73 | Vale: An Idol

79 21 6
                                    

"Kita sungguh harus berlatih? Dalam kondisi seperti ini?" tanya Gyuvin tidak percaya.

Jiwoong membelai surai adiknya, "Bagaimanapun, kita ini seorang idol, Gyuvin-Ah. Aku yakin Heejin akan mengatakan untuk tidak melupakan tugas utama kita,"

"Tapi, kita tidak akan fokus, 'kan?" Gyuvin masih mempertahankan opininya.

"Kalau begitu, kita tidak akan bisa menjadi idol untuk seterusnya, Gyuvin-Ah. Kita harus bisa terus melangkah maju," Taerae memeluk pundak adik kecilnya, "Ayo berjuang bersama, ya?"

Gyuvin menghela napas dan akhirnya mengangguk, "Baiklah,"

"Hanbin-Ah... kau memimpin latihan, 'kan?" tanya Keita sembari mendekat pria Sung tersebut.

Hanbin tersadar dari lamunannya dan menoleh, "Eh? Aku, ya?"

"Apa kau... baik-baik saja?" Keita kembali bertanya khawatir.

"Tentu..." angguk Hanbin dengan lesu, "Ayo kita latihan,"

"Tidak," ZhangHao memotong dialog keduanya. Pria China itu datang mendekati mereka dan mengambil alih topik, "Aku akan memimpin latihan kali ini. Hanbin sedang tidak baik-baik saja,"

"Hyung..."

ZhangHao tersenyum padanya dan menepuk punggung Hanbin, "Jangan memaksakan dirimu,"

"Baiklah! Ayo latihan!" seru Jay memberi semangat.

Hanbin menoleh pada Yujin yang sama lesunya, lantas menarik tangan adik bungsunya untuk berlatih.

Akhirnya, mereka bersembilan kembali berlatih. Sekalipun dalam keadaan seperti ini, mereka harus bisa memposisikan diri mereka. Boleh sedih, namun jangan sampai mereka lupa bahwa mereka seorang idol. Para penggemar sudah menunggu untuk melihat mereka kembali di atas panggung, jadi mereka harus tetap berjuang.

"Langkahmu, Gyuvin-Ah," ucap ZhangHao saat melihat kaki Gyuvin tidak melakukan gerakan yang tepat.

Gyuvin segera membenarkannya, "Baiklah. Maafkan aku,"

"Tak apa. Ayo lanjut," ajak pria Zhang tersebut.

"Oke. And one, and two, and three, and—"

"Semuanya,"

Mereka menoleh pada sumber suara. Ternyata, Suji datang bersama beberapa orang untuk membantunya membawakan 9 kotak besi. Setelah meletakkannya, orang-orang lainnya pergi keluar ruangan.

Matthew berjalan mendekati kotak tersebut, "Apa ini, Nuna?"

"Maaf mengganggu waktu kalian. Dan maaf juga apabila setelah aku mengatakan ini, mood latihan kalian pasti akan terganggu," ucap Suji sebelum menjawab pertanyaan Suji.

"Memangnya ini apa?" Yujin ikut bertanya penasaran.

"Kemarilah," ajak Suji.

Kesembilannya berjalan ke depan sesuai arahan Suji, dan dengan penasaran mulai mengamati kotak-kotak yang ada di hadapan mereka.

Suji menunjuk pada salah satu kotak, "Di sini, ada nama setiap kalian. Carilah milik kalian dan bukalah,"

"Benarkah?" Keita mengernyitkan keningnya. Ia pun mencoba mencari miliknya, barangkali ada kotak yang bertuliskan namanya.

"Benar! Ada! Ini Terazono Keita!" serunya heboh.

Gyuvin ikut menoleh, "Sungguh? Milikku mana, ya?"

"Itu, Kim Gyuvin," Yujin menunjuk pada kotak lainnya.

"Ah, benar. Terima kasih, Yujin-Ah," Gyuvin berucap sembari mengambil kotaknya.

ZhangHao terlebih dahulu mengambil kotak miliknya, dan dengan penasaran Ia membukanya. Tepat ketika penutup kotak terbuka, matanya berbinar sempurna.

[✓] Umbrella || ℍ𝕒𝕟𝕓𝕚𝕟-ℍ𝕖𝕖𝕛𝕚𝕟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang