41 | Miraculum

94 20 6
                                    

"Kau sudah bangun, Jin-Ah?"

Heejin mengusap matanya, "Hao-Ya? Pagi sekali kau bangun,"

"Tentu. Aku sudah menumpang, jadi harus bisa membantu," kekehnya dengan gaya sok keren.

"Memangnya kau bisa memasak?" tanya Heejin dengan setengah nyawa.

ZhangHao berkacak pinggang, "Hei! Kau meremehkanku. Aku ini sudah terbiasa masak sendiri, tahu. Bahkan aku adalah koki andalan di asrama. Aku ini koki handal dari China,"

"Baiklah, baiklah. Jadi, apa yang kau masak?" tanya Heejin sembari mendekati pria tersebut.

Yang ditanya hanya meringis sembari menatap Heejin, "Ramyeon,"

"Wah! Hebat sekali! Jauh-jauh datang dari China untuk membuat ramyeon!" sarkas Heejin dengan tepuk tangan dan sorakan.

"Biarlah! Kau tunggu saja. Ini akan sangat lezat," titah ZhangHao.

Heejin menguap sekali lagi, "Aku akan mandi dulu, lalu sarapan. Tuan Lee memintaku untuk datang lebih cepat,"

"Tunggu? Bukankah libur?" tanya ZhangHao kebingungan.

"Itu kalian. Aku tidak," jawab sang pemilik rumah, "Sudahlah. Kalau terjadi sesuatu panggil aku,"

"Apa maksudmu terjadi sesuatu!? Kau pikir aku akan meledakkan apartemenmu!?" protes pria itu tak terima dengan tangan kanan mengangkat sebuah alat pengaduk.

Yang dibentak hanya tertawa kecil dan pergi berjalan meninggalkannya. Heejin mengangkat kakinya menuju kamar mandi, namun Ia terhenti sejenak di depan kamar sang adik.

"Yujin's Room"

"Yujin-Ah..." lirihnya sejenak. Ia menggeleng, dan akhirnya kembali melanjutkan langkahnya. Ia segera membersihkan dirinya dan bersiap dengan seragam kantornya.

Setelah siap, Ia kembali ke dapur. Tak disangka, ZhangHao sudah selesai memasak dan sekarang semuanya sudah tertata rapi di meja.

"Cepat sekali kau memasak. Aku pikir kau akan memasak yang aneh-aneh dan lama melihat bahan yang kau persiapkan," heran Heejin sembari menarik kursi untuk diduduki.

ZhangHao mengangguk, "Justru kau yang mandinya cepat sekali,"

"Aku biasanya lama. Ini karena si Lee sialan itu jadi aku terburu-buru," desis Heejin sebal. Ia segera mengambil porsi makannya, tak lupa dengan sumpitnya, "Selamat makan,"

Tangannya mulai mengambil sesumpit ramyeon dan memasukannya ke dalam mulut, "Hmm, tidak buruk. Memang berbeda dari biasanya, tapi cukup enak,"

"Sudah kubilang, 'kan? Aku ini ahli memasak," balas ZhangHao dengan bangga. Ia segera mengikuti langkah Heejin untuk ikut menikmati masakannya.

Heejin mengaduk beberapa kali mangkuknya, "Yujinie... bagaimana dia?"

"Yujin?" tanya ZhangHao yang mendapat anggukan dari Heejin, "Kurasa Ia masih tertidur. Aku memukulnya semalam,"

"APA!?"

"Hei, nanti tersedak lagi!"

Heejin segera meneguk air dan berdehem beberapa kali, "Kau memukulnya? Apa Ia terluka parah?"

ZhangHao mengernyitkan kening dan membentuk gestur dengan ibu jari dan telunjuk berdekatan, "Sedikit?"

"Aish!" decak sang kakak, Ia pun menumpu dagunya dengan tangan, "Aku tidak berani memeriksanya, lagi..."

"Jangan khawatir. Aku sudah mengobatinya semalam," ucap ZhangHao menenangkan, "Kau pulang pukul berapa semalam?"

"Mungkin 1 dini hari?"

[✓] Umbrella || ℍ𝕒𝕟𝕓𝕚𝕟-ℍ𝕖𝕖𝕛𝕚𝕟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang