62 "SEBENTAR LAGI"

52 4 0
                                    

Alana pun pergi untuk kembali melanjutkan beberes rumah yang belum tuntas.

"Kenapa ya mas Al gak bolehin aku masuk keruang kerjanya" batin Alana bertanya-tanya, dengan tangannya yang saat ini sedang sibuk menata hiasan meja

Kini Alvarez sedang berbicara dengan figura besar yang berada di dinding ruang kerjanya, dimana terpampang jelas foto sang papah di dalamnya.

"Sebentar lagi pah, sebentar lagi, orang itu akan aku buat ngerasain apa yang papah rasain waktu itu" ucap Alvarez, meraba figura tersebut

"Aku gak akan tinggal diam pah, kalau sampai ada yang menggores keluarga kita, seperti janji aku ke papah, aku akan selalu lindungi keluarga kita sampai kapan pun" ucap Alvarez, lalu kembali duduk

Jari-jari tangan Alvarez kini menari-nari diatas komputer dan laptop, hingga 2 jam berlalu.

"Mas kamu kenapa kok dari tadi bolak balik ke kamar mandi?" Tanya Alana lembut

Pasalnya sedari tadi Alana melihat Alvarez tidak henti-hentinya mengunjungi kamar mandi.

Alvarez berhenti sejenak. "Bukan urusan kamu" ucap Alvarez, lalu kembali melanjutkan jalannya

"Assalamualaikum" ucap Ninin, sangat semangat

"Wa'alaikusalam. Udah pulang Nin, cepat ya" balas Alana

"Iya mbak, kan cuma belanja buat minggu ini aja, jadi cepat" ucap Ninin

"Tapi kam-" ucap Alana terputus

"Nin,,,," teriak seseorang, terdengar samar dari kejauhan sana

"Sebentar mbak, sebentar, kayak ada yang manggil deh, mbak Alana denger gak" potong Ninin

"Nin,,,," terdengar lagi, dan kali ini lebih keras

"Kayaknya mas Al deh mbak" ucap Ninin

"Iya deh kayaknya, kamu samperin gih, belanjaan kamu taro sini aja, biar aku bawa ke dapur, sekalian nata kulkas" ucap Alana

"Gapapa mbak?" Tanya Ninin

"Iya gapapa" jawab Alana tersenyum

"Seriusan gapapa mbak?" Tanya Ninin, memastikan

"Gapapa Ninin. Udah cepetan kesana, keburu di makan nanti kamu sama mas Al" canda Alana, mendorong pelan badan Ninin

"Iya, iya, iya" ucap Ninin, berjalan cepat

Ninin kembali menoleh ke arah belakang. "Mas Al dimana mbak?"

"Diruang kerjanya" jawab Alana, dengan suara sedikit keras, pasalnya jaraknya dengan Ninin sudah terbilang tidak lagi dekat

Alana mengemas tas belanjaan yang ditinggali Ninin, untuk menatanya ke dalam kulkas.

Sedangkan di dalam ruangan kerja Alvarez.

"Ada apa mas Al?" Tanya Ninin, yang baru saja masuk

"Itu kenapa kamar mandi saya rusak?" Tanya Alvarez kembali

"Mana Ninin tahu, selama ini yang pake selain mas Al kan gak ada" jawab Ninin

"Yaudah kamu telfon orang, suruh benerin kamar mandinya, sama sekalian saya minta masakin makanan yang berkuah" perintah Alvarez

"Udah itu aja?" Tanya Ninin

"Iya, cepat" singkat Alvarez

"Ok, siap mas Al" ucap Ninin, lalu keluar dari ruangan dan berjalan menuju dapur

"Ada apa Nin?" Tanya Alana, yang baru saja menyadari kehadiran Ninin

"Itu mas Al minta masakin yang berkuah katanya" jawab Ninin

"Masakin yang berkuah?, emang dia minta dimasakin makanan apa?" Tanya Alana

Ninin menaikan kedua bahunya. "Ga Tau mbak, mas Al cuma bilang masakin makanan yang berkuah, gitu aja"

"Apa aku masakin ikan kuah kuning aja ya Nin" ucap Alana, tampak kebingungan

"Terserah mbak Alana aja" ucap Ninin

"Tapi mas Al suka gak ya" ucap Alana

"Suka mbak, mas Al itu tipikal orang yang gak pilih-pilih makanan, dan jarang banget request. Tapi kalau udah request begini pasti badanya lagi gak enakan" ucap Ninin, terlihat sangat menyakinkan

Alana yang sibuk menata kulkas itu, seketika menatap Ninin. "Masa sih Nin?"

"Iya mbak, seriusan" ucap Ninin

"Yaudah, berarti kita harus cepat-cepat ini masaknya" ucap Alana, menutup kulkas

"Ninin bersihin dulu ya ikannya" ucap Ninin

Tidak membutuhkan waktu begitu lama. Alana kini telah mengakhiri tempurnya bersama alat-alat masaknya, sehingga terciptalah hidangkan yang lezat, yaitu, ikan kuah kuning.

Cinta Dan Lukanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang