48 | Jay, A Day

72 19 0
                                    

"Baiklah, baiklah. Aku akan membuka asrama kalian," final Heejin, membuat para anggota berseru bahagia.

ZhangHao berseru girang, "ASIK! BISA TIDUR DI KASURKU LAGI!"

"Apakah kasurku tidak nyaman, Hyung?" tanya Yujin tidak terima.

"Pikir saja sendiri," jengah ZhangHao dengan senyuman maut.

Hanbin menoleh pada Jiwoong, "Hyung, Jay akan sampai hari ini, ya?"

"Benar, Ia bilang kemungkinan sampai nanti malam," jawab Jiwoong bahagia.

"Wah, aku kangen Jay Hyung. Aku ingin makan masakan Amerikanya," celoteh Gyuvin heboh, membuat para kakaknya tertawa gemas.

"Hah, kalian ini," lirih Heejin dengan senyuman yang tak tertahan, "Asrama akan kubuka nanti, ya. Aku harus mengurus beberapa hal dulu,"

"Baiklah, Nunaa," balas Gyuvin. Setelah kepergian Heejin, Ia melirik pada adik bungsunya, "Yujin-Ah, kau ada masalah dengan Nuna?"

"E-Eh?" Yujin meneguk ludahnya dan segera menggeleng, "Tidak, kok. Kita baik-baik saja,"

"Benarkah?" Gyuvin mengernyitkan keningnya, "Kupikir terjadi sesuatu,"

ZhangHao berusaha mengalihkan topik, "Sudahlah, Gyuvin-Ah, jangan mengarang. Lebih baik, kau berkabar dengan pacarmu,"

"Hei, aku tidak punya pacar!" protesnya.

Hanbin ikut menggoda, "Wah, Garam-Ssi akan sakit hati mendengar ini,"

"HANBIN HYUNG!!"

:—•—:

"Heejin-Ah, kau terlihat sibuk," ledek Wooseok yang disambut dengan tatapan tajam dari Heejin.

"Kau tahu, aku harus mengatur semua jadwal mereka dibawah tekanan dari Jongsuk sialan yang memintaku membantu Starborn!" protes Heejin dengan emosi meluap.

Wooseok terbahak, "Hei, hei, setidaknya kecilkan suaramu. Kau tahu Tuan Lee bisa mendengar dalam radius 5 kilometer,"

"Tidak peduli! Biar saja!"

Heejin berdecak sebal dan kembali berkutat dengan barang-barangnya. Wooseok yang sedang mampir ke ruangannya pun hanya tertawa dan memandanginya usil.

"Ah, tapi bukankah XCite sedang liburan? Apakah jadwalnya padat setelah cuti mereka?" Wooseok bertanya penasaran.

"Sangat padat. Sangat amat padat," Heejin menjawab dengan helaan napas, "Kau tahu, brand-brand menghubungi kami, acara variety dan reality juga menghubungi, bahkan ada beberapa acara bertahan hidup yang meminta mereka untuk menjadi mentor,"

"Wah, wah, sukses besar, ya," kagum pria Kim itu dengan tepuk tangan.

"Heejin-Ah, aku ingin bertanya satu hal," lirih Wooseok dengan ragu, "Tapi, ini memang sedikit sensitif, aku hanya butuh saran. Bolehkan aku bertanya?"

Heejin mengangguk, "Tentu, bertanyalah,"

"Bagaimana caramu menghadapi ketidakadilan pembagian job idolmu?"

Gadis itu membeku seketika. Ada apa dengan pria itu? Bagaimana Ia bisa mengetahui pusat kebingungannya saat ini?

"A-Apa maksudmu?"

[✓] Umbrella || ℍ𝕒𝕟𝕓𝕚𝕟-ℍ𝕖𝕖𝕛𝕚𝕟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang