4 | Deeper

169 31 0
                                    

Seorang pria yang sedang melaksanakan tugasnya berdecak sebal. Emosinya dilampiaskan melalui kocokan kopi di tangannya.

"Aish, seharusnya aku tidak pernah menemui gadis itu," gumamnya, heran dengan keputusan bodohnya beberapa hari lalu.

Matanya memicing, ketika melihat gadis yang ada di pojok kafe masih terduduk manis dengan setia. Ketika pesanan sudah siap, Ia segera meletakkan pesanan yang ada di meja, tak lupa menekan bel sebagai kode bahwa pesanan siap diantar.

Mendengar bel ditekan, pelayan lainnya segera memutar tubuh, berniat untuk mengambil pesanan.

"Hyung, pesanan nomor 5," ucap Hanbin kesal.

"Nomor 5..." SeoWon melirik ke sekitar, "Gadis itu?"

"Biarkan aku yang mengantar," Hanbin berjalan keluar dari meja kasir, dan meraih nampan yang sebelumnya ada di tangan SeoWon.

Kedua kakinya melangkah untuk mencapai meja yang memiliki papan nomor bertuliskan 5 itu.

"Silahkan, pesanannya,"

Tangan kekar itu meraih segelas minuman di nampan dan memindahkannya ke meja pelanggan.

"Terima kasih," gadis itu tersenyum, "Ah, dan saya ingin pesan tambahan-"

"Hentikan,"

Hanbin meletakkan nampannya dengan kasar di meja. Kedua tangannya terlipat di depan dada, menandakan bahwa Ia sudah memasuki mode serius.

"Apakah 4 jam tidak cukup? Tagihanmu bahkan sudah menggunung," protes pria Sung itu.

Heejin menyengir, "Mau, ya?"

"Sudah kubilang aku tidak mau. Yang kau lakukan sekarang hanya buang-buang waktu. Pergilah sebelum aku melapor pada bosku," tukas Hanbin seraya meraih nampan.

"Sung Hanbin, kumohon," pinta Heejin sekali lagi.

Hanbin menggeleng, "Pulanglah,"

Dan Hanbin pun berjalan menjauhi gadis itu. Ia memejam matanya lelah. Ternyata memang sulit, sangat sulit. Ia melirik jam di ponselnya. Sepertinya Hanbin benar, Ia sudah terlalu lama berada di sini.

"Lee juga mencariku. Sepertinya aku harus kembali," Heejin menegakkan tubuhnya, tak lupa mengambil minuman ke-8 yang sudah Ia pesan. Ia segera berjalan menuju kasir.

"Hanbin sudah membayarnya," ucapan pelayan berlabelnama 'SeoWon' itu sukses membuatnya terkejut.

Heejin menoleh ragu, "Sung Hanbin?"

SeoWon mengangguk, "Apa yang kau lakukan tidak akan menghasilkan apapun,"

"Tapi, aku benar-benar membutuhkannya," Heejin berucap lesu.

"Bukan dengan cara seperti ini," jelas SeoWon, "Kau harus bisa membantunya berdamai dengan masa lalu,"

"Aish, masa lalu lagi. Aku tidak tahu apapun soal pengalaman buruknya," kesal gadis itu.

Pria Seo itu mengernyit, "Kau tahu, sebelumnya?"

Heejin mengangguk, "Hanbin trainee terkenal. Semua agensi ingin menggaetnya. Namun, banyak yang ditolak, termasuk aku. Rumor soal alasan mengapa Ia menolak untuk kembali terjun ke dunia Idol jelas bukan rahasia lagi,"

SeoWon menghela napas, "Dia memang hebat. Rasanya sayang juga kalau talentanya tidak digunakan,"

"Maka dari itu," ujar Heejin seraya menautkan kedua tangannya, "Bantulah aku,"

"Sudah kubilang, kau harus membantunya berdamai dengan masa lalu dulu," kekeh SeoWon.

Netra Heejin kembali memperhatikan setiap langkah yang dilakukan oleh orang yang menjadi topik utama hidupnya saat ini.

[✓] Umbrella || ℍ𝕒𝕟𝕓𝕚𝕟-ℍ𝕖𝕖𝕛𝕚𝕟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang