15 | Big Point

104 24 0
                                    

'Tok, Tok'

"Masuklah,"

Dengan gugup, Yujin melangkah kecil menuju kasur Heejin. Rasanya canggung sekali sehingga Ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa saat ini.

"Duduklah," perintah Heejin. Yujin pun menurutinya dan menganbil tempat pada kursi yang ada di dekat kasur.

"Sudah berapa lama?" Heejin memulai sesi interogasinya.

Yujin menoleh bingung, "T-Tentang apa?"

"Pelatihan bersama Lee Jongsuk. Sudah berapa lama?" ulang Heejin dengan pertanyaan yang lebih jelas.

"Sejak awal kelas 8..."

Heejin menoleh dengan terkejut, "Selama itu?"

"Lalu, sejak kapan kau ingin menjadi idol?" gadis itu kembali bertanya.

Lagi-lagi Yujin kebingungan. Ia menatap langit-langit kamar dan menjawab, "Sejak kecil, saat aku melihat salah satu grup wanita,"

Gadis itu menggertakkan giginya, "Han Yujin, kau benar-benar gila,"

"Nuna tidak bisa mengatai mimpiku gila!" protes Yujin tak terima.

"Yujin-Ah..." Heejin berupa lesu, "Tidakkah kau ingat, ibumu merenggang nyawa... juga karena kehidupan idol..."

"Tidak. Ibuku meninggal karena Ia memang gila—"

"Han Yujin. Jangan berbicara seperti itu tentang ibumu," peringat gadis Jeon itu.

Yujin terdiam, begitupun Heejin. Keduanya mulai kalut dalam keheningan masing-masing.

"Yujin-Ah... menjadi idol bukanlah hal yang mudah," lirih Heejin.

"Kau harus mengorbankan segalanya. Benar-benar segalanya,"

"Kau tidak akan bisa bermain seperti teman-temanmu. Kau tidak akan bisa menemui teman-temanmu lagi secara bebas. Kau tidak akan bisa pergi keluar tanpa pengawasan. Kau bahkan tidak akan terhindar dari kamera-kamera yang ada,"

"Bisa saja kau diikuti sasaeng dan membuatmu terluka. Bisa saja kau akan mendapat komentar kebencian di media sosial. Bisa saja kau akan mendapat ketidakadilan dalam dunia hiburan,"

Tangan Heejin bergerak meraih jemari adik kecilnya, "Yujin-Ah, menjadi idol itu berat,"

"Nuna," Yujin membalas genggaman tangan Heejin, "Aku paham dengan kerasnya dunia idol. Bagaimanapun Tuan Lee juga sudah memberitahuku,"

"Kau... tidak takut?"

Yujin mengulum bibirnya sejenak, "Sebenarnya, ada ketakutan yang tersembunyi di hatiku. Namun, jika aku tidak pernah berani untuk melangkah, aku tidak akan pernah berhasil, 'kan?"

"Apa yang kau lakukan pada Taeho... bisa saja itu akan menjadi tombak yang dapat menusukmu setiap saat, Yujin-Ah," Heejin kembali mengingatkan adiknya.

"Aku tahu, Nuna," Yujin mengangguk sekali lagi, "Tapi, impianku lebih besar. Aku akan berusaha mengejar mimpiku,"

"Han Yujin... kau benar-benar—" Heejin menahan kalimatnya. Dan akhirnya, gadis itu menggeleng, "Maafkan aku, Yujin-Ah. Aku belum bisa menyetujui ini, biarkan aku berpikir—"

"Nuna, kau tahu sendiri bahwa para Hyung sudah berjuang selama beberapa tahun dalam mempersiapkan debut, 'kan?" ucap Yujin sembari menatap wajah kakaknya, "Kau ingin membuat mereka menunggu lagi?"

"Han Yujin, diamlah dulu. Aku... tidak bisa berpikir jernih saat ini,"

Pria yang lebih muda itu menghela napas, "Baiklah. Jangan sampai sakit, Nuna. Beristirahatlah,"

[✓] Umbrella || ℍ𝕒𝕟𝕓𝕚𝕟-ℍ𝕖𝕖𝕛𝕚𝕟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang