71 "LARI-LARIAN"

44 2 0
                                    

"Udah enakan?" Tanya Alana, setelah Alvarez selesai mengeluarkan semuanya

Alvarez yang tenaganya belum kembali sepenuhnya itu, hanya bisa mengangguk pelan.

"Kamu udah minum obat yang tadi dikasih pak devan belum?" Tanya Alana, direspon Alvarez dengan gelengan kecil

"Sekarang diminum ya, dimana obatnya, kamu bawa gak obatnya?" Tanya Alana lagi, dan lagi lagi hanya dibalas gelengan kecil oleh suaminya

"Kamu tunggu sini bentar ya, sebentar aja" ucap Alana, lalu berlari keluar dan meninggalkan Alvarez yang sedang bersandar di dinding kamar mandi dengan kondisi lemas

"Mah ada minuman isotonik gak?" Tanya Alana, menghampiri mamah, papahnya yang masih sibuk menghabiskan durasi film yang mereka tonton bersama tadi

"Ada, tapi belum dimasukin kulkas, jadi gak dingin" jawab Laras, dari kursinya

"Dimana?" Tanya Alana, yang berada di ambang pintu ruangan

"Di kardus, di bawah meja masak" jawab Laras

Tanpa berkata apapun lagi, Alana langsung berlari menuju dapur dan membuka satu persatu kardus untuk mencari keberadaan minuman tersebut, dengan sangat tergesa-gesa. Cukup lama Alana mencari, tetapi tak kunjung ketemu.

"Sayang mamah lupa, kemarin minumannya mamah pindahin ke samping kulkas" ucap Laras, yang baru saja datang dengan suaminya

"Buat apa, kenapa kayak panik gitu, ada apa nak?" Tanya Hendra

"Nanti aja pah aku kasih tahu" jawab Alana, seraya berlari menuju samping kulkas

Alana langsung menuju kamar mandi dengan tergesa-gesa, setelah mendapati minuman tersebut.

Alana membuka tutup botol itu dan memberikannya pada Alvarez. "Mas kamu minum ini dulu ya, ini minuman isotonik"

Alvarez meminumnya hingga habis dan memberikan kembali botol kosong itu pada istrinya.

"Kamu itu harus banyak minum mas, gak boleh sampai dehidrasi. Tadi juga kenapa obatnya gak langsung diminum, kamu belum sarapan ya, kamu di kantor tadi gak sarapan" ucap Alana

"Apaan sih. Kamu ngapain masih disini, ngapain juga tadi pake ngikutin saya kesini" ucap Alvarez, yang tak tahu berterimakasih

"Ya aku memastikan kalo kamu baik-baik aja mas, ternyata bener kan kamu lemes" ucap Alana

"Mana?, siapa yang lemes?" Tanya Alvarez, membuang pandangan dari Alana

"Keluar" usir Alvarez

"Aku gak akan keluar kalo kondisi kamu masih kayak gini" ucap Alana

"Kayak gini gimana" ucap Alvarez

"Kamu masih lemes mas, kalo aku tinggalin terus kamu pingsan disini gimana, gak ada yang tau, aku disini aja sampai nanti" ucap Alana

Alvarez berjalan keluar. "Drama banget, keluar tinggal keluar aja ribet" lirihnya

Alana pun berjalan keluar mengikuti jejak langkah suaminya dari dibelakang.

Alvarez seketika berhenti dan berbalik badan.

"Ngapain kamu keluar, tadi katanya mau disini" ucap Alvarez

"Lah kamu kan udah keluar, jadi aku ya ikut keluar, tujuan aku disitu kan buat nemenin kamu" ucap Alana

Tanpa berkata apapun lagi, Alvarez langsung menggandeng tangan Alana dan berjalan berdampingan mencari keberadaan sang mertua.

"Terpaksa" sinis Alvarez, melirik Alana yang berada disampingnya, yang kini sedang memandanginya

"Ada apa sayang?" Tanya Hendra, yang sedang duduk di kursi meja makan

"Ada apa, kok tadi kamu tadi sampe lari-lari gitu?" Tanya Laras, saat baru menyadari kehadiran Alana dan Alvarez

"Gapapa mah, cuma gak enak badan aja" sahut Alvarez cepat

"Iya kan sayang" lanjut Alvarez tersenyum, menatap, serta mengelus bahu Alana

"Iya" lirih Alana, dengan senyum karirnya

"Tapi tadi cari minuman isotonik buat apa?" Tanya Hendra

"Itu, lagi pengen minum minuman yang mengandung isotonik aja pah" sahut Alvarez, bohong

"Oh gitu, kirain papah kenapa, soalnya tadi Alana sampe lari-larian. Yaudah sekarang kita makan ya, udah hampir sore juga" ucap Hendra

"Loh emang filmnya udah selesai?" Tanya Alana

"Belum, tadi mamah sama papah sempet ikut panik karena kamu lari-larian gitu, makanya mamah keluar, nungguin kalian disini" ucap Laras

Cinta Dan Lukanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang