PART 32

20.8K 1.1K 6
                                        

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

---------------------------------
KETAHUAN KAH?

Seperti biasa, setiap pagi Yuna selalu bangun pagi dan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan juga Sakti. Pagi ini mereka akan kembali bekerja seperti biasanya. Apalagi sekarang adalah hari senin, hari yang sangat Yuna tidak sukai, baik itu ketika sekolah atau ketika bekerja seperti saat ini. Namun, demi kehidupan yang baik dan karir yang cemerlang, hari senin bukan menjadi penghalang baginya.

"Selamat pagi ..."

Sapaan lembut dari Yuna mampu membuat Sakti tersenyum. "Selamat pagi juga, sayang."

"Yuk, sarapan. Kali ini aku bikinin omelet. Semoga kamu suka ya" ucap Yuna tersenyum.

"Apapun yang kamu bikin, aku bakal selalu suka" sahut Sakti dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Kamu lagi sakit mata? Kok kedap kedip gitu?"

Sakti yang mendengar ucapan tersebut pun langsung mendatarkan wajahnya. "Makan aja deh kita."

Yuna yang melihat wajah datar Sakti pun di buat terkikik dan kemudian memakan sarapannya.

*****

Setelah sarapan selesai tadi, Sakti dan Yuna langsung bergegas berangkat ke rumah sakit. Kini, kedua orang itu sudah berada di dalam lift untuk menuju ruangan mereka.

Ting!

Suara dentingan yang di sertai dengan terbukanya pintu lift, membuat Yuna langsung menatap ke arah Sakti. "Aku ke ruangan dulu. Semangat kerjanya."

Cup!

Setelah memberikan kecupan dan semangat kepada lelaki yang di cintainya, Yuna langsung keluar dari dalam lift dengan senyum yang terpatri wajahnya.

Pintu lift pun kembali tertutup dan Sakti sontak memegang bekas kecupan yang di berikan oleh Yuna tadi kepadanya. "Bisaan banget bikin orang bahagia."

*****

Sesampainya di ruangan, Yuna langsung melakukan visit kepada para pasiennya.

Dengan jas putih dan stetoskop yang tergantung di lehernya, Yuna melangkah kakinya ke kamar rawat anak yang menjadi pasiennya di temani oleh suster Rini.

Hati Yuna seketika menghangat ketika melihat anak-anak yang menjadi pasiennya itu senantiasa di temani oleh para orang tuanya. Yuna jadi merasa iri ketika anak-anak itu mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua mereka, tidak seperti dirinya dulu. Dia sakit pun orang tuanya terlihat tidak peduli, apalagi bundanya.

"Ck, kenapa jadi mikirin itu sih. Fokus Yuna. Semangat!"

"Selamat pagi anak-anak manis ..."

Sapaan Yuna membuat anak-anak yang menjadi pasiennya itu sontak tersenyum melihat kedatangannya.

"Dokter cantik ..."

Pekikan dari anak-anak tersebut membuat Yuna tersenyum. "Siapa yang pengen sembuh? Dan main-main lagi sama teman-temannya?"

"Saya, dok ..."

MEET AGAIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang