68 "APA HAK KAMU?"

55 6 0
                                    

"Jawab aku dulu mas, kamu mau kemana" ucap Alana, seraya berlari pelan

Alvarez tanpa aba-aba langsung berbalik badan dan menatap tajam Alana. "KERJA" bentaknya

"Kan kamu belum sembuh banget mas, jangan kerja dulu ya, lagian pak Devan tadi bilang kalo hari ini kamu libur" ucap Alana

"Apa hak kamu larang-larang saya?" Tanya Alvarez, menantang

"Bukannya aku ngelarang mas, tapikan ini demi kebaikan kamu" ucap Alana

"Baik menurut kamu, belum tentu baik bagi saya. Saya lebih tau diri saya, jadi gausah kamu sok ngatur hidup saya" ucap Alvarez, melanjutkan jalannya

"Mas aku mau kerumah orang tuaku" ucap Alana, mampu membuat jalan Alvarez yang belum genap lima langkah itu, kembali tergagalkan

Jantung Alvarez seketika berdebar kencang, di tambah isi kepalanya yang mendadak berisik.

"Aku ijin mau kerumah papah sama mamah, tadinya papah minta kalau bisa kamu ikut sekalian, tapi kalo kata aku mending kamu gausah ikut dulu, takutnya kambuh kayak kemarin, jadi habis pulang kerja, kamu bisa langsung istirahat aja, biar badan kamu gak terlalu cape" lanjut Alana

"Lagian siapa juga yang mau kesana" ucap Alvarez, tanpa berbalik badan

Alana sedikit terkejut. "Kok kamu ngomongnya gitu mas, itu orang tua aku loh"

"Kamu, bukan saya" singkat Alvarez, lalu pergi begitu saja

*Isztay residence*

"Pak Al" sapa seorang lelaki

"Pak Tisna kok disini" ucap Alvarez, yang baru saja turun dari mobil

Tisna, adalah salah satu supir pribadi keluarga Alvarez, yang telah bekerja disana lebih dari 10 tahun.

"Iya pak. Tadi di telpon ibu dan disuruh jemput di rumah ini, awalnya sempet gak nyangka kalo yang telfon ibu, ternyata ibu udah pulang toh" ucap Tisna

"Kenapa gak tinggal dirumah lama aja pak?" Tanya Tisna

"Husttt,,,,, jangan keras-keras nanti kedengaran mamah saya" lirih Alvarez

"Pak Tisna kan tau sendiri apa yang buat mamah saya berobat bertahun-tahun di Malaysia, demi kesembuhan mamah saya, makanya saya tempatkan mamah saya disini sekarang. Dari itu saya minta tolong sekali sama pak Tisna, apapun pertanyaan yang mamah saya kasih, terutama pertanyaan yang menuju almarhum papah saya, tolong jangan dijawab" lanjut Alvarez, dengan sangat lirih

Tisna mengangguk. "Iya. Saya paham pak"

"Kenapa bawa mobil ini" ucap Alvarez terkejut, saat baru menyadari bahwa mobil yang di gunakan supirnya untuk menjemput ibunya itu, adalah mobil yang diberikannya pada Alana.

"Kenapa pak, ibu sendiri yang minta pakai mobil ini, katanya mobil ini nyaman, emang sebelumnya ibu udah pernah naik ini toh pak, kan ini mobil baru" ucap Tisna

"Pak Yanto jemput di bandara kemarin pakai mobil ini" ucap Alvarez

"Lah saya gak dikasih tahu sama Yanto pak, kalau gak dibolehin bawa mobil ini buat jemput ibu, saya minta maaf ya pak. Lagian kan ini juga mobil buat mbak Alana toh" ucap Tisna

"Yaudah gapapa, lain kali kalau jemput mamah saya pakai mobil punya dia pribadi kan ada dirumah, kalau mamah minta mobil yang ini, bilang aja mobil ini lagi di bengkel" perintah Alvarez

"Baik pak" ucap Tisna

"Saya masuk dulu ya" ucap Alvarez tersenyum, masuk ke dalam rumah sang mamah

"Assalamualaikum mah" ucap Alvarez, masuk ke dalam rumah yang memang pintunya tidak ditutup

"Wa'alaikusalam" ucap Rani, terhambur ke dalam pelukan Alvarez

"Mamah udah sarapan?" Tanya Alvarez

"Ini mau sarapan, kamu udah sarapan belum?" Tanya Rani, kembali

"Belom" jawab Alvarez

"Yaudah, ayo kita sarapan bareng" ucap Rani

Cinta Dan Lukanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang