"Apa? Keinginan?" tanya Heejin sembari mengernyitkan keningnya.
Hanbin mengangguk, "Iya. Apa kau punya sesuatu yang ingin kau lakukan?"
"Kau mengunjungi pagi-pagi begini dan bertanya seperti itu? Tiba-tiba sekali?" Heejin mengernyitkan keningnya.
"Yah, hanya kepikiran saja," kekeh Hanbin sembari mengusak tengkuknya yang tak gatal.
"Hmmm," gadis itu nampak berpikir sejenak, "Kurasa terlalu banyak hal yang ingin kulakukan,"
"Kalau begitu, 3? 3 teratas mungkin," tawar Hanbin, "Bagaimana?"
"Aku... ingin pergi ke akuarium," jawab Heejin, "Lalu, pergi ke taman bermain,"
"Oke. Yang terakhir?"
Heejin mengulum bibirnya sejenak, sebelum akhirnya tertawa kecil, "Aku mendengar bahwa Bu Keum membuka panti asuhan baru. Aku... ingin mengunjunginya,"
Hanbin mengangguk, "Oke. Kita wujudkan, bagaimana?"
"Hah? Yang benar saja? Kau kan banyak jadwal. Tidak, tidak," tolak Heejin mentah-mentah.
"Justru karena itu," Hanbin terkikik, "Aku akan merilis konten selfcam. Aku akan merekamnya selama pergi bersamamu. Kau masih berstatus sebagai manajerku, jadi tak masalah. Bagaimana?"
Mulut Heejin terbuka sepenuhnya, "Kau benar-benar...."
"Pintar, 'kan?" Hanbin tersenyum memamerkan giginya.
"Terserahmu," Heejin memalingkan wajah, berusaha menyembunyikan senyuman manisnya akibat perlakuan pria Sung tersebut.
"Kalau begitu, bersiaplah. Aku akan menunggumu di luar," ucap Hanbin sembari mendirikan tubuhnya.
Heejin menoleh terkejut, "HAH!? SEKARANG!?"
"Tentu," Hanbin memamerkan kamera yang Ia bawa, "Aku sudah mempersiapkan ini semua, tahu,"
"Tunggu, tunggu, tunggu! Setidaknya biarkan aku berdandan dulu sebelum pergi!"
"Untuk apa? Jangan berdandan terlalu banyak, itu hanya akan menutupi wajah cantikmu,"
Semburat merah sukses memenuhi air wajah Heejin. Ia mengerucutkan bibirnya, "Kau selalu saja seperti ini,"
"Sudah, sudah, tidak ada waktu untuk salah tingkah. Bersiaplah," kekeh Hanbin sembari mengusak surai Heejin acak. Ia pun berjalan keluar kamar, memberi ruang untuk gadis Jeon itu bersiap-siap. Heejin mencuci wajahnya sejenak, dan mengganti pakaian. Wajahnya Ia poles tipis, dan tak lupa menyemprotkan parfum. Tak lupa mengambil tak kecil yang selalu Ia bawa ke mana-mana. Kini, Ia sudah siap untuk pergi keluar dengan Hanbin.
Ia pun berjalan keluar kamar. Matanya mencari sosok pria Sung tersebut, dan mendapatinya sedang terduduk di sofa. Saat berjalan mendekatinya, fokus Heejin teralihkan oleh sebuah benda milik pria tersebut. Tangannya bergerak meraihnya, dan Heejin segera melompat kecil untuk berada di hadapan Hanbin.
"Eoh, apa yang kau lakukan, Nuna?" tanya Hanbin melihat gadis itu berdiri di depannya sekarang.
"Tutup matamu," pinta Heejin, "Aku punya sesuatu,"
Hanbin menutup kedua netranya, sampai akhirnya Ia merasakan sebuah benda terpasang di pangkal hidung dan sisi telinganya.
"Ah, pantas saja kucari tidak ada. Ternyata aku meninggalkannya di sini, ya," kekeh Hanbin ketika kacamatanya sudah terpasang di wajahnya.
"Dasar pikun," ledek Heejin, "Lagipula, kau berbohong, 'kan? Kacamata itu tidak memiliki lensa. Kau hanya menggoda,"
"Artinya kau tergoda?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Umbrella || ℍ𝕒𝕟𝕓𝕚𝕟-ℍ𝕖𝕖𝕛𝕚𝕟
Fiksi Remaja𝑱𝒆𝒐𝒏 𝑯𝒆𝒆𝒋𝒊𝒏 𝒇𝒕. 𝑺𝒖𝒏𝒈 𝑯𝒂𝒏𝒃𝒊𝒏 • • • 𝐵𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝𝑎𝑛, 𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝𝑖 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖. 𝐵𝑢𝑘𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑘𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛. 𝑆𝑒𝑏𝑢�...