"Wuzz,,,,,,,,,"
"Brukkk,,,," kedua perampok itu pun terjatuh mencium aspal saat tendangan sabit yang sangat keras menghantam tubuh mereka
Kedua perampok itu kesakitan "ARGGH,,,,,,,siapa lu, berani beraninya tendang kita" kata keduanya
Alvarez menoleh ke arah Alana, mengisyaratkan untuk pergi dan menyelamatkan diri dari sana.
"Bangun" perintah Alvarez dengan kedua telapak tangan yang sudah terkunci rapat.
Perampok itu berdiri dengan saling melirik dan memberi senyuman sinis kepada Alvarez "Buggg,,,,," Tanpa basa basi satu pukulan berhasil mendarat dengan sempurna di pipi perampok tersebut
Perampok itu pun tak tinggal diam. Mereka terus melempar tendangan dan pukulan dengan Alvarez, meskipun sempat beberapa kali terjatuh.
"Bug,,,,,bug,,,,bug,,,,bug,,,," Beberapa pukulan dari tangan Alvarez dengan diakhiri tendangan di dada, membuat sang perampok tumbang dan kesulitan melawannya untuk yang kesekian kali
Alvarez dengan nafas yang sedikit tergesa. "ayo bangun" tantangnya
Salah satu dari kedua perampok yang sedang berusaha untuk tetap bangun itupun, justru mendapat tendangan keras di bagian dada untuk kedua kalinya dan kembali tergeletak tak berdaya."masih kuat?" Tanya Alvarez berjongkok dihadapan keduanya dengan mengembalikan senyuman sinis yang sebelumnya telah diberikan kepada Alvarez
Alana lari menghampiri Alvarez. "Pak Al. Pak Al gapapa?" Tanya Alana cemas, dengan melihat sekeliling tubuh Alvarez untuk memastikan apakah terdapat luka ataupun goresan ditubuhnya
Alvarez sedikit geram saat melihat Alana ternyata masih disitu Bahkan kini justru menghampirinya. "Kamu kenapa masih disini, saya tadi bilang apa?, kenapa gak pergi, disini bahaya Alana, kamu bisa kenapa-napa, pergi sekarang" ucapnya tanpa jeda
"Justru saya lebih takut kalau pak Al yang kenapa-kenapa, saya takut ninggalin pak Al sendirian sama perampok-perampok itu" ucap Alana, dengan menunjukan wajahnya yang terlihat sangat khawatir
Alvarez yang dicemaskan seperti itupun sebenarnya hati kecilnya tersenyum, namun terkalahkan oleh rasa cemas dan geramnya terhadap Alana saat ini."saya gapapa" dengan santai Alvarez menjawabnya
"Pak Al ini tangan sama pipi ba-" belum selesai berbicara Alvarez memotongnya
"Alana awas" ucap Alvarez dengan sigap memutar tubuh Alana dari posisi yang awalnya ditempati dirinya kini ditempati oleh Alana dan membuat batu yang dilemparkan oleh sang perampok itu mengenai kepala bagian belakangnya
"Eghhh,,,,,," Rintihan kecil dari mulut Alvarez
"Astaghfirullah pak Al" kejut Alana
Alvarez berbalik badan dan ternyata perampok itu sudah berjarak dengan nya lebih dari 7meter.
"Jangan lari,,,,,," teriak Alvarez hendak mengejarnya namun tangannya digenggam erat oleh Alana
Alana yang melihat itu segera mencegah Alvarez. "Pak Al. Pak Al, udah pak, cukup pak buat apa dikejar, lihat ini luka bapak" tutur Alana melihat beberapa luka lebam ditubuh Alvarez
"Ikut saya" ucap Alana berjalan dengan menggandeng tangan Alvarez
Alvarez mengernyitkan dahi bingung. "Kemana?" Tanyanya namun tidak dihiraukan oleh Alana
Tidak membutuhkan waktu lama, mereka pun telah sampai.
"Pak Al duduk sini dulu" ucap Alana dan di iyakan oleh Alvarez
Tidak lama Alana datang dengan membawa air dan kotak p3k.
Alana memberikan air tersebut. "Ini diminum dulu pak". Alvarez pun meminumnya
Alana pun duduk disamping Alvarez. "Sini, lukanya biar saya bersihkan dulu nanti baru diobati" ucap Alana
Alvarez memberikan tangannya yang terdapat beberapa luka. "Eghh,,,,,,"
Alana menghentikan aktivitasnya saat mendengar rintihan lirih dari mulut Alvarez. "Maaf, maaf pak, sakit ya" ucap Alana mendongakkan kepala agar matanya bertemu dengan kedua mata Alvarez
"Iya, sedikit" ucap Alvarez menatap Alana
Alana yang diberi tatapan seperti itupun, dengan segera mungkin berusaha menghentikan kontak matanya dengan Alvarez dan kembali melakukan aktivitasnya pasalnya ia tak mau jika pipi chubby nya mengeluarkan tomat didepan Alvarez. "Ini saya sudah pelan-pelan pak" ucap Alana sedikit gugup
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dan Lukanya
Romantizm"Genggam cinta ini dan hempaskan semua dendam itu, karena cinta tak mungkin tumbuh, jika rasa dendam yang tersisa masih begitu dalam" ° ° ° ° "Kamu sakit apa, ngomong dong mas, cerita. Selama kita nikah kamu gak pernah cerita kehidupan kamu...