58 "IBUK SIAPA?"

44 3 0
                                    

Alvarez berlalu terburu-buru dan meninggalkan Alana sendirian di meja makan.

Alana kembali duduk di kursinya dan terpaksa menyantap sendiri masakan yang telah dibuatnya dengan susah payah. Alana menatap kursi yang berada tepat dihadapannya itu, ia membayangkan Alvarez sedang duduk disana, menikmati makanan yang dirinya masak. Dimana layaknya seorang suami memuji masakan istrinya, untuk pertama kalinya menyantap sarapan bersama diatas satu meja, di dalam satu atap.

*Isztay residence*

Isztay residence adalah perumahan elit, yang mana pemiliknya unitnya pasti dari kalangan kelas atas dan Alvarez membeli salah satu unit besar disana, untuk tempat mamah dan anaknya tinggal.

"Tok,,,, tok,,,, tok,,," terdengar suara ketukan pintu

"Iya, siapa" ucap Rani, membuka pintu

"Al. Ada apa sayang?, kamu katanya kerja, kok pulang lagi?" Tanya Rani, setelah menyadari bahwa tamu yang datang itu ternyata adalah putranya

"Mah, handphone yang tadi aku kasih mana?" Bukannya menjawab, Alvarez justru balik bertanya

"Ada didalam, kenapa?" Tanya Rani

"Itu handphone kerja aku mah, aku salah kasih tadi" bohong Alvarez, padahal isi di dalam handphone itu tidak ada yang berkaitan dengan pekerjaannya

"Yaudah mamah ambil dulu sebentar" ucap Rani, berjalan masuk untuk mengambil handphone tersebut

Tidak lama sang mamah pun kembali.

"Ini Al, belum mamah buka sama sekali, tadi ada telpon masuk, tapi mamah belum sempet angkat, gak tau dari siapa, kayaknya temen kamu" ucap Rani memberikan handphone itu, kepada putranya yang kini berdiri di ambang pintu

Rani tampak berfikir sejenak. "pokok nama kontaknya tadi ada na na-nya gitu"

"Aduh,,,itu udah pasti telpon dari Alana, untung mamah belum sempet angkat" batin Alvarez

Alvarez mengangguk cepat. "Iya. Itu temen aku mah yang telfon tadi" bohong nya

"Temen atau temen" goda Rani

"Apa sih mah" ucap Alvarez, risih

"Sejak kapan anak mamah ini simpen nomer perempuan" ucap Rani, terus menggoda putranya itu

"Itu bukan perempuan mah" ucap Alvarez, jantung nya kembali berdebar kencang

"Masa nama begitu bukan perempuan" ucap Rani

"Udah lah mah, gak usah di bahas gak penting" ucap Alvarez, berusaha agar mamahnya itu tidak menanyakan lebih dalam

"Ini handphone yang seharusnya aku kasih ke mamah tadi" ucap Alvarez, mengeluarkan handphone dari saku kanan celananya

"Hampir sama ya Al handphonenya" ucap Rani mengamati handphone tersebut, yang memang satu type dengan handphone sebelumnya

"Iya, makanya aku salah kasih tadi" ucap Alvarez

"Yaudah aku berangkat dulu ya mah" lanjut Alvarez, menyalami tangan Rani

"kamu gak mau masuk dulu?" Tanya Rani

"Gak mah, aku buru-buru, kalau aku masuk nanti Zezo malah gak mau ditinggal, mamah kayak gak tau aja cucu mamah gimana" jawab Alvarez, membuat mamah nya sedikit tertawa

"Iya, iya, yaudah hati-hati ya sayang" ucap Rani

"Iya mah, pasti" ucap Alvarez, berjalan ke arah mobilnya

Alvarez yang kini sedang mengendarai mobil dengan suasana damai itu, tiba-tiba terdapat suara yang mengusik ketenangannya.

Dan ternyata sumber suara itu adalah dari handphone Alvarez, yang mana tertera nama istrinya dalam panggilan masuk tersebut.

"Ckk,,,,,," terdengar suara decakan, setelah dia menyadari bahwa siapa orang yang kini sedang meneleponnya

Alvarez meletakkan kembali handphonenya, tanpa menghiraukan panggilan masuk itu lagi.

*Chams residence"

"Udah mbak taro aja, biar Ninin yang cuci" ucap Ninin, menghampiri Alana yang berada di dapur

Alana tersenyum. "Cuma cuci piring dikit aja Nin"

"Nin" panggil Alana

"Iya mbak" ucap Ninin berbalik badan

"Makanan kesukaan mas Al apa ya?" Tanya Alana

"Aku kurang tahu sih mbak" jawab Ninin

"Tapi dulu ibuk sempat bilang kalau mas Al itu suka banget sama yang namanya dimsum" lanjutnya, dengan meraih gelas

"Ibuk. Ibuk siapa?" Tanya Alana

Cinta Dan Lukanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang