PART 26

18.5K 1K 6
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

-------------------------------
DIKTA PRASETYO

Dua minggu sudah berlalu dan selama itu juga Yuna tinggal di kediaman Sakti. Bukan hanya itu, Yuna pun sudah beberapa kali melakukan ps*k*terapi bersama Andre, suami Anya.

Untungnya, perkembangan kondisi Yuna setelah melakukan ps*k*terapi mengalami perubahan yang signifikan. Hal itu juga di picu oleh lingkungan tempat tinggal yang tenang dan nyaman sehingga membuat Yuna merasa lebih di perhatikan dan di hargai oleh orang sekitarnya.

Yuna yang baru saja selesai melakukan ps*ko*terapi di temani oleh Sakti pun melangkahkan kaki mereka menuju parkiran rumah sakit.

Namun, langkah kedua orang itu seketika terhenti ketika melihat beberapa perawat, dokter, bahkan pihak keamanan rumah sakit terlihat panik berlarian ke sana kemari seperti mencari sesuatu.

"Mereka kenapa ya, Sak?"

Mendengar suara Yuna yang mengalun membuat Sakti yang berada di sebelahnya juga merasa ikut penasaran dengan apa yang terjadi.

Yuna yang merasa sangat penasaran itu pun sontak memberhentikan salah satu perawat yang melewatinya. "Sus, ini kenapa? Apa ada sesuatu yang terjadi?"

"Salah satu pasien tiba-tiba saja menghilang, dok. Sekarang pihak rumah sakit dan juga orang tua pasien sedang berpencar mencari pasien tersebut. Pihak keamanan rumah sakit pun kini sudah berada di ruang cctv untuk memeriksa keberadaan pasien itu."

Yuna dan Sakti yang mendengar ucapan perawat itu sontak terkejut.

"Nama pasiennya siapa?" tanya Sakti.

"Dikta Prasetyo, dok."

Deg!

Yuna yang mendengar nama itu sontak terkejut dan terdiam di tempatnya. Apakah Dikta Prasetyo yang di maksud perawat di depannya ini adalah Dikta yang dia kenal?

Sakti yang melihat reaksi Yuna pun kembali menatap perawat di depannya. "Ciri-cirinya seperti apa?"

"Dia memiliki tinggi kurang lebih 175 cm, rambutnya berwarna hitam dan sedikit panjang di bagian samping kanannya. Selain itu, dia memiliki warna kulit tan dan memiliki tahi lalat di bagian bawah ujung matanya."

Mendengar penjelasan perawat tersebut, Yuna langsung menatap Sakti panik. "Sak, itu Dikta."

"Oke, oke. Kamu jangan panik. Kita cari dia sama-sama. Aku yakin dia masih ada di sekitar rumah sakit ini" ucap Sakti menenangkan.

"Apa bagian rooftop rumah sakit ada orang yang sudah memeriksanya?"

Pertanyaan dari Sakti langsung di jawab gelengkan oleh perawat tersebut. "Belum ada, dok. Kami masih mencari di sekitar ini saja."

"Kita ke rooftop sekarang."

Belum sempat Sakti dan Yuna melangkahkan kaki mereka, terdengar teriakan nyaring dari arah luar rumah sakit.

"Kenapa lagi?" tanya Yuna panik.

"Dok, saya baru mendapat laporan jika pasien atas nama Dikta Prasetyo sudah di temukan. Dia berada di rooftop rumah sakit. Tapi yang menjadi masalah sekarang adalah dia sekarang sedang berdiri di pinggir pagar pembatas."

Yuna yang mendengar itu lagi-lagi di buat semakin panik. "Sak, kita harus ke sana."

"Kita ke sana sekarang. Dan tolong siapkan matras berukuran besar di bawah sana untuk berjaga-jaga."

MEET AGAIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang