31 "PULANG"

74 9 0
                                    

"Nggak ada lagi ckk,,,," lirih nya setelah kebingungan mencari di sekeliling sana namun tak juga kunjung terlihat

"Pak izin tanya, apa bapak tadi mungkin melihat perempuan yang  duduk disini pakai baju putih, celana hitam?" Tanya Alvarez dengan menunjuk meja makan yang tadi ia gunakan untuk makan bersama Alana

"Tadi sih saya liat pak, tapi sekarang saya tidak tahu" jawab bapak

"Atau mungkin bapak liat, dia jalan ke arah mana?" Tanya Alvarez lagi

"Tidak pak" jawab bapak

"Ya sudah terimakasih" ucap Alvarez lalu pergi

"Pak Al" Terdengar suara tidak asing memanggilnya.

Alvarez berhenti berjalan dan lekas balik badan.

"Alana. Kamu dari mana?" Tanya Alvarez. Rasa paniknya memudar ketika orang yang dicari menunjukan diri

"Saya habis membeli keperluan papah saya pak" jawab

"Saya nyari kamu" ucap Alvarez sedikit geram karena sikap Alana yang santai

"Maaf ya pak Al" Alana sedikit menundukkan kepala. "Pak Al sudah nunggu lama?" Tanyanya

"Cukup lama" jawabnya dingin dengan sengaja

"Sekali lagi maaf ya pak" ucap Alana

"Iya, nggak apa-apa" Alvarez tersenyum manis kemudian mengulurkan paper bag. "Ini makanan untuk mamah kamu" ucapnya

"Pak Al kenapa belikan, saya jadi nggak enak merepotkan bapak terus" ucap Alana

Alvarez menggeleng "Nggak,,,"

Kemudian mereka pun berjalan berdampingan menuju ruangan Hendra.

"maa,,," panggil Alana yang sedang berjalan mendekat ke laras. "Ini ada makanan dari pak Al mah"

"Pak Al, tidak perlu repot-repot bawakan saya makanan" ucap Laras ketika menyadari keberadaan Alvarez

"Tidak kok buk" ucap Alvarez dengan penuh senyumannya

"Tapi terimakasih pak Al makanannya " ucap Laras

"Iya Bu, sama-sama" ucap Alvarez tersenyum. "Saya izin keluar sebentar ya" Alvarez berjalan keluar

"Dimakan dulu mah" ucap Alana

"Iya, nanti sebentar lagi lagian mamah juga belum laper" ucap Laras

"Papah belum bangun dari tadi mah?" Tanya Alana

Laras menggeleng."belum"

"Besok kan ada acara grand opening dan aku sebagai designer dari busana yang akan dirilis besok mau nggak mau harus hadir. Mama nggak apa-apa besok aku tinggal?" jelas Alana.

"Nggak apa-apa, Sayang. Selamat, ya. Semoga sukses. Mama yang minta maaf belum bisa hadir di acara penting anak Mama. Besok berangkat jam berapa?"

"Pagi banget, jam enam harus standby di sana. Tapi aku usahain nanti malam tetep tidur sini kok nemenin Mama sama Papa." Alana mengusap punggung mamanya tanpa menanggalkan senyumnya.

"Kamu tidur di rumah aja, Sayang. Takutnya nggak keburu waktunya nanti. Terus pulang ke rumah jam berapa buat ambil keperluanmu buat acara besok?"

"Jam empat subuh, Mah."

Laras mengerutkan kening. "Aduh, jalanan masih sepi. Mama khawatir kalau sampai kamu kenapa-kenapa."

"Mending sekarang pulang biar besok nggak kejar-kejaran sama waktu. Acara penting nggak boleh terlambat." Laras menepuk-nepuk punggung tangan Alana.

"Tapi Mama gimana?"

"Tenang Sayang, Mama nggak apa-apa. Percaya sama Mama." Laras meyakinkan Alana.

"Aku mau periksa dulu sebentar kalau gitu, Mah." Alana berdiri disusul mamanya.

"Loh sebelum ke sini belum periksa sama Pak Al?" tanya Laras heran.

"Belum Mah, Pak Al-nya diajak periksa nggak mau. Aku mau sekalian pamit. Kalau ada apa-apa jangan lupa kabarin ya mah. Papa kalau nyariin bilang aja aku tidur di rumah ya soalnya ada acara."

"Gampang itu. Hati-hati, yah sayang."

"Iya, Ma. Semoga acara besok lancar tanpa halangan apa pun ya, Mah, doain." Ucap Alana

Laras memeluk anaknya sejenak. "Mama pasti doain yang terbaik buat anak Mama yang cantik ini."

Alana mencium pipi mamanya. "Makasih, Mah. Assalamualaikum." Alana mencium tangan mamanya.

"Waalaikumsalam, semoga sukses acaranya."

"Aamiin." Alana keluar ruangan sambil melambaikan tangan.

Cinta Dan Lukanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang