44 "MENERIMA LAMARANMU"

87 6 0
                                    

"Berangkat kerja lah, ke kantor" jawab Alana

"Udah gak usah. Kamu kan calon istri aku, aku gamau kalau kamu capek-capek kerja, aku mau kamu hanya fokus sama keluarga kita nantinya. Jadi mulai sekarang kamu gak usah kerja ya" tawar Alvarez

"Tapi mas. Kita aja baru grand opening kemarin masa aku udah mulai gak kerja aja hari ini, terus siapa yang handle" ucap Alana

"Devan yang handle, kita tetap produksi semua yang kamu design kemarin, disana kan juga udah banyak karyawan. Jadi kamu gak usah capek-capek lagi, kalau kamu mau kesana buat lihat atau cek-cek perkembangan aku persilahkan, tapi kalau untuk kerja, nggak" ucap Alvarez menggeleng

"Yaudah, kalau memang keputusan kamu seperti itu, aku akan belajar untuk menghargai mas" ucap Alana

Alvarez tersenyum bahagia. "Makasih ya"

Alvarez menyingkirkan rambut yang menutupi kecantikan Alana dan membawanya kebelakang kuping lalu ia membisikan sesuatu disana. "Makasih juga buat selimutnya"

Tidak perlu menunggu respon dari Alana, Alvarez sudah pasti tahu jawabannya. Dari itu tanpa basa-basi lagi, dirinya langsung meninggalkan Alana begitu saja.

Hari pun kini telah bergantian

• kediaman Alana •

"Hari ini ku wujudkan keseriusan ku padamu, didepan orang tua, dan keluarga besar yang sudah bersama kita selama ini. izin kan aku untuk menyampaikan padamu bahwa aku ingin bersungguh-sungguh untuk menjadi bagian dari kisah-kisah hidupmu, menjagamu, serta menjadi teman dalam susah dan senang mu. Dengan ridho Allah SWT dan restu dari almarhum orang tua, aku berniat untuk meminang ALANA KHEYRA LAURES" ucap Alvarez dengan hati bergemuruh

Alana menangis haru, begitupun dengan semua pasang mata yang menyaksikan disana, di momen yang cukup spesial malam ini.

"Terimakasih kamu telah menyampaikan keinginan kita bersama untuk menjadi teman hidup dalam suka maupun duka. Bismillahirrahmanirrahim. Dengan ridho Allah SWT serta restu dari mamah dan papah, aku bersedia menerima pinangan kamu dan bersedia menjadi istrimu" ucap Alana, membuat semua orang yang berada disana tersenyum dan bertepuk tangan

"5 Januari tahun 1998, waktu itu istri saya sedang mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan putri kami, Alana. saya berada disisinya, menggenggam tangan nya dan genggaman itu terasa semakin kuat, kepala dari istri saya tercinta ini mengangkat, saya menyaksikan detik demi detik bayi itu lahir, bayi perempuan yang memang kita harapkan. Walau masih bersimbah darah, saya dapat melihat wajah cantik dari putri saya dan saat itu juga saya jatuh cinta kepadanya.
Saya tidak pernah membentuk rumah untuk pikirannya, saya tidak pernah membentuk rumah untuk hatinya, jadi Alana saya bebaskan memilih siapa yang dia anggap baik menurut hati dan pikirannya. Karena kamu adalah pilihan hatinya maka berbahagialah kamu. Bahagiakan dia dan jadikan kebahagiaan kamu dan dia abadi" Pesan Hendra untuk Alvarez, membuat suasana semakin tersentuh

Kini Alvarez dan Alana sedang melakukan prosesi foto bersama, dengan memamerkan cincin lamaran mereka, yang baru saja melingkar di jari manisnya masing-masing.

"Alhamdulillah. Semoga diberi kelancaran ya mas sampai hari-H" ucap Alana menatap Alvarez dengan senyumannya yang sangat manis, ditambah dengan polesan diatas wajah cantiknya membuat Alana semakin terlihat seperti bidadari.

Balas Alvarez, juga dengan mengukir senyuman manis di wajahnya. "Aminn..... Besok pagi kita prewedding ya nanti aku jemput kamu, lusa kita langsung akad terus resepsi" ucap Alvarez disela-sela prosesi foto dan direspon Alana dengan anggukan kecil

Cinta Dan Lukanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang