25 | Second Step

103 22 1
                                    

"5 kemenangan musik. Itu sangat luar biasa untuk hitungan debut. Kalian hebat," puji Heejin di dalam mobil.

"Padahal kita bisa mendapatkan 7. Yang dua nyaris sekali," sesal Matthew mengingat tipisnya perbedaan poin pada acara musik hari ini dan dua hari yang lalu.

Jiwoong terkekeh sembari memainkan pipi pria Seok itu, "Sudahlah. 5 kemenangan sudah sangat hebat,"

Heejin kembali tersenyum melihat aksi para anggota XCite tersebut. Mereka sangat bahagia hari ini. Selain karena pencapaiannya, mereka telah mengakhirkan masa 3 minggu promosi untuk mini album pertama mereka.

"Nuna, bolehkah kita me lakukan pesta malam ini?" tanya Keita dengan semangat.

"Kalian belum melakukan live lagi, loh. Para Xtracia pasti sangat merindukan kalian," Heejin mengingatkan mereka.

"Ah, benarkah? Apakah masih bisa melakukan live nanti?" Gyuvin melirik jam tangannya, "Tidak'kah terlalu malam?"

"Sebenarnya tidak. Aku yakin Xtracia akan selalu menunggu kalian," kekeh gadis itu, "Namun, sebaiknya jangan. Kalian juga sangat lelah,"

"Kalau begitu pesta saja, yaa?" pinta Yujin ikut antusias.

"Baiklah, baiklah," Heejin akhirnya menuruti permintaan mereka, "Mau menu apa?"

"Entah mengapa aku sangat merindukan rabokki. Aku ingin membuatnya," balas Taerae dengan helaan napas, "Sudah sangat lama aku tidak memakannya,"

"Oke. Aku akan membelinya nanti. Aku akan mengantar kalian dulu, ya," balas Heejin dengan tawa yang terselip.

Mobilnya pun melaju kencang menuju asrama mereka. Setelah sampai, para anggota pun turun sesuai arahan dari manajer mereka.

"Kau... tidak turun?"

"Aku ikut,"

"Hao-Ya. Kau bisa terlihat nanti," Heejin berucap lelah.

"Tak apa. Aku ingin ikut," jawab ZhangHao yakin dengan pilihannya. Mau tidak mau, Heejin menuruti permintaan pria itu dan menyetir kendaraannya menuju minimarket terdekat. Tak berselang lama, Ia pun memberhentikan mobil di depan sebuah minimarket.

"Pakai masker dan jaketmu. Di sini cukup rawan," perintah Heejin setelah mematikan mesin mobil. ZhangHao menurutinya, dan akhirnya mengekori langkah gadis itu menuju ke dalam bangunan.

Heejin mengambil beberapa bungkus ramyeon, tteokbokki, keju, dan beberapa bahan pelengkap lainnya, lantas melirik pada pria di sebelahnya, "Kau ingin apa?"

"Kau,"

"ZhangHao, jangan gila,"

"Jawab pertanyaanku tempo hari,"

Heejin berdecak, "Aku serius, yang lain sudah menunggu di asrama,"

"Tch. Susu dan permen," jawab ZhangHao malas.

Gadis itu menatap pria China ini tidak percaya, "Wah, kau saja masih seperti ini Hao-Ya. Fokuslah dengan karirmu, jangan memikirkan yang waktu itu,"

ZhangHao ingin memprotes, namun Ia kalah cepat dari gadis itu yang sudah berjalan menuju meja kasir untuk membayar pembeliannya. Setelah selesai, keduanya kembali ke mobil.

"Heejin-Ah. Aku menyukaimu,"

Heejin tak mempedulikan kalimat pria ini dan menyalakan mesin mobil untuk membelah jalanan.

"Jeon Heejin! Aku menyukaimu!"

Lagi-lagi tak ada jawaban. Heejin menginjak pedal gas dan langsung menjalankan roda kendaraannya.

[✓] Umbrella || ℍ𝕒𝕟𝕓𝕚𝕟-ℍ𝕖𝕖𝕛𝕚𝕟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang