"Bukankah ayahnya seorang dokter?" tanya Subin memastikan.
Heejin mengangguk, "Sung Hansol. Ia dokter yang merawat temanku,"
Subin berdehem sejenak, dan menyesap kopi americanonya, "Tidak mungkin jika Ia menyia-nyiakan kesempatan besar itu,"
"Ada sesuatu yang terjadi, bukan?" tebak Heejin, sependapat dengan apa yang sekarang berkutat di pikiran Subin.
"Seingatku, Ia salah satu trainee unggulan pada masanya. Bahkan Ia bisa mengalahkan seniornya ketika masih berusia 14 tahun dengan menjadi trainee terbaik," Subin menjelaskan, "Dia... bukan sembarang trainee,"
"Argh! Aku tahu itu! Kita benar-benar harus mendapatkannya!" geram gadis Jeon seraya menusuk-nusuk kuenya.
"Jangan gegabah. Terburu-buru tidak akan memberikan hasil yang baik," pria Jung itu berucap seraya mengusak rambut gadis di hadapannya.
Heejin membanting kepalanya ke meja kafetaria, "Hah... Apa aku harus menyerah lagi?"
Subin menyetarakan posisi kepalanya dengan Heejin, "Jeon Heejin, kau pasti bisa,"
Yang ditatap hanya memejamkan matanya malas. Tiba-tiba, terbesit sebuah ide di benaknya.
"Seok Matthew. Apa aku harus bertanya kepadanya?" ucapnya penuh harap.
Subin nampak berpikir sejenak, "Sepertinya tidak akan mudah. Tapi apa salahnya mencoba,"
"Baiklah! Aku akan mencari Matthew sekarang," Heejin berdiri dari kursinya dan meraih tasnya yang tergeletak di meja.
"Heejin-Ah, tunggu-"
Subin terkekeh, terlambat untuk menghentikan langkah gadis itu. Cukup, pikirnya. Senyuman yang semula tersimpul rapi di wajahnya kini merosot.
"Hanbin, apakah Ia bisa membawamu kembali ke dunia ini?"
•-:-•
Ia melirik ke jam tangan yang setia menggulung di pergelangan tangan kirinya.
21:09 PM.
"Aish, Han Yujin. Andai saja dia tidak memintaku mengantarkan barang-barang itu," kesalnya sembari memperhatikan jalanan malam yang diterangi cahaya. Ya, adiknya meminta bantuan untuk membawa beberapa peralatan ke rumah temannya.
"Lemari, kursi kecil, vacuum cleaner, apa yang bocah itu lakukan. Dasar penderita pubertas," Heejin berucap geli, mengingat bagaimana rusuhnya ketika Yujin menaikkan barang-barangnya.
Ia menekan klakson mobilnya, "Hei! Jalanan luas! Apa gunanya menyalip!?"
"Argh, aku bisa gila," Ia memutar stirnya, berniat menyalip sebuah mobil yang ada di depannya saat ini.
'BRAKK!!'
"HEII!!!"
Gadis itu terkejut. Wah, benar-benar. Mobilnya ditabrak. Sungguh ditabrak. Ia merasa langit akan jatuh ke bumi dan laut akan mengamuk ke daratan. Seperti kiamat, rasanya.
"HEIII!! KEMBALII!! JANGAN KABUR SEENAKNYA!!!" geram Heejin setelah menurunkan dirinya dari mobil, tidak peduli dengan klakson dari pengendara-pengendara lain yang ada di belakangnya.
"Wanita gila! Menyingkir!"
"Apa yang dilakukannya!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Umbrella || ℍ𝕒𝕟𝕓𝕚𝕟-ℍ𝕖𝕖𝕛𝕚𝕟
Fiksi Remaja𝑱𝒆𝒐𝒏 𝑯𝒆𝒆𝒋𝒊𝒏 𝒇𝒕. 𝑺𝒖𝒏𝒈 𝑯𝒂𝒏𝒃𝒊𝒏 • • • 𝐵𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝𝑎𝑛, 𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝𝑖 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖. 𝐵𝑢𝑘𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑘𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛. 𝑆𝑒𝑏𝑢�...