Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...------------------------------------
SAY, HAI!Selepas acara penyambutan, Yuna dengan cepat keluar dari ruangan aula tersebut. Dia hanya belum siap untuk bertemu dengan lelaki dari masa lalunya itu.
Meski dulu mereka putus dengan cara yang baik, tetap saja pasti muncul rasa kecanggungan antar dirinya dan juga Sakti. Apalagi mereka bertemu setelah sekian lama sejak hari kelulusan SMA. Pasti rasa canggung itu akan hadir di antar mereka.
"Eh, dokter Yuna kok cepat banget balik ke ruangan?" tanya suster Vera.
"Acara penyambutan dokternya udah selesai, jadi saya balik ke ruangan" jawab Yuna berkilah.
"Gimana dok, dokter bedah barunya? Beneran tampan ya?" bisik suster Vera penasaran.
"Nanti suster Vera lihat sendiri aja. Saya mau masuk dulu" ucap Yuna.
Sebelum masuk ke dalam ruangannya, Yuna bisa mendengar desahan suster Vera karena tidak mendapat jawaban dari pertanyaannya barusan.
*****
Di tempat lain, seorang laki-laki hanya bisa tersenyum kecil ketika melihat seorang gadis yang sangat dia kenal terlihat mencoba menghindari dirinya.
Lelaki itu adalah Sakti. Sakti sadar jika Yuna merasa canggung untuk bertemu dengannya. Padahal Sakti merasa sangat senang karena akhirnya dia bisa melihat Yuna kembali.
Sebenarnya pun, kepindahan dirinya ke rumah sakit ini karena suatu alasan. Selain karena keinginan Ayahnya, ada hal lain yang membuat Sakti menyetujui keinginan Ayahnya itu. Dan alasan itu tak lain adalah karena Yuna. Yuna yang menjadi alasan kuat Sakti menerima keinginan Ayahnya untuk dia pindah ke rumah sakit ini.
Sakti kira dirinya tidak akan pernah kembali bertemu dengan Yuna. Ternyata, takdir malah mempertemukan mereka kembali.
Sekarang, Sakti merasa tenang. Sebab, rumah yang dia miliki dulu sekarang telah ada di depan matanya. Tinggal bagaimana cara dia kembali memiliki rumah tersebut sama seperti dahulu.
*****
Sepanjang koridor rumah sakit, di mulai dari suster bahkan sampai dokter, tak henti-hentinya selalu membicarakan satu orang yang kini menjadi trending di rumah sakit Pratama ini. Siapa lagi kalau bukan Sakti, si dokter bedah baru dan juga anak dari pemilik rumah sakit.
Yuna merasa jengah, di mana pun dia berada, entah di kantin, di koridor bahkan di ugd sekali pun semua orang terus saja membicarakan lelaki itu. Mereka tidak tau saja jika orang yang mereka bicarakan itu adalah mantan pacarnya batin Yuna dalam hatinya.
"Dokter Yuna ..."
Panggilan dari belakang tubuhnya membuat Yuna yang sedang berjalan sontak menghentikan langkahnya. Bahkan, koridor yang tadi ramai dengan bisik-bisik sekarang berubah menjadi hening karena suara yang memanggil namanya tadi.
Yuna jelas tau siapa orang yang memanggilnya itu. Dari dulu sampai sekarang Yuna masih sangat hafal bagaimana suara orang tersebut.
Yuna langsung membalikkan badannya ke belakang dan tak lupa memberikan senyum kecil kepada orang di depannya. "Ya, dokter Sakti. Ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET AGAIN (END)
Genç Kız EdebiyatıBertemu dengan mantan pacar sewaktu SMA? Itulah yang di alami oleh Yuna, seorang gadis yang berusia dua puluh sembilan tahun dan berprofesi sebagai dokter anak di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta. Yuna tidak pernah menyangka jika dia kembali...