Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...------------------------------
UNGKAPANYuna yang baru saja selesai melakukan operasi kepada pasiennya secara tidak sengaja bertemu dengan Sakti yang keluar dari ruangan di sebelahnya. Sepertinya lelaki itu juga baru selesai melakukan operasi pikirnya.
Mata Sakti tidak pernah lepas menatap mata Yuna yang berdiri beberapa langkah di depannya. "Na, bisa kita bicara?"
Mendengar nada bicara Sakti yang tak biasa, membuat Yuna sontak menganggukan kepalanya.
Melihat respon Yuna yang mengiyakan ucapannya, membuat Sakti langsung meninggalkan gadis tersebut.
Yuna yang di tinggalkan begitu saja oleh Sakti hanya menatapnya dengan tersenyum.
*****
Di rooftop rumah sakit kini ada Sakti dan juga Yuna yang saling berdiri besisian satu sama lain. Sedari tadi keduanya belum ada yang berani memulai pembicaraan. Hanya ada suara angin yang mengisi kesunyian mereka.
"Sakti ..."
Suara lembut Yuna membuat yang empunya nama langsung mengalihkan tatapannya.
"Aku minta maaf. Maaf atas ucapanku yang mengusir kamu kemaren" lanjut Yuna.
"Gak papa, Na. Aku ngerti. Justru aku yang minta maaf sama kamu karena aku, kamu jadi bahan gosip di rumah sakit ini" sahut Sakti.
"Enggak, Sak. Aku sadar, seharusnya aku gak perlu menanggapi mereka. Lagi pula, apa yang mereka bicarakan terhadap kita semuanya gak seperti itu" ucap Yuna.
"Na .."
"Iya, Sak?"
"Dari dulu sampai sekarang, nama kamu ada di hati aku. Bahkan, rasa cinta ku untuk kamu masih terus ada dan terus bertambah. Aku gak bisa terus memendam semua ini, Na. Aku benar-benar gak bisa tanpa kamu."
DEG!
"Sakti" lirih Yuna.
"Na, aku tau kita udah gak punya hubungan apa-apa lagi selain cuma mantan kekasih. Tapi, aku masih cinta sama kamu, Na. Keputusan yang kita buat dulu ternyata membuat aku gak bisa lepas gitu aja sama kamu. Aku benar-benar butuh kamu di hidup ku, Na."
"Di sini" tunjuk Sakti pada dada kirinya. "Selalu berdetak dengan hebat, sama seperti dulu" lanjutnya.
"Aku gak tau, apa cuma aku sendiri yang merasakan semua itu. Tapi yang jelas, aku benar-benar gak bisa memendam rasa ini lebih lama lagi. Maaf, Na. Aku minta maaf karena gak bisa menghilangkan rasa aku buat kamu."
Yuna yang mendengar semua penuturan Sakti hanya bisa terdiam. Dia benar-benar tidak menyangka jika lelaki itu ternyata selama ini masih menyimpan perasaan lebih terhadapnya.
"Maaf ya Na buat kamu kaget dengar semua ini. Anggap aja semua yang aku ucapin a---"
"Gak, Sak. Aku juga sama. Aku--- aku juga masih cinta sama kamu. Aku butuh kamu, Sak" potong Yuna.
Sakti? Tentu saja lelaki yang memakai jas dokter itu terkejut akan ucapan tersebut. "Na, kamu?"
"Bukan hanya kamu, Sak. Aku juga sama. Sejak kamu pergi, aku benar-benar ngerasa sendiri. Laura, kamu, semua orang yang begitu berharga di hidup aku satu persatu pergi. Hati aku kosong, Sak. Gak ada rumah tempat aku pulang. Rumah yang menjadi tempat aku pulang semuanya udah gak ada."
"Tapi, semenjak kehadiran kamu aku benar-benar merasa bahwa rumah yang selama ini pergi akhirnya kembali lagi. Aku bahagia, Sak. Bahagia karena kamu akhirnya ada lagi di dekat aku. Aku gak bisa bohongin diri aku sendiri kalau aku juga masih cinta sama kamu dan aku benar-benar butuh kamu, Sakti."
"Na, apa kamu mau kita kembali seperti dulu? Menjadi pelengkap di hidup aku?" tanya Sakti dengan wajah yang menatap lekat gadis di sampingnya.
Yuna tersenyum dan menganggukan kepalanya. "Aku mau, Sak."
Sakti yang mendengar itu langsung membawa tubuh Yuna ke dalam dekapannya. Wangi vanila begitu menyeruak masuk ke dalam indera penciumannya. Dari dulu sampai sekarang wangi vanila dari tubuh gadis yang berada di dalam dekapannya itu tidak pernah berubah sedikit pun. Wangi inilah yang membuat dirinya begitu candu untuk memeluk gadis tersebut.
Sedangkan di dalam dekapan Sakti, Yuna terus saja mengembangkan senyumnya. Yuna menyadari setelah sekian lama akhirnya dia bisa tersenyum bahagia seperti ini. Yuna merasa kebahagiannya yang dulu hilang kini telah kembali kepadanya.
Yuna berharap dengan kembalinya Sakti ke dalam hidupnya, kehidupannya yang kelabu akan berubah jauh lebih berwarna seperti dahulu.
-bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET AGAIN (END)
ЧиклитBertemu dengan mantan pacar sewaktu SMA? Itulah yang di alami oleh Yuna, seorang gadis yang berusia dua puluh sembilan tahun dan berprofesi sebagai dokter anak di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta. Yuna tidak pernah menyangka jika dia kembali...