Heejin memainkan kakinya yang gugup sedari tadi. Benar, Ia berhasil menghubungi pria bernama Park Gunwook itu dan memintanya menemui di kafe SeoWon. Itulah mengapa Ia sangat gugup sekarang. Bukan karena masalah yang terjadi, Ia lebih gugup karena melihat perawakan Gunwook yang sangat besar dan gagah.
"Dia seperti akan membantingku jika marah," Heejin berucap dengan senyuman kaku.
'Kring'
"Ah, dia datang," ujarnya dengan gugup. Tangannya naik untuk melambai dengan gemetar, "G-Gunwook-Ssi, di sini,"
Gunwook menatap sang pemanggil, dan berjalan mendekatinya. Lihat, tatapannya saja sudah sangat tajam. Ia melangkah tanpa keraguan sedikitpun.
Pria Park itu menarik kursi di hadapan Heejin dan duduk dengan yakin. Matanya tertuju pada netra Heejin, seolah-olah meminta kejelasan atas apa maksud kedatangannya ke sini.
"S-Sebelumnya, perkenalkan saya—"
"Nuna, apakah kau suka coklat?"
Heejin terkejut, "Eh?"
"Ayo pesan coklat panas dulu, dengan kue juga enak," ucapnya dengan antusias.
"B-Baiklah," angguk Heejin. Ia membuang pandangan sebelum akhirnya berekspresi sebebas mungkin.
'APA ITU!? IA TERLIHAT SEPERTI SINGA YANG AKAN MENERKAM NAMUN SIKAPNYA SEPERTI KUCING YANG MINTA DIELUS!'
"Xinwei!" undang Heejin pada gadis Chen tersebut.
Xinwei menoleh dan menganggu, "Aku datang, Eonnie,"
Gadis itu segera menghampiri dua orang dengan menu di tangannya, "Silahkan,"
"Wah, siapa ini, Eonnie?" tanya Xinwei ketika melihat seorang pria asing.
Gunwook menatap matanya, membuat Xinwei menciut, "A-Ahahaha, kurasa urusan bisnis, ya,"
"Dua coklat panas, dan dua red velvet parfait," ujar Heejin memberikan pesanan.
"HEI!" protes Gunwook, "Red velvet tidak enak! Aku mau coklat saja!"
Heejin membulatkan matanya, "Kau bilang red velvet tidak enak!?"
"Iya! Rasanya aneh! Ubi merah!"
"HEI! SANGAT ENAK, GILA! MANIS DAN GURIH BERCAMPUR MENJADI SATU! BUKAN RASA YANG PASARAN DAN MEMBOSANKAN SEPERTI COKLAT!"
"TIDAK! COKLAT PALING ENAK!"
"Ehm, mohon maaf, tapi kalian sangat ribut dan menganggu pelayan lainnya," lirih Xinwei memberi peringatan.
Sontak, Heejin dan Gunwook menoleh pada sekitarnya. Benar saja, mereka semua memandang sebal pada keduanya dan berbisik satu sama lain.
Heejin tertawa canggung, "Maaf, maaf,"
"Jadi, pesanan kalian?"
"Ikuti saja permintaan bocah itu. Dua coklat panas, satu red velvet parfait, dan satu chocolate parfait," ralat Heejin.
"Baiklah," balas Xinwei dengan senyuman, "Ditunggu, yaa,"
Heejin pun menghela napasnya. Ia sangat lelah dengan keributan hari ini. Matanya menatap pada pria dihadapannya, "Hei, kau ini umur berapa, sih?"
"Kepo sekali,"
"Aish! Menyebalkan," decak Heejin mendengar balasan acuh dari Gunwook.
"Jadi, untuk apa Nuna memanggilku?" tanya Gunwook langsung ke poin utama.
"Aku sudah mengenalkan diriku, 'kan? Aku manajer XCite, Jeon Heejin," jelas Heejin, "Kau juga pasti sudah mendengar berita yang bertebaran di mana-mana,"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Umbrella || ℍ𝕒𝕟𝕓𝕚𝕟-ℍ𝕖𝕖𝕛𝕚𝕟
Genç Kurgu𝑱𝒆𝒐𝒏 𝑯𝒆𝒆𝒋𝒊𝒏 𝒇𝒕. 𝑺𝒖𝒏𝒈 𝑯𝒂𝒏𝒃𝒊𝒏 • • • 𝐵𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝𝑎𝑛, 𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝𝑖 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖. 𝐵𝑢𝑘𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑘𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛. 𝑆𝑒𝑏𝑢�...