69 "GAK BARENGAN?"

43 4 0
                                    

"Aduh anak papah, pagi-pagi udah bangun aja" ucap Alvarez, seraya mencium putranya yang sedang menyantap sarapan pagi

"Papah kita beli mainan ya" ucap Skala

"Iya, habis ini ya tapi Zezo mandi dulu, nanti kita beli mainan yang banyak" ucap Alvarez tersenyum, menempatkan duduknya tepat di samping sang anak

"Hore,,,, janji ya papah" ucap Skala, mengacungkan jari kelingkingnya

Alvarez menyatukan kelingkingnya, dengan kelingking sang anak. "Janji dong, Zezo mau berapa emangnya?"

"Zezo mau 10" jawab Skala, dengan memajukan bibirnya

"Iya nanti papah beliin ya. Udah sekarang makanya dihabisin, terus bersih-bersih ganti baju, kita berangkat" ucap Alvarez

"Oiya Al, kamu beberapa bulan kedepan beneran ga bisa pulang?" Tanya Rani, seraya menyuap satu sendok kedalam mulutnya

"Kayak yang aku bilang ke mamah ditelpon semalam, tapi gak sampe gak pulang juga" jawab Alvarez, bohong

"Ya aku pasti pulanglah mah, tapi gak menentu, kalo pun bisa pulang paling juga cuma sehari" lanjut Alvarez

"Terus kamu disana tinggal di mana sayang?" Tanya Rani

"Emh,,, aku tinggal di apartemen, iya apartemen" bohongnya

"Maaf ya mah, aku selalu bohong ke mamah, tapi asalkan mamah tau ini semua demi kebaikan mamah dan keluarga kita" batin Alvarez

"Oh,,, jauh gak dari sini" ucap Rani

"Kalo dari sini sekitar 4 jam lah mah" ucap Alvarez

"Jauh juga ya, terus kamu tadi berangkat jam berapa?" Tanya Rani, lagi

"Berangkat sekitar jam berapa ya tadi mah, lupa aku, kalo gak salah jam 6 kurang deh" bohongnya lagi dan lagi

Padahal dirinya saja bangun dari tidur lebih dari jam 8, hebat sekali bukan drama yang sedang dijalankannya.

"Mamah habisin makanan mamah, keburu dingin nanti" ucap Alvarez, mulai menghabiskan makanannya

Alvarez berusaha untuk menutup topik pembicaraan, agar mamahnya tidak semakin jauh menanyainya.

Beberapa saat berlalu, kini nenek dan cucunya itu sedang bersiap untuk bepergian.

"Mah udah siap belum mah?" Teriak Alvarez, dari ruang tamu

"Papah" panggil Skala sangat lantang, yang baru saja keluar dari kamarnya

"Kaget papah, Zezo udah selesai?" Tanya Alvarez

"Udah" singkat Skala

"Keren banget sih anak papah, siapa yang dandanin" ucap Alvarez

"Ncus. Ayo papah berangkat, beli mainan sekarang" ajak Skala

"Panggil omah dulu" perintah Alvarez

"Zezo panggilin omah ya" ucap Skala, seraya lari menuju kamar sang nenek

Kini matahari di langit berada tepat ditengah-tengah, menandakan bahwa hari ini sudah memasuki waktu siang yang sangat terik.

"Mamah, papah" panggil Alana, yang baru saja datang dan memasuki rumah orang tuanya

Laras dan Hendra terhambur dalam pelukan sang anak. "Hai sayang, gimana kamu sehatkan?"

"Alhamdulillah, sehat dong" jawab Alana tersenyum

"Mamah udah buatin makanan kesukaan kamu" ucap Laras, seraya menggandeng Alana menuju meja makan

"Apa tuh?" Tanya Alana

"Beef rice mentai" ucap Laras, membuka todong saji makanan

"Aa,,,,, mamah tahu aja kesukaan anaknya" ucap Alana, mencium sang mamah

"Al mana nak?" Tanya sang papah

"Mas Al lagi gak bis–" ucap Alana, tejeda

"Assalamualaikum" terdengar suara lelaki yang baru saja datang

"Mas Al" ucap Alana, saat menyadari bahwa yang berada di ambang pintu itu, adalah suaminya

Alvarez berjalan masuk, menghampiri istri dan mertuanya. "Mah, pah. Gimana sehat?" Tanyanya, menyalami kedua tangan mertuanya

"Sehat. Kamu gimana Al?" Tanya sang mertua, kembali

Alvarez tersenyum, seraya mendekat dan memeluk dari samping pinggang sang istri. "Sehat"

"Kalian kok gak berangkat bareng?" Tanya Hendra

"Tadi habis ada meeting pah, makanya saya telat dateng nya" ucap Alvarez tersenyum

"Ini mau makan siang dulu atau mau nonton dulu?" Tanya Laras

"Nonton?" Tanya Alana

"Iya, gatau papah kamu itu akhir-akhir ini suka banget nonton film, sampe-sampe ruang karaoke dijadiin ruang ala-ala bioskop" jawab Laras.

Cinta Dan Lukanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang