"Kau sangat tampan saat menyetir,"
Hanbin berdecak sembari menoleh, "Kau dulu melarangku menyetir padahal,"
"Hahaha, maafkan aku. Aku menyesal sekarang. Kau sangat keren padahal, ya," kekeh Heejin sembari menghela napas.
"Di sana... kau akan tinggal dengan siapa?" tanya Hanbin dengan ragu.
Heejin mengulum bibirnya, lantas memutar kepalanya untuk menatap pria tersebut, "Tuan Lee bilang temannya ada di sana. Ia yang akan merawatku. Jangan khawatir,"
"Siapa memangnya?"
Gadis itu menggeleng, "Aku... juga tidak tahu,"
Lantas Hanbin menggertakkan giginya. Ia membuang napas berat dan memutar stir mobil dengan satu tangan, "Rasanya semakin berat melepaskanmu,"
"Hei, kita sudah berjanji semalam untuk bisa menerima keadaan. Jangan jadikan ini sebagai beban hidupmu, Hanbin-Ah," protes Heejin dengan sedikit kikikan.
"Bagaimana aku tidak kepikiran? Gadis yang kucintai akan tinggal di luar negeri bersama orang yang bahkan tidak Ia kenali,"
"Apa itu? Kenapa kau berbicara seolah-olah aku kabur darimu?" sinis sang gadis sembari berdecih.
Pria Sung itu tersenyum gemas, "Iya, iya, aku hanya bercanda. Aku percaya padamu, kok. Kau kan tidak bisa berpaling dari pesonaku,"
"Percaya diri sekali," jengahnya tak habis pikir.
Hanbin kembali memutar stirnya dengan tangan kanan dan sekali lagi berucap, "Di sana, makan yang banyak. Istirahat yang cukup. Dengarkan apa kata dokter, dan jangan memikirkan kami di sini. Kami akan terus mendoakanmu dan mendukungmu. Kau hanya perlu fokus untuk kesembuhanmu,"
"Kau sudah mengatakan itu hampir sepuluh, Hanbin-Ah. Bahkan kalimatmu sama persis," Heejin membalas sembari memutar bola matanya.
"Ah, benarkah?" Hanbin mengusak rambutnya canggung, "Aku sangat khawatir soalnya,"
"Kalau kau khawatir seperti itu terus, aku malah jadi tidak tenang meninggalkanmu. Percayalah padaku, aku akan segera kembali," tegas Heejin sembari meraih tangan Hanbin yang bebas.
Hanbin memutar kepalanya dengan perlahan, "Janji?"
"Aku sampai bosan mengatakannya. Tapi, aku berjanji. Aku akan kembali untuk bertemu dengan kalian lagi," angguk Heejin.
Keduanya tersenyum satu sama lain. Sampai akhirnya, Hanbin memarkirkan mobilnya di bandara internasional kota Seoul.
"Ayo kita tu-"
"Nuna. Seperti ini. Sebentar saja," cegah Hanbin sebelum Heejin membuka pintu mobil dan keluar. Hanbin menggenggam erat tangan gadisnya, dan memejamkan matanya.
"Hanbin-Ah..." lirih Heejin. Ia membalas genggaman Hanbin dan berkata, "Dengarkan aku,"
"Mungkin saat aku pergi, kita tidak bisa berpelukan lagi, tidak bisa saling menggenggam tangan lagi, dan bahkan tidak bisa saling melihat lagi,"
Heejin mendekatkan wajahnya pada Hanbin, "Tapi, percayalah. Kita akan terus terhubung. Karena kita... punya perasaan yang sama,"
"Perasaan kita saling terhubung," Heejin berusaha meyakinkan Hanbin dengan genggaman tangannya, "Satu sama lain. Tak peduli jarak yang memisahkan kita,"
"Tapi... kau harus sembuh, ya?" pinta Hanbin sekali lagi, "Kau harus sembuh. Agar kita bisa bersama lagi,"
Gadis Jeon itu tersenyum dan mengangguk yakin, "Aku akan sembuh. Percayalah, Sung Hanbin,"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Umbrella || ℍ𝕒𝕟𝕓𝕚𝕟-ℍ𝕖𝕖𝕛𝕚𝕟
Novela Juvenil𝑱𝒆𝒐𝒏 𝑯𝒆𝒆𝒋𝒊𝒏 𝒇𝒕. 𝑺𝒖𝒏𝒈 𝑯𝒂𝒏𝒃𝒊𝒏 • • • 𝐵𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝𝑎𝑛, 𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝𝑖 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖. 𝐵𝑢𝑘𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑘𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛. 𝑆𝑒𝑏𝑢�...