"Hah! Sudah keluar kota sungguhan ternyata!" decak Heejin sebal. Ia menggeret kopernya dan berjalan kasar ke stasiun kereta.
"Hei, tunggu!"
Gadis itu pun menolehkan wajahnya ke belakang. Ia berseru dengan sebal, "Cepatlah, Ricky! Nanti ketinggalan!"
Ricky berdecak dan segera berlari. Merasa tak sabar, Ia malah menggendong kopernya dan mendekati Heejin yang ketakutan dengan tenaganya.
"Ayo,"
"B-Baiklah," angguk Heejin takut. Keduanya pun segera masuk ke loket dan memverifikasi tiket masing-masing. Setelah selesai, mereka mengambil tempat yang sesuai dengan nomor di tiket mereka.
Heejin menyadarkan tubuhnya di kursi, "Hah, lelah sekali,"
Benar. Setelah banyak berbincang, Heejin menemukan fakta bahwa Su Ruiqi sudah pergi ke luar kota beberapa waktu lalu. Ia pun meminta Ricky untuk pergi bersamanya mencari Ruiqi. Walau awalnya menolak, namun dengan beberapa iming-iming, Ricky setuju untuk pergi bersamanya. Dia tetaplah seorang bayi dibalik nampak garangnya.
"Kau boleh pergi? Bukankah kau seorang manajer?" tanya Ricky heran.
"Yah, bagaimanapun ini permintaan anggotaku, aku harus memenuhinya," jawab gadis tersebut, "Lagipula, mereka sedang ada dalam masa libur, aku jadi sedikit lebih fleksibel,"
Ricky hanya mengangguk-anggukan kepalanya sebagai respon. Segera setelah kereta mulai berjalan, Ia memasang earphone pada telinganya dan menyetel lagu favoritnya.
"Ck!" decaknya ketika Ia merasa bajunya ditarik beberapa kali. Ia melepas salah satu penyumpal pada telinganya dan menoleh sebal, "Apa, sih!?"
"Galak sekali!" protes sang pengundang, "Aku hanya ingin bertanya,"
"Bertanya apa?"
"Jadi, kalian berempat seperti teman lama dulu, ya?" tanya Heejin penasaran.
Ricky menggeleng, "Hanya mereka bertiga. Aku sering ikut Jie main, jadi aku bisa mengenal mereka,"
"Kalau begitu, artinya kau termasuk, 'kan?" ucap Heejin membuat Ricky sebal.
"Hanya ikut bermain bukan berarti berteman. Lagipula perbedaan usiaku cukup jauh dengan mereka, jadi aku tidak begitu akrab," ralat pria China tersebut. Melihat tak ada respon apapun dari Heejin, Ia kembali memasang alat pemancar suara tersebut di telinganya.
"APA LAGI!?" bentaknya ketika Heejin kembali meraih sudut bajunya.
Heejin kembali mengernyitkan keningnya, "Kalau begitu, bagaimana kau dan Ruiqi bisa dekat seperti sekarang?"
"Kepo sekali, sih! Urusan orang!"
"Ish! Hanya bertanya, loh!"
"Tanyakan sesuatu yang lebih bermanfaat," ledek Ricky. Sekarang, Ia tak mau lagi menggunakan earphonenya. Percuma, pikirnya.
Gadis Jeon itu melipat kedua tangannya bingung, "Tapi, kenapa kalian sangat suka kabur dari rumah? Maksudku, hampir semua orang seperti kalian kabur dari rumah,"
"Sudah kubilang, 'kan? Lingkungan keluarga kami itu cukup keras. Mereka selalu memaksakan kehendak pribadi untuk kepentingan sendiri tentunya," jawab Ricky dengan santai, "Lebih baik jadi miskin daripada hidup kaya sebagainya boneka,"
"Jadi, kau baru saja memamerkan keluargamu kaya, ya?" jengan Heejin.
Ricky mengangguk bangga, "Aku ini Shen Quanrui, pria tampan dari keluarga Shen,"
"Ya, ya, ya, terserah. Aku harus menemukan Ruiqi sekarang," balas Heejin acuh tak acuh.
Ricky pun membuang pandangannya ke arah lain. Tiba-tiba, Ia ingin menanyakan satu hal pada gadis di sebelahnya ini. Ia berdehem sejenak, "Jiejie. Apa kabarnya baik?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Umbrella || ℍ𝕒𝕟𝕓𝕚𝕟-ℍ𝕖𝕖𝕛𝕚𝕟
Teen Fiction𝑱𝒆𝒐𝒏 𝑯𝒆𝒆𝒋𝒊𝒏 𝒇𝒕. 𝑺𝒖𝒏𝒈 𝑯𝒂𝒏𝒃𝒊𝒏 • • • 𝐵𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝𝑎𝑛, 𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝𝑖 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖. 𝐵𝑢𝑘𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑘𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛. 𝑆𝑒𝑏𝑢�...