PART 38

21.8K 1.1K 18
                                        

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

------------------------------------
HUKUM ALAM?

Hari yang di tunggu Yuna akhirnya tiba. Malam ini Sakti akan datang melamarnya secara resmi.

Di kediaman Mahendra saat ini pun ada Saras yang ikut bergabung karena mendapatkan kabar dari mama Susan. Mahendra yang tau akan kedatangan mantan istrinya itu pun terlihat biasa. Baginya, hubungan mereka memang sudah berakhir. Namun, hubungan orang tua dan anak, yakni mereka kepada Yuna masih harus tetap terjalin sampai mereka berdua sudah tidak ada kelak.

Sejak terbongkarnya fakta mengenai Laura, Mahendra dan Saras berusaha untuk menjalin hubungan yang lebih kepada Yuna. Namun, sampai saat ini Yuna masih bersikap dingin kepada kedua orang tersebut. Bagi Yuna, menjalin hubungan yang sudah pernah rusak itu sangat sulit. Apalagi hubungan tersebut di rusak oleh kedua orang yang di sebut sebagai orang tuanya itu.

Yang menjadi fokus Yuna saat ini adalah dia ingin menjalani hidupnya dengan tenang dan bahagia. Dia ingin lepas dari semua bayang-bayang kelam yang selama ini selalu berada di kepalanya. Kata maaf saja tidak cukup untuk menjadi obat di hatinya. Baginya, biarlah semua berjalan dengan semestinya dan setiap apa yang di lakukan oleh setiap manusia kepada manusianya lainnya, biar hukum alam yang bertindak.

*****

Kedatangan Sakti dan juga papa Kandra di sambut baik oleh Mahendra. Kedua lelaki paruh baya tersebut bahkan saling berpelukan singkat satu sama lain.

"Selamat datang, Reza" sapa Mahendra.

"Terima kasih atas sambutan baik kamu ini, Mahendra" sahut Reza tersenyum.

"Tentu saja saya harus memberikan penyambutan yang baik kepada kalian. Sebentar lagi kita akan menjadi keluarga, bukan?" ucap Mahendra.

"Ya tentu saja, kita akan menjadi keluarga" sahut Reza.

"Ayo masuk" persilahkan Mahendra kepada Sakti dan juga Reza.

*****

"Jadi, tujuan kami ke sini adalah untuk melamar anak anda Yuna untuk menjadi istri dari anak saya Sakti. Biarkan anak saya sendiri yang mengutarakan niat baiknya itu kepada kalian" ucap Reza dengan wajah yang serius.

Sakti pun menatap Mahendra dengan tatapan yang tegas. "Sebelumnya saya meminta maaf karena secara tiba-tiba mengajukan kedatangan kami ke sini pada malam hari ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada om dan tante karena bersedia mengiyakan ajakan saya ini."

"Seperti yang di ucapkan oleh papa saya sebelumnya, kedatangan kami ke sini memiliki maksud tertentu. Saya, Sakti Rahadian Pratama ingin melamar putri anda Yuna Prastika Mahendra untuk menjadi istri saya. Saya tentu berharap lamaran saya ini di terima dan di restui oleh om dan juga tante selaku orang tua dari orang yang sangat saya cintai."

Mahendra dan Saras secara bersamaan menatap ke arah Yuna yang begitu terlihat menatap Sakti dengan tatapan yang teduh. Apalagi setelah mereka melihat tatapan yang di berikan Sakti kepada Yuna ketika lelaki itu baru saja datang, membuat mereka bisa melihat tatapan penuh cinta dari mata Sakti kepada anak mereka. Mereka yakin, dengan melepaskan Yuna kepada Sakti, anak mereka akan bahagia.

Ada rasa penyesalan begitu dalam di hati Mahendra dan juga Saras. Anak mereka dulu yang polos, penurut, ceria dan menatap mereka dengan tatapan yang penuh sayang kepada, sekarang berubah menjadi gadis yang begitu mandiri, tegas serta bertanggung jawab. Dan jangan lupakan tatapan yang penuh sayang dari anak mereka dulu sekarang di gantikan dengan tatapan yang penuh akan kekecewaan. Mereka sadar, mereka terlalu egois. Mereka hanya memikirkan kesenangan mereka saja tanpa memperdulikan anak mereka yang butuh kasih sayang dan perhatian. Oleh sebab itu, mereka ingin anak mereka bisa meraih kebahagiannya, meski di kebahagiaan itu tidak ada mereka berdua di dalamnya.

"Saya menyerahkan semua keputusan kepada Yuna. Apapun yang membuat Yuna bahagia, maka saya juga akan ikut berbahagia atas itu" ucap Mahendra dengan tersenyum kecil.

"Satu pesan saya, jaga Yuna dan berikan dia berjuta kasih sayang di dalam hidupnya. Saya percaya kamu, Sakti" lanjut Mahendra.

"Bagaimana, sayang? Apa kamu menerima lamaran Sakti?" tanya mama Susan lembut.

"Aku terima, ma."

Jawaban dari Yuna itu membuat semua orang yang di sana tersenyum. Namun, di balik senyuman itu ada satu orang yang merasa begitu iri akan panggilan yang di ucapkan Yuna kepada ibu sambungnya. Dia Saras.

"Kapan bunda juga bisa mendengar panggilan lembut dari kamu seperti yang kamu ucapkan pada Susan, sayang" batin Saras sendu.

Jangan kira Yuna tidak melihat tatapan sendu dari bundanya itu. Dia melihat dengan jelas, bahkan sangat.

"Hukum alam itu berlaku untuk semua makhluk hidup yang ada di bumi. Tinggal menunggu gilirannya saja kapan waktu itu tiba" batin Yuna tersenyum.

-bersambung-

MEET AGAIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang