Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...-----------------------------------
PENYELAMATSakti tidak dapat menahan rasa sesaknya ketika mendengar penjelasan dokter Andre mengenai kondisi Yuna.
Depresi, itu yang di katakan dokter Andre mengenai kondisi Yuna sekarang.
Mendengar katanya saja sudah membuat Sakti ketakutan setengah mati, apalagi sekarang orang yang di cintainya mengalami sendiri kondisi tersebut.
"Untungnya Yuna dengan cepat menyadari kondisinya ini. Jika saja terlambat, mungkin kejadian yang pernah Yuna alami dulu akan kembali terjadi."
Ucapan dokter Andre membuat Sakti benar-benar merasa khawatir terhadap gadis yang berada di sampingnya ini.
"Sebenarnya apa yang menyebabkan hal ini muncul kembali, dok?"
Pertanyaan dari Sakti itu membuat Andre menatap lekat lelaki di depannya. "Ada banyak hal sebenarnya yang bisa memicu munculnya depresi ini. Salah satunya itu adalah rasa sedih dan juga tekanan batin. Apabila kedua hal itu terus bertahan lama, maka kemungkinan hal tersebut di sebabkan oleh depresi."
"Bagaimana cara penanganannya, dokter Andre?" tanya Sakti.
"Penanganan yang saya lakukan bisa berupa konseling atau psikoterapi, serta pemberian obat-obatan seperti antidepresan" jawab dokter Andre.
"Saya benar-benar meminta tolong kepada dokter Andre agar bisa menangani Yuna dengan baik. Saya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi kepada Yuna" ucap Sakti serius.
"Anda tenang saja dokter Sakti, saya akan melalukan yang terbaik untuk Yuna" sahut dokter Andre tersenyum.
"Terima kasih, dokter Andre" ucap Yuna pelan.
"Kamu tidak perlu berterima kasih kepada saya, itu sudah menjadi tugas saya sebagai seorang dokter. Bukankan kamu pasien saya?" sahut dokter Andre tersenyum.
Yuna yang mendengar itu sontak terkekeh. "Ya, saya pasien dokter Andre."
"Jadi, kapan dokter Andre memulai memberikan psikoterapi kepada Yuna?" tanya Sakti.
"Kita akan memulai semuanya besok. Sekarang, saya hanya akan memberikan obat minum untuk Yuna. Selain itu, jangan lupa di ingatkan agar Yuna bisa beristirahat dengan cukup. Jangan membuat dia semakin tertekan. Saya yakin dokter Sakti bisa menjaga Yuna dengan baik. Bukankan begitu, Yuna?"
Yuna yang mendengar itu sontak menganggukan kepalanya seraya tersenyum. "Ya, bahkan benar-benar sangat baik."
"Baguslah. Jangan lupa ambil obatnya di depan" ucap dokter Andre tersenyum.
"Terima kasih, dokter Andre. Kalau begitu kami permisi."
Setelah berpamitan, Sakti langsung menggenggam tangan milik Yuna dan membawa gadis itu keluar dari ruangan tersebut.
"Ingat apa yang di ucapkan oleh dokter Andre tadi, Na. Kamu harus lebih banyak beristirahat" nasehat Sakti ketika mereka sudah berada di parkiran rumah sakit, kebetulan sekarang jam kerja mereka telah berakhir.
"Iya, Sakti" sahut Yuna.
"Aku bakalan ingetin kamu terus buat minum obatnya" ucap Sakti.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET AGAIN (END)
ChickLitBertemu dengan mantan pacar sewaktu SMA? Itulah yang di alami oleh Yuna, seorang gadis yang berusia dua puluh sembilan tahun dan berprofesi sebagai dokter anak di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta. Yuna tidak pernah menyangka jika dia kembali...