucap Alvarez tersenyum

Beberapa saat kemudian, Laras keluar dengan beberapa suster yang sedang mendorong brankar Hendra untuk dipindahkan ke ruang rawat inap, diikuti juga oleh Alana dan Alvarez disampingnya.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk memindahkan satu brankar saja.

"Pah" panggil Alana, mendekati sang papah yang sedang terbaring lemas diatas hospital bed

"Gimana kondisi papah, apa yang dirasain pah?" Tanya Alana

"Nafas papah sesak" lirih Hendra

"Yaudah papah banyak-banyak istirahat dulu, jangan banyak pikiran biar cepet sembuh, uang masih bisa dicari kok pah" tutur Alana

"Tok,,,,tok,,,tok,,," Terdengar suara ketukan

"Masuk" ucap Laras

"Malam pak Hendra, ini makan malamnya pak. jangan lupa dihabiskan dan ini obatnya diminum ya pak" ucap suster tersenyum

"Iya sus, terimakasih" ucap Laras

"Terimakasih sus" timpa Alana

"Iya sama-sama, yasudah kalau begitu saya permisi" ucap suster lalu keluar dan meninggalkan tempat itu

"Ayo pah duduk dulu, kita makan dulu" ucap Laras

"Bisa pah?" Tanya Alana

Alvarez yang melihat Hendra sedikit kesulitan untuk bangun dari posisi tidurnya, membuat jiwanya terpanggil untuk segera membantu.

"Terimakasih pak" ucap Alana dan dibalas senyuman manis oleh Alvarez

"Makan yang banyak ya pah, biar cepet sembuh, habis ini minum obat" ucap Alana

"Pah. Ini pak Al boss aku, beliau tadi yang udah nolongin papah" Jawab Alana

"Oh,,,ini pak Al" ucap Hendra

"Iya pak, perkenalkan saya Alvarez" ucap Alvarez menyalami

"Saya Hendra, terimakasih ya pak Al sudah menolong saya dan putri saya" ucap Hendra

"Iya pak sama-sama" ucap Alvarez tersenyum

"Maaf yah pak kalau saya dan keluarga merepotkan" ucap Hendra

"Saya membantu dengan senang hati pak, dan sama sekali tidak merasa direpotkan" ucap Alvarez tersenyum

"Terimakasih loh pak Al" ucap Laras

"Sama-sama Bu" ucap Alvarez

"Pak, Bu, Alana, saya izin ke toilet sebentar ya" lanjutnya

"Iya pak" jawab mereka yang berada di sana lalu Alvarez pun berjalan keluar.

"Alana. Kamu udah makan belum?" Tanya Laras

"Belum mah" jawab Alana

"Kamu cari makan gihh" perintah Laras

"Mamah gapapa aku tinggal" ucap Alana

"Ya gapapa, emang nya kenapa" ucap Laras tertawa tipis mendengar ucapan putrinya itu

"Ya gak gitu mah, takutnya kan kalau ada apa-apa mamah sendirian" ucap Alana

"Papah udah agak baikan kok lagian disini juga banyak suster, banyak dokter, kalau terjadi apa-apa tinggal pencet aja" ucap Laras menyakinkan Alana putrinya

"Udah buruan ke kantin sana, sama mamah titip keperluan papah ya" ucap Laras

"Iya mah" ucap Alana

Sedangkan disisi lain Alvarez duduk tenang dibawah pikirannya yang perang.

"Gue gak mungkin maksa Alana untuk hadir besok, tapi dilain sisi Alana juga berperan penting disana" batin Alvarez

"Huhff,,,,," hembusnya kasar dengan mengusap wajah

Tangannya mulai meraba ke arah saku celana mencari dimana keberadaan sang ponsel.

Cinta Dan Lukanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang