PART 34

17K 1K 17
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

--------------------------------
TERBONGKAR

Ini sudah dua hari berlalu semenjak Kevin menanyakan perihal Laura kepada Yuna. Sejak hari itu pula, Yuna menjadi sedikit menjauhi Kevin karena masalah tersebut. Namun, rencana Yuna yang menjauhi Kevin harus terhambat karena pasalnya saat ini Yuna bersama Sakti sedang berada di kediaman Mahendra karena permintaan lelaki paruh baya itu yang ingin menemui keduanya.

"Omg! Akhirnya kalian datang juga. Ayo-ayo masuk. Mama mau siapin minuman sama cemilan buat kita ngobrol-ngobrol nanti."

Baru saja Yuna dan Sakti menginjakkan kaki mereka di dalam rumah, mereka langsung di sambut seruan heboh dari mama Susan. Yuna dan Sakti yang melihat itu hanya bisa tersenyum.

"Gak perlu repot-repot, tante."

Mama Susan yang mendengar ucapan Sakti seketika mencebik tak suka. "Kok tante? Panggil mama aja, kan kamu bentar lagi jadi mantunya mama."

Sakti pun langsung menatap Yuna yang tersenyum geli seraya mengendikkan kedua bahunya. "Mama?"

"That's right. Seterusnya panggil mama dengan sebutan itu" ucap mama Susan tersenyum.

"Yaudah, mama ke belakang dulu. Kalian ke ruang keluarga sana."

Setelah mengatakan itu, mama Susan pun langsung meninggalkan kedua orang tersebut di sana.

"Ayo" ajak Yuna sambil menggenggam tangan Sakti.

Keduanya pun langsung melangkahkan kaki mereka menuju ruang keluarga.

*****

Di ruang keluarga saat ini sudah ada Yuna, Sakti, Mahendra, mama Susan dan juga Kevin. Dan sedari tadi mereka semua yang berada di sana hanya saling pandang tanpa mengucapkan satu patah kata apapun, sehingga membuat mama Susan yang melihat itu menatap jengah.

"Ayolah, jangan diam seperti ini. Katanya ada yang ingin Ayah bicarakan kepada Yuna dan juga Sakti. Sekarang orangnya udah ada lo. Gak mau ngobrol emang?"

Ucapan mama Susan membuat Mahendra yang duduk di samping istrinya tersebut langsung berdehem. "Apa benar kamu sudah melamar Yuna?"

Sakti yang tau ini adalah pertanyaan untuknya langsung menganggukkan kepalanya. "Iya, saya sudah melamar Yuna secara pribadi. Om tenang saja, saya akan membawa papa saya ke rumah om untuk melamar Yuna secara resmi."

"Apa kamu serius terhadap Yuna?" tanya Mahendra dengan tatapan yang menyelidik.

"Tentu saja saya serius kepada Yuna. Oleh sebab itu, saya melamarnya" jawab Sakti tegas.

Mahendra bisa melihat jika laki-laki yang duduk bersebrangan dengannya ini benar-benar serius kepada anak perempuannya. Bahkan, dari awal melihat kedatangan laki-laki itu ke rumah ini, dia yakin jika lelaki tersebut bisa menjaga anaknya dengan baik, tidak seperti dirinya.

"Baiklah. Saya tunggu kedatangan kamu dan juga papa kamu ke rumah ini."

"Tentu saja, om."

Mendengar ucapan lelaki paruh baya tersebut membuat Yuna terkekeh di dalam hatinya. Ternyata lelaki paruh baya itu bisa berperan menjadi seorang ayah yang baik juga. Peran yang di mainkannya terlihat begitu bagus.

MEET AGAIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang