47 "SELALU MENYEPELEKAN"

58 5 0
                                    

"Sshhhhttt,,,,,"

"Bisa diem dulu" Lanjut Alvarez dengan nada rendahnya

Alvarez melepas jas yang dikenakannya. "Sini pake jas aku"

Alvarez memasangkan jas itu ke tubuh Alana, dan langsung membawa Alana ke dalam pelukan hangatnya.

"Masih dingin?" Tanya Alvarez dengan mengusap-usap pelan punggung Alana, dengan posisi yang masih berada di dalam dekapannya

"Kita pergi dari sini ya, cari sarapan. Kamu belum sarapan kan?" Tanya Alvarez, dijawabnya Alana hanya dengan gelengan kecil

Merekapun berjalan berdampingan menuju mobil, dengan satu tangan Alvarez berada di pundak kanan Alana.

"Mas. Kita ke rumah sakit dulu aja ya, luka kamu harus ditangani mas" ucap Alana kepada Alvarez yang baru saja masuk dan menduduki kursi pengemudinya

"Gausah, nanti juga sembuh sendiri" ucap Alvarez dengan santai

"Kamu jangan nyepelein dong mas, gimana kalau nanti malah infeksi sampai keluar nanah, mau kamu?" Tanya Alana tegas, ia geram akan Alvarez yang selalu menyepelekan tentang luka, sekalipun itu luka terberat

Alana bercelingukan. "Dimana kotak p3k kamu, sini aku obati" lanjut Alana

"Itu ada di depan kamu, kamu buka aja, tapi kayaknya isinya kurang lengkap" ucap Alvarez dengan menunjuk dashboard tepat didepan Alana

"Mana coba sini, lihat luka kamu" ucap Alana, membuat Alvarez menyodorkan tangan nya yang terluka

"Aku minta maaf ya mas, seharusnya tadi aku gak maksa kamu buat lepasin termosnya, seharusnya aku juga gak nolak waktu kamu mau tambahin air ke dalam termos itu" ucap Alana, kini tengah mengobati luka Alvarez dengan sangat hati-hati

"Udah gausah dibahas lagi, aku gapapa ini cuma luka kecil" ucap Alvarez

Tiba-tiba terdengar bisingnya nada dering ponsel dari saku milik Alvarez, membuatnya bergegas mengambil dan mengangkat telfon tersebut.

"Siapa mas?" Tanya Alana, sesaat setelah Alvarez menutup telfonnya

"Devan, ngabarin perkembangan dekorasi untuk resepsi kita besok" jawab Alvarez, dengan memandangi Alana yang sedang sibuk membungkus luka dirinya dengan kain kasa

"Tinggal berapa persen mas" ucap Alana

"Devan bilangnya tadi kurang 10 persen" ucap Alvarez

"Udah?" Tanya Alvarez memastikan bahwa Alana telah selesai membersihkan luka tangannya

"Udah,,,,,," jawab Alana tersenyum dengan menutup kotak p3k milik Alvarez

"Makasih ya. Yaudah kita cari sarapan sekarang ya" ucap Alvarez, Alvarez langsung menyala dan melajukan mobilnya, tanpa menunggu jawaban dari Alana

Tidak memerlukan waktu terlalu lama untuk menemukan satu tempat makan saja.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Alvarez

Buku menu yang berada pada tangan Alvarez itu, membuat Alana ikut tertarik untuk melihatnya.

"Kamu makan makanan yang berkuah aja ya Lau, biar gak terlalu kedinginan lagi" ucap Alvarez, memungut bulu mata yang terjatuh di pipi mulus Alana

"Iya boleh" ucap Alana

"Kamu mau yang mana?" Tanya Alvarez

"Terserah kamu aja mas" ucap Alana pasrah

"Seafood kuah tom yum mau?" Tanya Alvarez dan diindahkan oleh Alana

Tidak membutuhkan waktu lama, makanan yang mereka pesan pun datang.

"Makasih ya mbak" ucap Alana kepada pelayan restoran

"Kamu bisa makan sendiri?, mau aku suapi?" Tanya Alvarez, sangat mengantisipasi agar hal yang sama tak terulang kembali

Alana tersenyum. "Bisa aku mas"

"Yaudah buruan makan gih, keburu dingin nanti" ucap Alvarez

"Baru juga datang, masa udah keburu dingin aja" balas Alana

"Iya, maaf sayang" ucap Alvarez, dibuatnya tertawa terbahak bahak oleh Alana

Cinta Dan Lukanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang