73 "MOGOK"

61 3 0
                                    

"Gak tau mbak. Kayak nya ada masalah sama mesinnya, soalnya mobil ini sering banget masalah di mesin" ucap Yanto

"Biar saya cek ya mbak" lanjut Yanto, lalu turun dari mobil

Satu jam berlalu, kini mobil tak juga kunjung menyala.

"Masih lama pak?" Tanya Alana, yang kini juga ikut turun dari mobil

"Kayaknya gak bisa ini mbak" ucap Yanto

"Saya kalo bukan perintah pak Al, gak pernah mau bawa mobil ini mbak, karena saya apal banget mobil ini kalo udah mogok ya begini, jam-jaman pun gak mau nyala" lanjut Yanto

"Emangnya tadi dirumah gak ada mobil yang lain pak" ucap Alana

"Gak ada mbak, adanya mobil sport punya mas Al semua, mobil baru mbak Alana juga dibawa sama Tisna, katanya buat nganterin ib—" ucap Yanto, terhenti seketika

"Buat nganterin siapa pak?" Tanya Alana

"Mampus Yanto, Yanto. Kenapa sih punya mulut licin banget" batin Yanto

"Siapa pak?" Tanya Alana, lagi

Yanto tersenyum. "Itu apa, itu mbak saya lupa, Tisna gak jelas ngomongnya mau nganterin siapa tadi"

"Ini saya gak bisa benerin mbak, harus dibawa ke bengkel ini" ucap Yanto, mengalihkan topik

"Aduh gimana ya" ucap Alana, tampaknya sedang berfikir keras

"Mbak Alana gak punya nomer kenalan montir atau orang bengkel siapa gitu" ucap Yanto

"Gak punya pak" ucap Alana

"Saya punya sih mbak" ucap Yanto

"Terus kenapa gak ditelpon?" Tanya Alana

"Handphone saya ketinggalan mbak" ucap Yanto

"Yaudah bentar ya, saya telfon suami saya dulu" ucap Alana, berjalan ke arah mobil bagian belakang

"Kok gak bisa ditelfon sih mas Al" lirih Alana, seraya mengotak-atik handphonenya

"Apa mas Al masih meeting ya, makanya gak diangkat" batin Alana, setelah mencoba beberapa kali untuk terhubung dengan suaminya, namun terus saja gagal

Alana yang sedang kebingungan dibelakang mobil itu, terkejut, saat tiba-tiba saja mobil berhasil mengeluarkan suaranya kembali.

Yanto turun dari mobil dan menghampiri Alana. "Udah bisa mbak"

"Iya. Alhamdulillah" ucap Alana tersenyum, lalu berjalan, hendak memasuki pintu mobil bagian tengah

"Itu siapa pak?" Tanya Alana, ketika menyadari ada seseorang yang berdiri tepat di depan mobil nya

"Oh,, itu orang yang benerin mobil kita mbak. Meskipun berjas kantoran gitu orangnya nya pinter benerin mobil loh, udah ganteng, banyak duit, pinter benerin mobil pula" jawab Yanto

Niat Alana untuk memasuki mobil tergagalkan, ia berjalan ke arah lelaki yang berada tepat di depan mobilnya.

"Makasih ya sudah benerin mobil saya, kalo gak ada masnya mungkin saya disini sampai besok pagi" ucap Alana, tersenyum

"Udah, santai aja. Kebetulan juga gue tadi lewat sini. Udah biasa juga benerin ginian" ucap lelaki itu, dengan penuh percaya diri

"Kenalin gue..." ucap lelaki terpotong, karena tiba-tiba saja

"Mbak mobilnya gak mau nyala lagi" teriak Yanto, dari dalam mobil

Tampak kecut dalam hati lelaki itu.

"Tenang dulu. Ini kayaknya rusak udah parah, kita harus bawa ke bengkel" ucap lelaki itu

"Bentar gue telfon dulu, orang bengkel gue" lanjut lelaki tersebut, seraya mengotak-atik handphonenya

"Ini gimana mbak kok mati lagi mobilnya" ucap Yanto, baru saja turun dari mobil

"Bentar, itu masih di telponin sama masnya" ucap Alana

"Tadi udah saya puji-puji loh masnya, eh ternyata malah mati lagi" lirih Yanto, yang berada dibelakang Alana

"Gak boleh gitu pak" ucap Alana

Yanto spontan tersenyum cengengesan. "Gak mbak cuma bercanda mbak"

Beberapa saat berlalu.

"Bentar lagi nanti ada mobil derek dateng, mobilnya biar dibawa ke bengkel, kalian pulang aja bareng saya" ucap lelaki itu, memasukan kembali handphonenya kedalam saku jasnya

Alana menoleh ke arah sang supir.

Cinta Dan Lukanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang