71 | Vale: Carmen

93 20 2
                                    

"Eh? Nuna? Sakit?" tanya Taerae kebingungan.

Jay menganga, "S-Sejak kapan?"

"Perkiraannya... sejak satu tahun belakangan ini. Kita baru mengetahuinya satu bulan ini," jawab Jiwoong. Pria itu mengulum bibirnya merasa bersalah, "Maaf,"

"Hyung, kau menyembunyikan ini dari kami semua?" tanya Keita.

"Ini permintaan, Nuna, bukan salah Jiwoong Hyung," sahut Yujin, "Saat Tuan Lee berbicara dengannya lagi, akhirnya Ia mau mengucapkan salam perpisahan,"

"Hah, ini gila," lirih Matthew tak percaya.

"T-Tidak parah, 'kan? Bisa sembuh, 'kan?" tanya Gyuvin yang sudah tak kuasa menahan air matanya lagi, "Nuna masih bisa melihat kita sukses, 'kan?"

"Kita... hanya bisa berdoa," jawaban ZhangHao sukses membuat semuanya terlonjak.

"Nuna... selama ini Ia menahan sakitnya sendirian..." Taerae berucap frustasi sembari menutup wajah dengan kedua tangannya.

Keita ikut mengusak rambutnya frustasi, "Kenapa dia menyimpan begitu banyak rahasia, sih!? Aku jadi merasa sangat berdosa karenanya!"

"Bisa kita menemui Nuna sekarang?" tanya Gyuvin sembari menyatukan kedua tangannya, "Aku mohon, Hyung,"

Jiwoong membelai pucuk kepala adiknya, "Gyuvin-Ah, sekarang Heejin butuh istirahat. Kurang lebih dalam 3 hari Ia akan melakukan perjalanan panjang ke Singapura. Jika sudah waktunya, kita bisa menemuinya, kok,"

"Hanbin-Ah..." lirih ZhangHao sembari menangkup pundak pria Sung tersebut.

"Nuna sakit, Hyung," ucapnya dengan tatapan kosong, "Ia sakit,"

Hati ZhangHao teriris melihat keadaan Hanbin sekarang. Pria China itu memeluknya dengan isakan, "Hanbin-Ah, jangan seperti ini..."

"Aku dengan santainya mengajak Ia bermain, Hyung... Tanpa mengetahui bahwa Ia menderita kesakitan... Bahkan sebuah fakta mengerikan tentang keluargaku baru saja Ia ketahui dan membuatnya sakit..." jelasnya dengan air mata yang jatuh, namun tak memberikan ekspresi sedih.

"Aku... menghancurkannya, Hyung..."

"Tidak, Hanbin-Ah... Jangan seperti ini..." ZhangHao menggeleng dan menenggelamkan kepalanya dalam tengkuk Hanbin, "Kita tidak bisa melakukan apapun..."

Pintu ruang latihan dibuka, dan muncullah manajer baru mereka yang sedang berjalan ke arah 9 pria tersebut.

"Suji Nuna..." rengek Gyuvin pada manajernya.

Suji menghela napasnya, "Maafkan aku, aku juga tidak bisa mengatakannya lebih awal pada kalian,"

"Kau sudah tahu, Nuna?" tanya Matthew padanya.

"Jika belum, aku tidak mungkin dilatih lebih lama," jawab Suji dengan senyuman pahit.

"Kenapa disembunyikan, sih!? Aku masih tidak paham!!" seru Keita sebal.

"Sebab inilah Ia menyembunyikannya dari kita, Hyung! Karena jika kita tahu, kita tidak akan bisa bekerja dengan maksimal! Pasti kita akan memikirkan dia terus menerus!" balas Yujin dengan sedikit meninggikan nada bicaranya.

"Tapi... ini seolah-olah Ia tidak menanggapi kita keluarganya, Yujin-Ah..." Keita terjatuh dan menangis.

Taerae dengan segera menghampiri pria Jepang itu, "Hyung!"

"Tidak seperti itu, Keita-Ya," Jiwoong ikut memeluk Keita yang terjatuh lemas, "Karena Ia sangat mengkhawatirkan kita, Ia tidak mau kita tidak fokus dalam pekerjaan dan malah mengkhawatirkannya,"

[✓] Umbrella || ℍ𝕒𝕟𝕓𝕚𝕟-ℍ𝕖𝕖𝕛𝕚𝕟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang