46 | Amica: Pt.III

86 19 0
                                    

"Masuklah,"

"Permisi," lirih Ricky sembari menginjakkan kakinya di dalam rumah kecil mikik Ruiqi.

"Heejin, bagaimana—"

"Pfft,"

"Woi, sialan!" umpat Ricky melihat wajah mengejek di air wajah Heejin. Gadis itu masih tak bisa berhenti tertawa mengingat kejadian tadi.

Heejin meringis, "Hehe, maaf. Habisnya lucu sekali, sih. Wajahmu seperti ini, apalagi ketika pria-pria itu mendekat, wajahmu jadi seperti—AISH! ITU LUCU SEKALI!!"

"Berhenti menertawakan diriku, gadis sialan,"

Ruiqi menyiapkan sebuah meja kecil dan tiga bantalan untuk duduk, "Kemarilah. Maaf aku tidak punya sofa,"

"Ah, tak apa," balas Heejin ramah. Ia segera mendudukkan tubuhnya di tempat yang disediakan, "Wah, nyaman sekali,"

Ricky mendecih, "Jangan urus dia, Jie. Dia tidak tahu diri,"

"Apa maksudmu!?" kesal Heejin dnegan tatapan sinis. Pria Shen itu hanya menjulurkan lidahnya sebagai balasan.

"Kau berteriak terus, Rui! Ribut, tahu!" omel Ruiqi pada pria tersebut seraya menyajikan teh-teh untuk teman-temannya itu.

"Terima kasih, Ruiqi-Ssi," ucap Heejin dengan senang hati.

Ruiqi mengangguk, "Omong-omong, kau siapa?"

"Ah, aku belum berkenalan, ya?" Heejin membenarkan posisi duduknya dengan sopan, "Perkenalan, saya Jeon Heejin, manajer dari XCite,"

"XCite? Apa itu?"

Ricky berdecak, "Jie, kau penari jalanan masa tidak tahu?"

"Memangnya apa?" tanya Ruiqi benar-benar tidak tahu.

Heejin tersenyum pahit, "Kukira mereka sudah cukup dikenal. Ternyata belum, ya,"

"Jadi, XCite adalah grup KPOP—"

"AH, YANG ITU!! PAVO, PAVO, PAVO!?" seru Ruiqi tiba-tiba dengan antusias.

"BENAR!! ITU XCITE!!" Heejin mengangguk dengan sangat girang.

Ruiqi bertepuk tangan bahagia. Namun, selanjutnya Ia memasang wajah serius, "Jadi Nona Manajer, untuk apa kau menemuiku?"

"Jadi..." yang ditanya berdehem terlebih dahulu, "Apakah kau tahu siapa saja anggota XCite?"

Gadis Su itu menggeleng. Heejin pun mengangguk paham, "Salah satu anggotanya adalah—"

"Hao Ge. Ia bilang Hao Ge ingin menemuimu," potong Ricky.

"Hao?" Ruiqi mengernyitkan keningnya, "Tunggu, jangan bilang... ZhangHao?"

Dengan gugup, Heejin mengangguk, "Benar. ZhangHao ingin bertemu denganmu,"

Mendengar nama pria itu, Ruiqi mengulum senyumnya, "Aku... tidak mau,"

"Jie," lirih Ricky seraya meraih tangannya, "Ini bukan salah Gege. Itu kan—"

"Jika ZhangHao menuruti orang tuanya, aku tidak akan terlibat dalam masalah mereka! Hanya karena aku tidak punya orang tua bukan berarti aku bisa diperlakukan seenaknya!" tutur Ruiqi penuh amarah.

"Jiejie, ini tidak ada hubungannya dengan latar belakangmu," jelas Ricky memberi pengertian.

Ruiqi menggeleng, "Buktinya, orang tuanya memang tidak ingin aku dekat dengannya karena aku yatim piatu,"

"Ruiqi-Ssi, bagaimanapun ZhangHao adalah sahabat lamamu,"

"Benar, sahabat lamaku. Dan sekarang, sudah tidak ada apa-apa di antara kami," tegas Ruiqi.

[✓] Umbrella || ℍ𝕒𝕟𝕓𝕚𝕟-ℍ𝕖𝕖𝕛𝕚𝕟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang