55 | Troublemaker: Pt.IV

96 23 6
                                    

"Maafkan aku, Oppa,"

Jiwoong tersenyum kecil, "Heejin-Ah, berhenti menyalahkan dirimu sendiri. Ini bukan salahmu, salah Hanbin, ataupun salah Chaehyun-Ssi,"

"Tapi... rasanya seperti kalian melakukan sesuatu yang sia-sia," lirih Heejin dengan suara parau.

"Tidak, Heejin-Ah," pria Kim itu menggeleng, "Kami tidak melakukan hal yang sia-sia. Tampil di hadapan Xtracia adalah hal terbaik yang bisa kami lakukan, jadi itu tidak sia-sia,"

Mendengar kalimat Jiwoong setidaknya bisa membuat hati Heejin sedikit menghangat. Ia menyungging senyum dan menyerahkan kantung plastik yang Ia bawa, "Ini untuk snack kalian. Pasti kalian lelah, 'kan? Makanlah selama menunggu,"

"Baiklah, baiklah," Jiwoong menerimanya dengan kekehan.

Heejin pun segera berjalan keluar dari ruang tunggu mereka. Matanya tak sengaja bertemu dengan beberapa staf dari stasiun penyiaran tersebut.

Berbeda. Sangat berbeda.

Ke mana mereka yang kemarin selalu memuji XCite? Yang mengatakan bahwa XCite akan sukses di masa yang akan datang? Akan bisa menjadi bintang besar? Sekarang, semuanya memperlakukan mereka dengan buruk hanya karena skandal kencan yang bahkan belum terbukti kebenarannya.

"Mereka munafik," ketus Heejin. Tanpa pikir panjang, gadis itu segera pergi ke kamar mandi untuk menyelesaikan urusannya.

"Hei, kau tahu? Pacarku baru saja mengabari bahwa Ia akan mengajakku liburan ke luar negeri,"

"Benarkah? Wah, iri sekali,"

"Benar. Itu karena sebentar lagi Ia akan mengancam Starlight Entertaiment,"

Mata Heejin membulat mendengarnya. Starlight Entertaiment, 'kan? Ia tidak salah dengar.

"Bagaimana bisa?"

"Kau mendengar skandal terbaru dari Sung Hanbin dan Kim Chaehyun? Ia punya lebih banyak bukti,"

Gigi Heejin menggertak seketika. Apa maksudnya? Apa mereka melakukan sesuatu lagi? Ia pikir semuanya sudah selesai di ruangan Tuan Lee kemarin. Sekarang apa lagi?

"Bukti apa?"

"Mereka berciuman. Di rooftop gedung agensi,"

"Apa..?"

"Yah, sayang sekali. Kupikir itu hanya rumor. Hanbin sangat tampan, iri rasanya melihat Ia bersama perempuan lain,"

"Permisi. Bisa minta nomor kekasihmu?"

Kedua gadis itu terlonjak melihat Heejin yang tiba-tiba keluar dari bilik kamar mandi. Mereka bergetar, "S-Siapa kau?"

Heejin tersenyum, "Saya manajer XCite,"

Gadis-gadis itu semakin terkejut. Salah satunya menggeleng dan langsung lari begitu saja, meninggalkan temannya yang masih membeku.

"Jadi, apakah kekasihmu orangnya?" tanya Heejin.

Ia mengangguk gugup, "B-Benar,"

"Kumohon berikan nomor kekasihmu. Kami akan berkompromi sebaik mungkin," pinta Heejin.

Tak tahu harus apa selain menuruti permintaannya, Ia langsung mengetikkan nomor kekasihnya di ponsel Heejin.

Heejin menerima ponselnya kembali dengan senyuman, "Terima kasih banyak telah mau bekerja sama. Saya sangat berterima kasih,"

"S-Sama-sama," balasnya sebelum akhirnya berlari kabur dari kamar mandi.

Tepat setelah kepergian gadis tersebut, Heejin terduduk lemas. Kakinya tidak memiliki tenaga lagi untuk bisa berdiri. Rasanya fisiknya, hatinya, pikirannya, bahkan perasaannya sudah sangat amat lelah.

[✓] Umbrella || ℍ𝕒𝕟𝕓𝕚𝕟-ℍ𝕖𝕖𝕛𝕚𝕟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang