Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...-----------------------------
TUNAI JANJIJika kemaren-kemaren hanya Yuna dan Sakti saja yang berkunjung ke makam Laura, maka kali ini kedua orang tersebut datang bersama Mahendra, Saras, mama Susan dan juga Kevin.
Yuna meletakkan bunga mawar merah di atas gundukkan tanah di depannya.
Mahendra yang pertama kali melihat makam sang anak langsung berkaca-kaca. Apalagi setelah melihat nama Mahendra tersemat di belakang nama sang anak. Dia masih tidak mempercayai semua ini. Alih-alih melihat wajah sang anak, justru dia di hadapkan dengan makam anaknya sendiri.
Saras pun tak jauh berbeda dengan Mahendra. Wanita paruh baya tersebut langsung menumpahkan tangisnya. Anak yang dia tinggalkan dulu ternyata sudah lebih dulu pergi meninggalkannya. Bahkan, kata maaf saja belum terucap dari mulutnya untuk sang anak. Dia masih tidak mempercayai semua ini.
Mengabaikan respon kedua orang tuanya di sana, Yuna berjongkok dan mengelus papan nama yang bertuliskan "Laura Anastasya Mahendra" itu dengan lembut. "Dek, kakak datang lagi. Kali ini kakak wujudkan keinginan kamu dulu."
"Dulu kamu pengen ketemu sama bunda dan juga ayah kan? Kakak udah bawa mereka. Maaf kakak baru bisa wujudin keinginan kamu sekarang."
"Kamu pasti senang kan di sana? Keinginan kamu dari dulu akhirnya terwujud. Kamu akhirnya bisa lihat bunda dan ayah."
"Kakak akhirnya lega, dek. Kakak lega karena kakak bisa wujudin keinginan kamu. Kakak harap, kamu di sana bisa tenang dan bisa mendapatkan kebahagian yang gak kamu dapatkan selama kamu hidup di dunia ini."
Sakti pun ikut berjongkok di sebelah Yuna dan membawa gadisnya itu bersandar ke bahunya.
"Laura, anak ayah. Ini ayah, nak ..." lirih Mahendra yang berjongkok di depan Yuna dan juga Sakti sambil memegang nisan milik sang anak.
"Maaf ayah baru tau tentang keberadaan kamu. Dan maaf ayah baru menemui kamu sekarang. Maaf, nak" isak Mahendra.
Mama Susan pun langsung memeluk tubuh suaminya dari samping. Mama Susan masih merasa terkejut dengan semua fakta yang di ucapkan Yuna hari ini. Namun, ketika tau apa yang telah terjadi di kehidupan anak sambungnya tersebut, dia mengerti mengapa anaknya itu bersikap dingin kepada ayahnya sendiri.
"Adek, bunda datang sayang. Bunda datang. Bunda kangen adek. Bunda minta maaf sayang. Maaf karena dulu bunda meninggalkan adek bersama kakak. Bunda nyesel, dek. Gara-gara bunda ninggalin kalian dulu, bunda sekarang gak bisa lihat kamu. Maafin sikap egois bunda. Maaf, sayang" isak Saras yang berjongkok di samping Sakti.
Kevin yang masih berdiri hanya menatap sendu ke arah gundukan tanah yang berada di hadapannya. Dia senang karena ternyata dia memiliki dua orang adik perempuan. Namun, kenyataan jika salah satu adiknya pergi lebih dulu di banding dirinya, membuat Kevin benar-benar merasa sedih. Apalagi mengingat jika kepergian adiknya ini di sebabkan kejadian tragis yang dialaminya. Kevin sangat-sangat mengutuk orang-orang yang menyebabkan perginya sang adik.
Langit yang pada awalnya cerah seketika berubah menjadi mendung. Bahkan, bunyi gemuruh dari atas sana mulai bersuara.
"Na, ayo kita pulang" ajak Sakti lembut.
Yuna yang mendengar itu pun menganggukan kepalanya.
Pasangan tersebut langsung berdiri dari tempatnya. Tangan Sakti menggenggam tangan milik Yuna dengan erat.
"Semuanya, kami permisi" pamit Sakti kepada semua orang.
"Sakti ..."
Panggilan dari Kevin membuat Sakti sontak mengalihkan tatapannya kepada lelaki tersebut.
"Tolong jaga adik saya" pinta Kevin.
Sakti yang mendengar itu sontak tersenyum kecil. "Tentu saja."
Setelah mengatakan itu, Sakti dan Yuna langsung melangkahkan kaki mereka meninggalkan area pemakaman.
Sedangkan, orang-orang yang berada di pemakanan tersebut masih setia berada di samping makam Laura. Mereka yang berada di sana, khususnya Mahendra dan Saras, menyesali semua perbuatan mereka dulu. Terlebih Saras, dia benar-benar menyesal karena dulu memilih ikut pergi bersama suaminya sehingga meninggalkan kedua anaknya yang masih butuh kasih sayang dan juga perhatian darinya.
-bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET AGAIN (END)
Romanzi rosa / ChickLitBertemu dengan mantan pacar sewaktu SMA? Itulah yang di alami oleh Yuna, seorang gadis yang berusia dua puluh sembilan tahun dan berprofesi sebagai dokter anak di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta. Yuna tidak pernah menyangka jika dia kembali...