65 "BEDA KAMAR?"

56 5 0
                                    

"Mas, kamu gapapa kan mas, mas Al". Kali ini Alana benar-benar sangat khawatir

"Apa aku panggil pak Heru aja ya, suruh dobrak pintunya" batin Alana, pikirnya, suaminya saat ini dalam kondisi tak sadarkan diri

"Mas kamu jawab, kamu gak kenapa-napa kan" ucap Alana

"Mas Al, mas" panggil Alana

"Ceklek,,,,,"

Suara dan gerakan itu, membuat hati  Alana seketika terasa sedikit lega.

"Gausah gedor-gedor bisa gak" ucap Alvarez kesal, di ambang pintu kamar mandi

"Aku takut mas, aku khawatir kalau kamu pingsan di dalem, makanya kalau aku panggil itu dijawab" ucap Alana, terlihat matanya kini mulai berkaca-kaca

Alvarez kembali berjalan menuju ranjang. "Lebay" ucapnya

"Kamu sakit apa sih mas, ngomong dong sama aku, aku ini istri kamu" ucap Alana, yang kini masih berada di depan pintu kamar mandi

"Tapi saya gak pernah mengganggap itu" singkat Alvarez, duduk di samping ranjangnya

Ucapan Alvarez berhasil membuat Alana terbungkam seketika.

Alana menyusul Alvarez yang berada di kasur dan hendak menaiki kasur tersebut, namun, tiba-tiba.

"Siapa yang suruh kamu tidur di sini?" Tanya Alvarez, Sinis

"Gak ada yang suruh, tapi kan sudah seharusnya aku tidur di sini" ucap Alana, kembali mengenakan sendalnya

"Siapa yang mengharuskan?" Tanya Alvarez lagi

"Kamar kamu itu ada dibawah, saya gak akan pernah mau satu kamar sama kamu, camkan itu" lanjut Alvarez

"Sekarang juga kamu keluar" usir Alvarez, mengambil koper Alana

"Mas. Tapi aku kan istri kamu" ucap Alana, belum tuntas

"KELUAR" bentak Alvarez

"Mas" mohon Alana

"SAYA BILANG KELUAR YA KELUAR" bentak Alvarez, menendang keras koper Alana, hingga keluar

Alana pun terpaksa keluar dari kamar suaminya, yang seharusnya itu juga menjadi kamar dirinya.

Saat Alana berhasil menuruni semua anak tangga, ia pun mendapati Ninin yang berjalan menuju kamarnya, untuk hendak beristirahat.

"Nin" panggil Alana

"Iya mbak" jawab Ninin

Ninin keheranan. "Mbak Alana kok bawa-bawa koper?"

"Kamar kosong dimana Nin?" Tanya Alana

"Kamar kosong banyak, buat apa toh mbak?" Tanya Ninin

"Buat tidur" jawab Alana tersenyum

Ninin pun juga ikut hanyut dalam senyuman itu. "Maksudnya buat siapa, emang ada tamu mbak"

"Ada,,," ucap Alana

Ninin seketika celingukan. "Mana mbak"

"Dihadapan kamu" ucap Alana

Ninin tertawa. "Ee,,,, kalo mbak Alana ya bukan tamu lagi lah, ada-ada aja mbak Alana ini"

"Jadi dimana kamarnya" ucap Alana

"Buat siapa sih mbak?" Tanya Ninin lagi

"Buat aku" jawab Alana

"Mbak Alana kan kamarnya diatas bareng mas Al, gimana sih mbak Alana ini" ucap Ninin

"Udah sekarang kamar kosong yang mana?" Tanya Alana, menarik tangan Ninin pelan, meminta Ninin untuk mengarahkan dan memberitahunya

Ninin justru ganti menarik tangan Alana. "Mbak mau kemana, ini, disini kamarnya, ini loh"

Ninin menunjuk salah satu kamar kosong, yang mana posisinya berada tepat di depan tangga, sedangkan sedari tadi mereka sibuk mengobrol disana.

Alana berbalik badan. "Ninin, kamu kenapa gak bilang dari tadi"

"Ya maap mbak" ucap Ninin, tersenyum cengengesan

"Ini kuncinya smart lock ya?" Tanya Alana

Ninin pun masuk dan diikuti dengan Alana dibelakangnya. "Iya mbak, password nya nanti bisa mbak Alana ganti sendiri, sama ada sidik jarinya juga"

"Yaudah" singkat Alana tersenyum

"Mbak Alana yakin mau tidur sini?" Tanya Ninin, memastikan

"Iya,,,," ucap Alana

"Yaudah Ninin tinggal ya, Ninin juga mau istirahat dulu" ucap Ninin

"Iya. Selamat istirahat ya" ucap Alana, Ninin pun pergi

Disisi lain, Alvarez yang berada di kamarnya itu, sedang sibuk menjelaskan sesuatu pada seseorang, yang mana orang itu memiliki suara lembut nan merdu, tentu bagaimana tidak Alvarez setiap saat selalu merindukannya.

•call on•

"Terus kapan kamu pulang sayang?". Terdengar suara perempuan, dipertengahan penghubung telfon

"Ya aku malam ini gak bisa pulang dulu, karena mendadak ada proyek di luar kota" bohong Alvarez

Cinta Dan Lukanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang