Alvarez dan Devan berjalan kearah, dimana mobil-mobil mewah milik Alvarez berjejer rapi disana.
"Sebentar Van" ucap Alvarez tiba-tiba, membuat langkah Devan yang berada disampingnya itu berhenti seketika
"Kenapa pak, ada yang ketinggalan?" Tanya Devan
"Saya lupa kunci ruangan kerja, kamu tunggu sini sebentar" ucap Alvarez, lalu berlari masuk kedalam rumahnya
Alvarez merasa bahwa bahunya ada yang mencolek dari belakang.
"Mas Al" panggil Ninin yang baru saja datang, membuat Alvarez seketika terkejut, alhasil ia terburu-buru menarik kunci dan dengan secepat mungkin untuk mengantongi kunci tersebut
Alvarez berbalik badan. "Kamu bisa gak, sekali aja jangan bikin kaget saya" ucapnya kesal
"Maaf mas, lagian mas Al kenapa sih kayak orang panik gitu" ucap Ninin
"Kamu ingat kan pesan saya, jauhkan Alana dari ruangan kerja saya, tau" ucap Alvarez
"Iya mas, Ninin ingat kok" ucap Ninin
"Yaudah bagus. Jaga rumah" ucap Alvarez, berlalu pergi meninggalkan Ninin sendirian, yang sedang sibuk membersihkan meja, dimana meja itu tepat didepan ruang kerja bosnya
"Kenapa ya mas Al gak bolehin mbak Alana buat ke ruangan ini?" Batin Ninin bertanya, dengan mengamati ruangan yang baru saja Alvarez kunci dari luar tadi
Alvarez berjalan keluar dengan cepat, tidak sengaja berpapasan dengan Alana diruang tamu.
"Mas. Kamu mau kemana?" Tanya Alana, yang baru saja selesai, memindahkan bajunya dari koper, disatu lemari yang sama dengan susunan baju-baju milik suaminya
Alvarez mengehentikan langkahnya seketika, berbalik badan, menghadap ke arah Alana, dengan tatapan dinginnya. Tanpa memberi respon apapun, Alvarez memilih untuk kembali berjalan menuju keluar.
"Mas, mas Al" panggil Alana, dengan mengikuti Alvarez yang berjalan tergesa-gesa itu.
"Jawab aku dulu, kamu mau kemana mas, ini udah malem" lanjutnya
Alvarez kembali membalikan badannya, membuat Alana yang mengejarnya itu seketika berhenti ditempat.
"Ada acara penting" singkat Alvarez, lalu meninggalkan Alana seorang diri, diruang tamu
Alana membuka salah satu jendela diruang tamu, yang mana, jendela itu memang langsung memampangkan kondisi didalam garansi mobil.
Terlihat jelas dari jendela, bahwa Alvarez memasuki salah satu koleksi mobil sportnya bersama Devan, sang Aspri."Kamu sebenarnya mau kemana sih mas?, acara apa yang lebih penting dari hari bahagia kita hari ini" Batin Alana bertanya
*Malaysia*
"Mamah kenapa kok tadi marah-marah?" Tanya Alvarez, baru saja sampai dirumah sakit gangguan jiwa terbaik yang berada di Malaysia, pada dini hari
"Mamah mau pulang Al" jawab sang mamah terisak
"Iya, kita pulang ya" ucap Alvarez, mengusap pelan bahu sang mamah
"Tapi mamah janji sama aku, gak boleh nangis sampai marah-marah kayak tadi siang lagi" lanjut Alvarez
"Iya, mamah janji" ucap sang mamah, seketika berhenti menangis
"Mamah kok gak tidur" ucap Alvarez, mengusap sisa air mata yang membasahi pipi ibunya
"Mamah nungguin kamu Al" ucap Rani
Alvarez berdiri. "Yaudah, mamah disini dulu, aku mau ke ruangan dokter sebentar"
Alvarez keluar dari kamar sang mamah, dan berjalan menelusuri lorong.
"Papah" panggil seorang anak kecil,
Alvarez yang melihat dari kejauhan sana terdapat batita berlari kearahnya, dia pun segera merentangkan kedua tangannya.
"Hap,,,,,," pelukan itu begitu erat
Alvarez mengusap pelan rambut batita itu, lalu mengangkatnya ke atas gendongannya. "Sayangnya papah"
"Kok belum tidur nak?" Tanya Alvarez
"Udah tadi" jawabnya
"Papah mau kemana?" batita itu balik bertanya, dengan ucapnya yang masih sedikit cadel dan belum begitu lancar
"Papah mau kesana sebentar, Zezo disini dulu ya, main sama omah, nanti papah kesini lagi" ucap Alvarez
Anak laki-laki berumur 27 bulan itu, memiliki nama Skala, namun orang disekitarnya lebih kerap memanggilnya dengan sebutan "Zezo".
"Nanti beli mainan ya papah" ucap Skala
Alvarez menurunkan Skala dari gendongannya.
"Iya sayang, sekarang Zezo masuk ke kamar omah dulu ya, ajak main omah biar gak sedih terus" ucap Alvarez, membuat batita itu pun pergi meninggalkan dirinya, dan masuk kedalam kamar sang nenek
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dan Lukanya
Romance"Genggam cinta ini dan hempaskan semua dendam itu, karena cinta tak mungkin tumbuh, jika rasa dendam yang tersisa masih begitu dalam" ° ° ° ° "Kamu sakit apa, ngomong dong mas, cerita. Selama kita nikah kamu gak pernah cerita kehidupan kamu...